Di Hadapan Jokowi, Doni Beberkan 1 Dokter Tangani 130 Ribu Pasien
Rabu, 10 Juni 2020 - 15:27 WIB
JAKARTA - Di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) , Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut tenaga medis di Indonesia untuk menangani COVID-19 sangat terbatas. Dia mengatakan bahwa dokter paru-paru di Indonesia kurang dari 2 ribu orang.
“Dokter paru yang ada di negara kita jumlahnya kurang dari 2 ribu orang. Artinya 1 dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga negara,” ujarnya saat memberikan penjelasan penanganan COVID-19 di hadapan Presiden Jokowi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Jokowi: Jika Ada Kenaikan Kasus Baru Langsung Pengetatan Kembali)
Dia mengatakan bahwa kekuatan Indonesia sangat terbatas untuk menghadapi COVID-19 jika hanya mengandalkan sektor kesehatan saja. Maka dari itu pihaknya menitikberatkan pada upaya pencegahan.
“Sehingga kami titik beratkan kepada upaya pencegahan. Di sini lah kekuatan kita yaitu gotong royong dan ini menjadi modal sosial kita yang terkuat bapak presiden,” ungkapnya.
Doni menambahkan bahwa yang saat ini terus digencarkan adalah perubahan perilaku sebagai bagian dari upaya pencegahan. Dimana untuk mengatasi keterbatasan yang dirawat di rumah sakit hanya untuk masyarakat yang sakit berat dan kritis saja.
“Kemudian targetnya adalah masyarakat yang sehat harus tetap kita pertahankan sehat selalu. Lalu yang kurang sehat menjadi sehat. Dan yang sakit sebagiamana bapak presiden perintahkan harus bisa kita obati sampai sembuh,” paparnya. ( )
“Dokter paru yang ada di negara kita jumlahnya kurang dari 2 ribu orang. Artinya 1 dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga negara,” ujarnya saat memberikan penjelasan penanganan COVID-19 di hadapan Presiden Jokowi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Jokowi: Jika Ada Kenaikan Kasus Baru Langsung Pengetatan Kembali)
Dia mengatakan bahwa kekuatan Indonesia sangat terbatas untuk menghadapi COVID-19 jika hanya mengandalkan sektor kesehatan saja. Maka dari itu pihaknya menitikberatkan pada upaya pencegahan.
“Sehingga kami titik beratkan kepada upaya pencegahan. Di sini lah kekuatan kita yaitu gotong royong dan ini menjadi modal sosial kita yang terkuat bapak presiden,” ungkapnya.
Doni menambahkan bahwa yang saat ini terus digencarkan adalah perubahan perilaku sebagai bagian dari upaya pencegahan. Dimana untuk mengatasi keterbatasan yang dirawat di rumah sakit hanya untuk masyarakat yang sakit berat dan kritis saja.
“Kemudian targetnya adalah masyarakat yang sehat harus tetap kita pertahankan sehat selalu. Lalu yang kurang sehat menjadi sehat. Dan yang sakit sebagiamana bapak presiden perintahkan harus bisa kita obati sampai sembuh,” paparnya. ( )
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda