Narkoba dan Selebritas
Jum'at, 24 Desember 2021 - 13:47 WIB
BERITA selebritas terlibat narkoba seperti tidak ada habisnya. Kehidupan yang serbaglamour dan tuntutan gaya hidup sebagai seorang artis membuat selebritas sangat gampang terjerumus dalam kubangan narkoba. Kurang seriusnya penegakan hukum dan ringannya vonis dinilai menjadi salah satu penyebab masih maraknya peredaran narkoba termasuk di kalangan para artis.
Nia Ramadhani terlihat begitu sedih begitu mengetahui dirinya dituntut dengan 1 tahun rehabilitasi. Dia meminta agar hukumannya kelak diringankan. Nia menjadi salah satu dari banyak selebriti yang terjerat kasus narkoba. Nia ditangkap bersama sopirnya saatnya akan berpesta narkoba. Sang suami, Ardi Bakrie juga ikut diciduk polisi. Mereka harus mendekam di tahanan hingga saat ini sambil menunggu vonis sang pengadil. Mereka menyesal telah mempertaruhkan nama besar keluarga dan anak-anaknya demi kesenangan sesaat.
Kisah Nia ternyata tidak dijadikan pelajaran bagi selebritas lainnya untuk menghindari barang haram tersebut. Dalam dua minggu terakhir sedikitnya ada tiga selebritas yang ditangkap polisi karena kedapatan bermain main dengan barang ilegal tersebut. Mereka adalah Jeff Smith, Bobby Joseph, dan terakhir Rizky Nazar. Mereka ada yang artis sinetron, FTV, penyanyi hingga bermain di film layar lebar. Mereka para artis muda yang cukup berbakat dan memiliki kehidupan yang normal. Misalnya mereka masing-masing memiliki hubungan yang baik dengan pasangan mereka.
Mereka bertiga ditangkap secara terpisah dalam kasus berbeda hanya dalam rentang waktu satu pekan. Fenomena ini menandakan begitu rentannya kehidupan gemerlap para artis terjerumus dalam narkoba. Tertangkapnya artis memang bukan hal yang baru. Sebelumnya sudah banyak artis yang dicokok karena kasus narkoba. Bahkan, beberapa diantaranya ditangkap dua hingga tiga kali. Sebut saja Ridho Roma, Revaldo, pelawak Polo Srimulat, Roy Marten, dan masih banyak lagi. Jeff Smith ternyata juga telah dua kali ditangkap polisi dalam kasus yang sama. Bahkan, dia baru saja bebas pada pertengahan September lalu.
Mengapa artis mudah terjebak dalam kasus narkoba? Banyak faktor yang memengaruhinya. Salah satunya adalah kemudahan akses dan uang yang dimiliki sang artis. Kedua, tuntutan pekerjaan untuk terus menjaga eksistensi dinilai memberikan risiko stres yang tinggi. Di sini, mereka banyak melarikannya ke narkoba. Apalagi, kompetisi di kalangan selebritas ini sangat tinggi dengan terus berdatangannya arti-artis pendatang baru. Tingkat stres yang tinggi ditambah mereka dituntut jam syuting dengan waktu yang ketat hingga perlu stamina tambahan. Beberapa di antara mereka menggunakan narkoba untuk mendukung performanya saat syuting, manggung atau pentas.
Ketiga, sejumlah kalangan artis mengonsumsi narkoba karena pergaulan untuk menjaga gengsi karena dianggap punya banyak uang. Di sini sang artis berupaya menjaga status sosialnya agar tetap diakui oleh lingkungannya. Karena lingkungan pergaulan sangat memengaruhi mereka untuk lebih gampang tergoda menggunakan narkoba.
Apapun alasannya, para artis tidak seharusnya menceburkan dirinya dalam jeratan narkoba. Karena mereka adalah para tokoh yang memiliki penggemar yang tidak sedikit. Sebegai selebritas, mereka adalah role model bagi masyarakat. Segala perilakunya bisa dijadikan tolok ukur dan dicontoh masyarakat terutama para penggemarnya. Sehingga bisa dikatakan keterlibatan artis dalam narkoba memiliki daya rusak yang lebih besar dibanding masyarakat biasa. Mereka memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk menjaga perilaku. Bukan sebaliknya malah berperilaku liar yang bisa menjerumuskan para penggemarnya ke hal-hal yang buruk seperti narkoba.
Sudah saatnya pemerintah dan aparat penegak hukum untuk merenungkan kembali efektivitas penanganan kasus narkoba yang telah dilakukan selama ini. Pemerintah memang telah menetapkan negara ini ke dalam status darurat narkoba. Namun, penanganan di lapangan bisa dikatakan kurang berhasil dalam mencegah penyebaran narkoba. Indikatornya jelas. Data Kementerian Hukum dan HAM menyatakan separuh lebih penjara di Tanah Air diisi oleh para pelaku narkoba. Tak hanya itu. Indonesia kini juga sudah bukan menjadi pasar saja, melainkan sudah menjadi negara produsen narkoba. Bahkan, penyebaran narkoba kini sudah meluas tak hanya di kawasan perkotaan besar. Sejumlah kasus membuktikan barang haram tersebut juga telah merangsek ke kawasan kota-kota kecil hingga perdesaan. Sebelum semua terlambat, pemerintah harus lebih tegas dalam menegakkan hukum. Upaya pencegahan juga harus terus digaungkan baik di tingkat keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar dengan memperkuat literasi mengenai bahaya narkoba. Semua pihak harus peduli karena narkoba adalah masalah kita bersama.
Nia Ramadhani terlihat begitu sedih begitu mengetahui dirinya dituntut dengan 1 tahun rehabilitasi. Dia meminta agar hukumannya kelak diringankan. Nia menjadi salah satu dari banyak selebriti yang terjerat kasus narkoba. Nia ditangkap bersama sopirnya saatnya akan berpesta narkoba. Sang suami, Ardi Bakrie juga ikut diciduk polisi. Mereka harus mendekam di tahanan hingga saat ini sambil menunggu vonis sang pengadil. Mereka menyesal telah mempertaruhkan nama besar keluarga dan anak-anaknya demi kesenangan sesaat.
Kisah Nia ternyata tidak dijadikan pelajaran bagi selebritas lainnya untuk menghindari barang haram tersebut. Dalam dua minggu terakhir sedikitnya ada tiga selebritas yang ditangkap polisi karena kedapatan bermain main dengan barang ilegal tersebut. Mereka adalah Jeff Smith, Bobby Joseph, dan terakhir Rizky Nazar. Mereka ada yang artis sinetron, FTV, penyanyi hingga bermain di film layar lebar. Mereka para artis muda yang cukup berbakat dan memiliki kehidupan yang normal. Misalnya mereka masing-masing memiliki hubungan yang baik dengan pasangan mereka.
Mereka bertiga ditangkap secara terpisah dalam kasus berbeda hanya dalam rentang waktu satu pekan. Fenomena ini menandakan begitu rentannya kehidupan gemerlap para artis terjerumus dalam narkoba. Tertangkapnya artis memang bukan hal yang baru. Sebelumnya sudah banyak artis yang dicokok karena kasus narkoba. Bahkan, beberapa diantaranya ditangkap dua hingga tiga kali. Sebut saja Ridho Roma, Revaldo, pelawak Polo Srimulat, Roy Marten, dan masih banyak lagi. Jeff Smith ternyata juga telah dua kali ditangkap polisi dalam kasus yang sama. Bahkan, dia baru saja bebas pada pertengahan September lalu.
Mengapa artis mudah terjebak dalam kasus narkoba? Banyak faktor yang memengaruhinya. Salah satunya adalah kemudahan akses dan uang yang dimiliki sang artis. Kedua, tuntutan pekerjaan untuk terus menjaga eksistensi dinilai memberikan risiko stres yang tinggi. Di sini, mereka banyak melarikannya ke narkoba. Apalagi, kompetisi di kalangan selebritas ini sangat tinggi dengan terus berdatangannya arti-artis pendatang baru. Tingkat stres yang tinggi ditambah mereka dituntut jam syuting dengan waktu yang ketat hingga perlu stamina tambahan. Beberapa di antara mereka menggunakan narkoba untuk mendukung performanya saat syuting, manggung atau pentas.
Ketiga, sejumlah kalangan artis mengonsumsi narkoba karena pergaulan untuk menjaga gengsi karena dianggap punya banyak uang. Di sini sang artis berupaya menjaga status sosialnya agar tetap diakui oleh lingkungannya. Karena lingkungan pergaulan sangat memengaruhi mereka untuk lebih gampang tergoda menggunakan narkoba.
Apapun alasannya, para artis tidak seharusnya menceburkan dirinya dalam jeratan narkoba. Karena mereka adalah para tokoh yang memiliki penggemar yang tidak sedikit. Sebegai selebritas, mereka adalah role model bagi masyarakat. Segala perilakunya bisa dijadikan tolok ukur dan dicontoh masyarakat terutama para penggemarnya. Sehingga bisa dikatakan keterlibatan artis dalam narkoba memiliki daya rusak yang lebih besar dibanding masyarakat biasa. Mereka memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk menjaga perilaku. Bukan sebaliknya malah berperilaku liar yang bisa menjerumuskan para penggemarnya ke hal-hal yang buruk seperti narkoba.
Sudah saatnya pemerintah dan aparat penegak hukum untuk merenungkan kembali efektivitas penanganan kasus narkoba yang telah dilakukan selama ini. Pemerintah memang telah menetapkan negara ini ke dalam status darurat narkoba. Namun, penanganan di lapangan bisa dikatakan kurang berhasil dalam mencegah penyebaran narkoba. Indikatornya jelas. Data Kementerian Hukum dan HAM menyatakan separuh lebih penjara di Tanah Air diisi oleh para pelaku narkoba. Tak hanya itu. Indonesia kini juga sudah bukan menjadi pasar saja, melainkan sudah menjadi negara produsen narkoba. Bahkan, penyebaran narkoba kini sudah meluas tak hanya di kawasan perkotaan besar. Sejumlah kasus membuktikan barang haram tersebut juga telah merangsek ke kawasan kota-kota kecil hingga perdesaan. Sebelum semua terlambat, pemerintah harus lebih tegas dalam menegakkan hukum. Upaya pencegahan juga harus terus digaungkan baik di tingkat keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar dengan memperkuat literasi mengenai bahaya narkoba. Semua pihak harus peduli karena narkoba adalah masalah kita bersama.
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda