Wajib Tahu! Jenderal Spartan Ini yang Memulai Seragam Loreng Darah Mengalir Kopassus
Jum'at, 31 Desember 2021 - 14:07 WIB
Loreng Macan Tutul ini dikenal sebagai ciri khas prajurit Baret Merah, terutama di Jawa Barat karena dikenakan dalam berbagai operasi tempur, termasuk menumpas gerombolan DI/TII. Namun beberapa tahun kemudian muncul persoalan, yakni menipisnya stok.
Seiring semakin berkurangnya persediaan seragam loreng macan tutul, sementara di negara aslinya (AS) tidak diproduksi lagi, muncul gagasan untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajurit Baret Merah.
Komandan RPKAD (1958-1964) Kolonel Inf Moeng Parhadimulyo menyetujui penggunaan seragam dengan corak baru yang lantas disebut dengan motif 'loreng darah mengalir'. Seragam ini dikenalkan resmi pada HUT ABRI, 5 Oktober 1964.
Jenderal Spartan
Moeng merupakan salah satu prajurit legendaris Pasukan Baret Merah. Selain kenyang pengalaman di medan tempur, serdadu kelahiran Yogyakarta ini ternyata sosok yang sangat luar biasa sederhana dan lurus hidupnya.
Keteladanan Jenderal Moeng dikisahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Moeng, kata dia, tidak memiliki pembantu rumah tangga sehingga pukul 04.30 dia telah bangun untuk menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat ke kantor.
Tapi tidak hanya itu, yang membuat terkesan banyak orang yakni Moeng juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas. Suatu tindakan yang tak banyak dimiliki orang lain.
"(Karena dilarang naik mobil dinas) sehingga anaknya harus jalan kaki ke sekolah, sementara istrinya naik becak kalau hendak belanja,” tutur Prabowo dalam buku biografinya berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto'.
Prabowo mengaku sesungguhnya dia tidak terlalu dekat mengenal Moeng. Namun siapa pun prajurit Baret Merah akan tahu sosoknya karena memang sangat terkenal pada kurun tahun 60-an hingga 80-an.
Seiring semakin berkurangnya persediaan seragam loreng macan tutul, sementara di negara aslinya (AS) tidak diproduksi lagi, muncul gagasan untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajurit Baret Merah.
Komandan RPKAD (1958-1964) Kolonel Inf Moeng Parhadimulyo menyetujui penggunaan seragam dengan corak baru yang lantas disebut dengan motif 'loreng darah mengalir'. Seragam ini dikenalkan resmi pada HUT ABRI, 5 Oktober 1964.
Jenderal Spartan
Moeng merupakan salah satu prajurit legendaris Pasukan Baret Merah. Selain kenyang pengalaman di medan tempur, serdadu kelahiran Yogyakarta ini ternyata sosok yang sangat luar biasa sederhana dan lurus hidupnya.
Keteladanan Jenderal Moeng dikisahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Moeng, kata dia, tidak memiliki pembantu rumah tangga sehingga pukul 04.30 dia telah bangun untuk menyapu dan mengepel rumah sebelum berangkat ke kantor.
Tapi tidak hanya itu, yang membuat terkesan banyak orang yakni Moeng juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas. Suatu tindakan yang tak banyak dimiliki orang lain.
"(Karena dilarang naik mobil dinas) sehingga anaknya harus jalan kaki ke sekolah, sementara istrinya naik becak kalau hendak belanja,” tutur Prabowo dalam buku biografinya berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto'.
Prabowo mengaku sesungguhnya dia tidak terlalu dekat mengenal Moeng. Namun siapa pun prajurit Baret Merah akan tahu sosoknya karena memang sangat terkenal pada kurun tahun 60-an hingga 80-an.
tulis komentar anda