Kementerian Agama dan Gema Moderasi Beragama

Senin, 03 Januari 2022 - 10:38 WIB
Wildani Hefni/FOTO/KORAN SINDO
Wildani Hefni

Direktur Rumah Moderasi Beragama, Dosen Fakultas Syariah dan Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Tanggal 3 Januari diperingati sebagai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama yang dalam bahasa lain disebut sebagai hari lahir. Kementerian yang memiliki tagline Ikhlas Beramal ini ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah nomor 1/S.D. tanggal 3 Januari 1946. Peringatan HAB pada tahun 2022 ini menandakan kementerian ini telah berusia 76 tahun. HAB dirayakan untuk menggugah semangat dan menguatkan amal bakti dalam melayani serta membimbing kehidupan beragama di republik ini.



Tentu, banyak hal telah dilakukan oleh Kementerian Agama, utamanya dalam menghidupkan keberagamaan yang damai dan toleran. Eksistensi Kementerian Agama dalam konstruksi teoritis dipandang sebagai kementerian yang secara intensif menangani dan mengelola dinamika dan corak kehidupan keagamaan. Persoalan ini, jika ditarik lebih luas, maka sejatinya Kementerian Agama mengurusi hampir keseluruhan dinamika kehidupan bangsa, kaitannya dengan kehidupan keagamaan, hubungan antarumat beragama, nation-building, dan integrasi bangsa secara umum.

Tidak heran, kementerian ini senantiasa menjadi perbincangan publik, bukan melulu karena persoalan “person” atau karakter dari seorang pimpinan tertinggi, melainkan karena peran dan kontribusinya yang sangat besar dalam republik ini, terutama dalam menjahit tenunan sosial (social fabric) keutuhan bangsa. Derap langkah kementerian ini juga akan dijadikan indikator penting tentang situasi dan perkembangan masyarakat-bangsa.

Tidak berlebihan, sejarawan Taufik Abdullah menyebut dalam kata pengantar buku Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosial Politik (1998), bahwa langkah-langkah Menteri Agama serta keberhasilan dan kegagalan, kegembiraan dan kekecewaannya, bukan saja indikator dari kinerja Departemen (Kementerian) Agama yang dipimpinnya, tetapi juga sesungguhnya merupakan gambaran perkembangan sosial, politik, dan ekonomi serta budaya yang sedang terjadi.

Sebagai refleksi pada HAB ke-76 ini, kita patut bersyukur atas beberapa capaian yang cukup menggembirakan. Jika kita cek data terbaru dengan menggunakan prinsip evidentalism di atas realitas yang majemuk, indeks kesalehan umat beragama mengalami kenaikan yaitu 83,92, sebelumnya pada 2020 capaiannya 82,52. Sementara indeks kerukunan umat beragama, sebagaimana survei Balitbang Diklat Kemenag 2021, berada dalam ketegori baik. Jika capaian 2020 sebesar 67,46, berbeda capaian pada tahun 2021 yang mengalami kenaikan menjadi 72,39.

Tantangan Keberagamaan

Pada satu sisi, capaian itu sangat menggembirakan. Namun pada sisi yang lain, tantangan keberagamaan di republik ini masih menyisakan rimba raya “kecelakaan sosial”. Monopoli tafsir keagamaan, sikap intoleran, dan sektarianisme masih menghantui wajah republik ini. Beruntung, Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas bergerak cepat, sigap dan berani.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More