Kandungan BPA di Air Galon Isi Ulang Pengaruhi Kesuburan? Cek Faktanya

Minggu, 06 Februari 2022 - 13:05 WIB
Pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, angka kelahiran justru semakin meningkat. Hal ini juga menjadi sorotan BKKBN. Menurut data BKKBN, angka kelahiran nasional pada Januari 2021 meningkat sekitar 300.000. Menurut Hasto, penyebabnya adalah karena terganggunya layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama Covid-19. Jadi jelas, penggunaan kontrasepsilah yang bisa mengurangi jumlah kelahiran di Indonesia, bukan karena mengkonsumsi air minum galon guna ulang.

Berbagai testimoni dari masyarakat juga membuktikan bahwa tidak ada korelasinya antara air minum galon guna ulang dengan infertilitas. Ibu Memi di Depok mengaku telah menggunakan galon guna ulang ini di rumah sejak awal nikah. "Tapi, saya tidak pernah ada masalah untuk hamil. Malah saya sudah punya 6 anak," katanya.

Ibu Nuning dari Kelurahan Cilangkap, Tapos, Kota Depok juga mengatakan hal serupa. Dia mengaku menggunakan galon polikarbonat di rumah dan tidak memiliki masalah dengan kehamilan. "Saya sekarang punya 5 anak tuh," ucapnya.

Demikian juga dengan Ibu Hasan tetangga bu Nuning, juga telah memiliki anak 5 meski keluarganya mengonsumsi air galon guna ulang setiap hari.

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan justru sedang berjuang keras menghadapi penyusutan populasinya. Namun, pertumbuhan angka kelahiran yang rendah di Korsel ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan air minum galon guna ulang yang mereka konsumsi. Hal itu dilakukan karena mereka harus membangun kembali negaranya setelah Perang Korea 1950-1953. Masyarakat memupuk keyakinan bahwa pendidikan formal sangat penting untuk peluang kerja dan kebahagiaan anak-anak mereka di masa depan.

"Semua orang tua ingin memberikan pendidikan elite kepada anak-anak mereka. Itu berarti mereka harus menghabiskan 50% pendapatan mereka untuk pendidikan. Itu adalah beban besar bagi keluarga, dan berarti bahwa sebagian besar pasangan hanya mampu membiayai satu anak," kata Ohe Hye-gyeong, peneliti di International Christian University, Tokyo.

Jadi, jelas kondisi populasi yang ada di Korsel ini bukan disebabkan oleh air minum galon guna ulang, tapi memang karena kemauan dari masyarakatnya sendiri agar bisa menyejahterakan kehidupan anak-anak mereka.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More