Pengamat: Komposisi Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024 Usulan Konyol
Rabu, 19 Januari 2022 - 14:21 WIB
JAKARTA - Upaya mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024 dinilai konyol. Ide Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi dianggap tidak masuk akal.
Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menilai upaya Sekber Prabowo-Jokowi itu sama saja menurunkan derajat politik Jokowi yang berhasil mengalahkan Prabowo dalam dua kali pilpres. "Komposisi Prabowo-Jokowi adalah usulan konyol, tidak make sense," kata Umam kepada SINDOnews, Rabu (19/1/2022).
Lagipula, kata dia, posisi wakil presiden tidak akan memberikan peran fundamental dalam pengambilan keputusan strategis. "Sementara Prabowo masih harus banyak belajar dari Jokowi dalam mengelola stabilitas politik dan mengeksekusi kebijakan publik," ujarnya.
Maka itu, dia meyakini Presiden Jokowi akan menolak tawaran skema koalisi semacam itu. "Di sisi lain, skema seperti itu tampak jelas ketidakpercayaan diri tim Prabowo sehingga harus memanfaatkan dan mengeksploitasi Jokowi untuk mengonsolidasikan pemilih dan pendukungnya," tuturnya.
Selain itu, dia menilai Jokowi di 2024 perlu meniru Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bersikap netral, menjaga proses demokrasi yang matang dan juga menjamin proses transisi kekuasaan berjalan lancar. "Itu contoh baik dari SBY yang perlu diingat dan dijalankan Jokowi di 2024 mendatang," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menilai upaya Sekber Prabowo-Jokowi itu sama saja menurunkan derajat politik Jokowi yang berhasil mengalahkan Prabowo dalam dua kali pilpres. "Komposisi Prabowo-Jokowi adalah usulan konyol, tidak make sense," kata Umam kepada SINDOnews, Rabu (19/1/2022).
Lagipula, kata dia, posisi wakil presiden tidak akan memberikan peran fundamental dalam pengambilan keputusan strategis. "Sementara Prabowo masih harus banyak belajar dari Jokowi dalam mengelola stabilitas politik dan mengeksekusi kebijakan publik," ujarnya.
Maka itu, dia meyakini Presiden Jokowi akan menolak tawaran skema koalisi semacam itu. "Di sisi lain, skema seperti itu tampak jelas ketidakpercayaan diri tim Prabowo sehingga harus memanfaatkan dan mengeksploitasi Jokowi untuk mengonsolidasikan pemilih dan pendukungnya," tuturnya.
Selain itu, dia menilai Jokowi di 2024 perlu meniru Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bersikap netral, menjaga proses demokrasi yang matang dan juga menjamin proses transisi kekuasaan berjalan lancar. "Itu contoh baik dari SBY yang perlu diingat dan dijalankan Jokowi di 2024 mendatang," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda