Segudang Asa Pengembangan Energi Nuklir di Indonesia

Selasa, 25 Januari 2022 - 15:23 WIB
Secara umum, setiap pelaksanaan proyek pembangkit nuklir tentu telah memenuhi persyaratan faktor keselamatan terketat dan dilaksanakan sesuai dengan standar Badan Tenaga Atom Internasional. Perlu dicatat bahwa pemilihan lokasi PLTN, turut memperhitungkan sejumlah faktor, termasuk faktor seismisitas, fenomena geoteknik dan meteorologi, banjir, serta peristiwa-peristiwa yang bersifat antropogenik. Ini merupakan proses yang membutuhkan ketelitian dan padat karya, melibatkan pekerjaan teknik dan survei, serta memakan waktu, dikarenakan faktor keamanan menjadi keutamaan.

PLTN dimungkinkan untuk dibangun dekat daerah permukiman. Di Rusia, ada 20 kota yang berada dekat PLTN dan perusahaan industri nuklir, misalnya St. Petersburg, Voronezh, dan Yekaterinburg. Situasi serupa terdapat di Prancis, di mana PLTN menghasilkan lebih dari 70% sumber energi negara tersebut.

Kami yakin bahwa Indonesia memiliki semua prasyarat yang diperlukan untuk menerapkan energi nuklir ke dalam neraca energi negara. Indonesia merupakan salah satu negara paling maju di Asia Tenggara dalam bidang penggunaan teknologi nuklir. Negara ini telah mendirikan pusat penelitian – tiga reaktor penelitian, pakar-pakar dan infrastruktur nuklir.

Produk utama BUMN Rusia “Rosatom” adalah PLTN berkapasitas tinggi (PLTN BM) berbasis teknologi VVER-1200 generasi III+. PLTN berkapasitas tinggi ini memiliki kinerja tinggi dan memenuhi semua persyaratan keselamatan pasca-Fukushima berkat kombinasi sistem aktif dan pasif yang efektif. Siklus hidup PLTN berkapasitas tinggi adalah 60 tahun dengan kemungkinan untuk dilakukan perpanjangan.

Selain PLTN berkapasitas tinggi, “Rosatom” saat ini sedang mengerjakan proyek PLTN berkapasitas rendah dalam versi darat dan terapung. Stasiun semacam itu memecahkan masalah kekurangan energi di wilayah terpencil, jauh dari jaringan listrik pusat, serta mampu beroperasi dalam moda kogenerasi, sehingga mampu menyediakan kepada pelanggan tidak hanya listrik, tetapi juga panas, serta dapat digunakan untuk desalinasi dan produksi hidrogen.

Solusi penggunaan PLTN kapasitas rendah di darat adalah dengan menggunakan pembangkit reaktor RITM-200N dengan kapasitas terpasang sekitar 55 MW. Saat ini, Rusia sedang melaksanakan proyek pembangunan PLTN kapasitas rendah berbasis darat. Tahap uji coba dijadwalkan pada 2028. Teknologi reaktor RITM-200N didasarkan pada teknologi yang telah teruji oleh waktu dan telah terbukti keefektifannya selama bertahun-tahun dalam pengoperasian kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia.

Pada 2020 PLTN terapung satu-satunya di dunia bernama “Akademisi Lomonosov” berhasil mulai dioperasikan di bagian utara Rusia (wilayah Okrug Otonom Chukotka, kota Pevek). Kami yakin bahwa teknologi tersebut akan menjadi solusi yang lebih kuat, padat dan efisien untuk berbagai negara dan wilayah di dunia, termasuk Indonesia.

Dengan demikian, kapasitas listrik proyek akan menjadi 100 MW, siklus bahan bakar (fuel cycle) – hingga 10 tahun, dan siklus hidup stasiun pembangkit akan menjadi 60 tahun. PLTN terapung dapat digunakan untuk memasok energi bagi konsumen di daerah terpencil, misalnya di pulau-pulau, daerah kepulauan, industri besar, fasilitas pertambangan dan infrastruktur, dll.

Kami yakin bahwa energi nuklir dapat menjadi solusi atas pertanyaan tentang bagaimana cara menjaga pembangunan ekonomi Indonesia tetap kuat dan di saat yang sama memberikan kontribusi pada pencapaian netralitas karbon.

Topik ini memiliki relevansi khusus dalam konteks rencana pembangunan ibu kota negara yang baru di pulau Kalimantan, untuk itu pihak Rusia siap memberikan dukungan penuh, termasuk dalam hal penyediaan listrik murah dan ramah lingkungan bagi kota Nusantara.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More