KH Said Beberkan Kemajuan PBNU di Bawah Kepemimpinannya
Jum'at, 24 Desember 2021 - 00:09 WIB
LAMPUNG - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj memaparkan berbagai pencapaiannya dalam laporan pertanggungjawabannya selama memimpin PBNU selama periode 2015-2020.
Dalam paparannya, Kiai Said menjelaskan segala macam kemajuan mulai dari pengelolaan keuangan, rumah sakit hingga masalah pendidikan dipaparkan kepada peserta Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dalam Sidang Pleno Kedua, yang digelar di UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12/2021).
Salah satu pencapaian yang menjadi terobosanya ialah NU Care-LAZISNU yang mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit keuangan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas Program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI pada 2020.
”PBNU juga sudah menyewa lembaga auditor indepen untuk mengaudit Laporan Keuangan PBNU. Laporan keuangan PBNU setiap tahun berdasarkan auditor Independen terkait Laporan Penerimaan dan Pengeluaran PBNU selama periode 2015-2021," ucapnya.
Pada 2015, saldo NU mencapai Rp1.698.939.065. dengan penerimaan sebesar Rp19.350.256.694. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp19.427.631.464. Sedangkan, pada 2016 saldo keuangan NU sebesar Rp1.621.564.295. dengan penerimaan senilai Rp15.622.017.500. Sedangkan pengeluaran sejumlah Rp15.317.470.566.
Sementara pada 2017 saldo keuangan NU sebesar Rp1.926.111.229 dengan penerimaan Rp17.265.799.723. Sedangkan pengeluaran senilai Rp13.557.714.869.
Selanjutnya pada 2018, saldo keuangan NU sebesar Rp5,634, 196,083 dengan penerimaan senilai Rp12.780.689.985. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp13.846.845.202. Pada 2019, saldo keuangan NU sebesar Rp4,568,040,865 dengan penerimaan senilai Rp36.227.946.061. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp34.256.914.575
Tahun 2020, saldo keuangan NU sebesar Rp6.539.072.352 dengan penerimaan senilai Rp15.223.873.741. Sedangkan pengeluaran mencapai Rp11.492.605.687. Terakhir 2021, saldo keuangan NU senilai Rp10.270.340.406 dengan penerimaan sebesar Rp9.439.475.710. Sedangkan pengeluaran mencapai Rp11.421.520.578 sehingga saldo akhir keuangan NU hingga 2021 mencapai Rp8.288.295.578.
Selain itu, Kiai Said mengklaim di masa kepemimpinannya sebanyak 21.045 satuan pendidikan tingkat dasar menengah telah dimiliki NU pada 2020. Lalu 7.832 Madrasah terdiri dari Madrasah Aliyah 1.985 sekolah, Madrasah Tsanawiyah 4.856 sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah 3.672 sekolah. Sedangkan kategori sekolah umum berjumlah 13.213 sekolah, terdiri dari SMK/SMA 1.670, SMP 1.411 dan SD 4.751.
Selanjutnya, lembaga pendidikan tinggi 2021 sebanyak 274 PTNU yang di antaranya 84 PTNU di bawah binaan Kemendikbud termasuk 15 Akademi Komunitas berbasis pesantren, dan 190 PTNU di bawah binaan Kemenag. "NU juga memiliki 35 rumah sakit dan 7 klinik di bawah naungan Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (ARSINU). Rumah sakit ini ada yang dikelola langsung oleh PBNU, PWNU, PCNU, Muslimat NU, serta Perguruan Tinggi NU,"ucapnya.
Dalam paparannya, Kiai Said menjelaskan segala macam kemajuan mulai dari pengelolaan keuangan, rumah sakit hingga masalah pendidikan dipaparkan kepada peserta Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dalam Sidang Pleno Kedua, yang digelar di UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12/2021).
Salah satu pencapaian yang menjadi terobosanya ialah NU Care-LAZISNU yang mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit keuangan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas Program Kemaslahatan NU Care-LAZISNU dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI pada 2020.
”PBNU juga sudah menyewa lembaga auditor indepen untuk mengaudit Laporan Keuangan PBNU. Laporan keuangan PBNU setiap tahun berdasarkan auditor Independen terkait Laporan Penerimaan dan Pengeluaran PBNU selama periode 2015-2021," ucapnya.
Pada 2015, saldo NU mencapai Rp1.698.939.065. dengan penerimaan sebesar Rp19.350.256.694. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp19.427.631.464. Sedangkan, pada 2016 saldo keuangan NU sebesar Rp1.621.564.295. dengan penerimaan senilai Rp15.622.017.500. Sedangkan pengeluaran sejumlah Rp15.317.470.566.
Sementara pada 2017 saldo keuangan NU sebesar Rp1.926.111.229 dengan penerimaan Rp17.265.799.723. Sedangkan pengeluaran senilai Rp13.557.714.869.
Selanjutnya pada 2018, saldo keuangan NU sebesar Rp5,634, 196,083 dengan penerimaan senilai Rp12.780.689.985. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp13.846.845.202. Pada 2019, saldo keuangan NU sebesar Rp4,568,040,865 dengan penerimaan senilai Rp36.227.946.061. Sedangkan pengeluaran sebesar Rp34.256.914.575
Tahun 2020, saldo keuangan NU sebesar Rp6.539.072.352 dengan penerimaan senilai Rp15.223.873.741. Sedangkan pengeluaran mencapai Rp11.492.605.687. Terakhir 2021, saldo keuangan NU senilai Rp10.270.340.406 dengan penerimaan sebesar Rp9.439.475.710. Sedangkan pengeluaran mencapai Rp11.421.520.578 sehingga saldo akhir keuangan NU hingga 2021 mencapai Rp8.288.295.578.
Selain itu, Kiai Said mengklaim di masa kepemimpinannya sebanyak 21.045 satuan pendidikan tingkat dasar menengah telah dimiliki NU pada 2020. Lalu 7.832 Madrasah terdiri dari Madrasah Aliyah 1.985 sekolah, Madrasah Tsanawiyah 4.856 sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah 3.672 sekolah. Sedangkan kategori sekolah umum berjumlah 13.213 sekolah, terdiri dari SMK/SMA 1.670, SMP 1.411 dan SD 4.751.
Selanjutnya, lembaga pendidikan tinggi 2021 sebanyak 274 PTNU yang di antaranya 84 PTNU di bawah binaan Kemendikbud termasuk 15 Akademi Komunitas berbasis pesantren, dan 190 PTNU di bawah binaan Kemenag. "NU juga memiliki 35 rumah sakit dan 7 klinik di bawah naungan Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (ARSINU). Rumah sakit ini ada yang dikelola langsung oleh PBNU, PWNU, PCNU, Muslimat NU, serta Perguruan Tinggi NU,"ucapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda