Tokoh Dukung Tolak Vaksin, Luhut: Dia Sama Saja Menyarankan Komunitasnya Dibunuh
Kamis, 10 Februari 2022 - 10:52 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta tokoh masyarakat tidak mendorong para pengikutnya untuk mengabaikan vaksinasi atau pun protokol kesehatan. Menurut Luhut, dukungan tersebut sama saja membunuh suatu komunitas.
"Jadi saya imbau, saya perlu katakan, jangan ada yang mengklaim dirinya tokoh, kemudian menyarankan tidak vaksin, dia sama menyarankan komunitasnya itu untuk dibunuh," ujar Luhut dalam wawancara khusus dengan MNC Portal Indonesia di kantornya, Rabu (9/2/2022).
Luhut mengakui bahwa gejala yang ditimbulkan varian Omicron tidak separah varian Delta. Namun, alasan tersebut bukan berarti masyarakat dapat abai terhadap prokes. Apalagi dalam catatannya, tingkat kematian akibat tren varian kali ini 70% menimpa orang yang belum vaksin, memiliki komorbid, dan sudah di atas 50 tahun. Luhut pun meminta masyarakat memperhatikan dampaknya.
"Yang belum divaksin dan kemudian yang komorbid dan juga tidak taat atau mengabaikan protokol kesehatan itu dampak pada mereka banyak, bahaya," kata Luhut.
Masyarakat diminta percaya terhadap anjuran ilmuwan dan ahli. Kepercayaan tersebut, tambah Luhut, kemudian diikuti dengan berdoa. "Jadi kita percaya kepada ilmuwan kepada data dan ahli yang sudah menganjurkan. Ya tentu berdoa. Artinya, berdoa itu jangan jadi kesombongan rohani bahwa seolah-olah kalau berdoa sudah selesai," katanya.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi dan Isoter, Kapolri Minta Forkopimda Babel Perkuat Pencegahan Lonjakan Covid-19
"Jadi saya imbau, saya perlu katakan, jangan ada yang mengklaim dirinya tokoh, kemudian menyarankan tidak vaksin, dia sama menyarankan komunitasnya itu untuk dibunuh," ujar Luhut dalam wawancara khusus dengan MNC Portal Indonesia di kantornya, Rabu (9/2/2022).
Luhut mengakui bahwa gejala yang ditimbulkan varian Omicron tidak separah varian Delta. Namun, alasan tersebut bukan berarti masyarakat dapat abai terhadap prokes. Apalagi dalam catatannya, tingkat kematian akibat tren varian kali ini 70% menimpa orang yang belum vaksin, memiliki komorbid, dan sudah di atas 50 tahun. Luhut pun meminta masyarakat memperhatikan dampaknya.
"Yang belum divaksin dan kemudian yang komorbid dan juga tidak taat atau mengabaikan protokol kesehatan itu dampak pada mereka banyak, bahaya," kata Luhut.
Masyarakat diminta percaya terhadap anjuran ilmuwan dan ahli. Kepercayaan tersebut, tambah Luhut, kemudian diikuti dengan berdoa. "Jadi kita percaya kepada ilmuwan kepada data dan ahli yang sudah menganjurkan. Ya tentu berdoa. Artinya, berdoa itu jangan jadi kesombongan rohani bahwa seolah-olah kalau berdoa sudah selesai," katanya.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi dan Isoter, Kapolri Minta Forkopimda Babel Perkuat Pencegahan Lonjakan Covid-19
(abd)
tulis komentar anda