Universitas dan Daya Saing UMKM

Sabtu, 12 Februari 2022 - 10:15 WIB
Oleh karenanya, mendorong lulusan universitas untuk mendukung UMKM merupakan jalan keluar yang produktif guna mencegah ledakan pengangguran. Selama ini UMKM kekurangan talenta yang menguasai manajemen keuangan, pemasaran, produksi operasi, inovasi dan digitalisasi. Masuknya lulusan universitas adalah darah segar bagi penguatan UMKM.

Kedua, universitas sebagai sumber inovasi dan teknologi. Universitas dapat meningkatkan daya saing UMKM melalui inovasi dan teknologi yang dimiliki. Transfer pengetahuan, inovasi dan teknologi pada UMKM dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan inkubasi (Piterou & Birch, 2014). Dalam hal ini, hasil-hasil penelitian yang bersifat aplikatif dan sesuai kebutuhan pasar harus bisa diakses oleh UMKM dengan mudah dan murah.

Memberi kesempatan UMKM untuk memanfaatkan inovasi dan teknologi yang dimiliki universitas dapat membantu mereka tumbuh, berkembang dan berdaya saing. Hal ini bisa mengokohkan peran universitas sebagai agen pemberdayaan ekonomi dan teknologi. Bahkan, universitas berpotensi menjadi penggerak kesejahteraan nasional melalui penguatan UMKM (Alexander & Eugeniy, 2012).

Kesenjangan Interaksi

Untuk bisa berperan lebih, universitas perlu berhubungan erat dengan UMKM. Interaksi universitas dan UMKM memicu peningkatan kreativitas, inovasi dan transfer teknologi. Selain itu, universitas bisa mendidik pelaku UMKM dengan mental wirausaha.

Menurut Schumpeter (1911), inovasi dan kewirausahaan merupakan penentu dalam pembangunan ekonomi. Oleh karenanya, interaksi universitas dan UMKM akan bernilai strategis bagi perekonomian nasional.

Data statistik pendidikan tinggi (2020) menunjukkan jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.593 unit. Sayangnya, tidak lebih dari 5% yang memiliki kemampuan berhubungan dengan industri. Akibatnya, hasil penelitian penting yang dimiliki kampus “mangkrak” di perpustakaan tanpa memberikan manfaat lebih bagi UMKM. Padahal, biaya penelitian cukup besar.

Selama ini dipersepsi ada jarak yang lebar antara universitas dan industri, khususnya UMKM. Inovasi universitas dianggap kurang sesuai kebutuhan UMKM. Sementara UMKM sering tidak percaya diri berhubungan dengan universitas. Mereka tidak berani datang dan menyampaikan kebutuhannya berkaitan dengan daya saing. Padahal, banyak universitas sudah memiliki inkubator bisnis yang dapat membantu mengatasi permasalahan UMKM.

Kesenjangan interaksi universitas dan UMKM menyebabkan hilangnya kesempatan UMKM dalam mengadopsi inovasi universitas yang dapat meningkatkan daya saing. Di sisi lain, hasil penelitian yang tidak diadopsi merupakan pemborosan sumber daya bagi universitas dan negara. Oleh karenanya, kesenjangan interaksi ini perlu segera diatasi.

Perlu Mediator
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More