Syuting Sinetron di Pengungsian Semeru, BNPB: Sangat Disayangkan
Kamis, 23 Desember 2021 - 21:02 WIB
JAKARTA - Syuting sinetron berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda di lokasi bencana Gunung Semeru , Lumajang, Jawa Timur dikritik oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ). Syuting sinetron itu sebelumnya menuai kritik pedas dari sejumlah pihak.
“Pengambilan video syuting sinetron di lokasi bencana maupun di pengungsian apalagi pada saat masih berlakunya status tanggap darurat tentu sangat disayangkan,” kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers BNPB, Kamis (23/12/2021).
BNPB mengimbau berbagai pihak untuk menghormati dan berempati kepada masyarakat terdampak bencana dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan prioritas pada saat tanggap darurat. BNPB juga mengharapkan masyarakat lebih mengedepankan dukungan moril dan materil untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana.
“Kegiatan ini seharusnya tentu tidak dilakukan di tengah masyarakat yang masih di pengungsian akibat bencana. Selain itu, prioritas kegiatan tanggap darurat adalah optimalisasi layanan kepada masyarakat terdampak, pemulihan kawasan terdampak bencana, dan penyiapan lokasi relokasi. BNPB mengharapkan situasi ini tidak lagi terjadi di masa depan,” ujarnya.
Dia menambahkan, BNPB juga mengimbau warga untuk tidak melakukan wisata bencana, khususnya di wilayah yang terdampak langsung awan panas guguran pada 4 Desember lalu. “Hal ini semata-mata dilakukan agar kegiatan-kegiatan dalam fase tanggap darurat dapat berjalan dengan lancar, dan petugas di lapangan tidak terganggu oleh aktivitas lain di luar prioritas kegiatan tanggap darurat,” pungkasnya.
“Pengambilan video syuting sinetron di lokasi bencana maupun di pengungsian apalagi pada saat masih berlakunya status tanggap darurat tentu sangat disayangkan,” kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers BNPB, Kamis (23/12/2021).
BNPB mengimbau berbagai pihak untuk menghormati dan berempati kepada masyarakat terdampak bencana dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan prioritas pada saat tanggap darurat. BNPB juga mengharapkan masyarakat lebih mengedepankan dukungan moril dan materil untuk meringankan beban warga yang terdampak bencana.
“Kegiatan ini seharusnya tentu tidak dilakukan di tengah masyarakat yang masih di pengungsian akibat bencana. Selain itu, prioritas kegiatan tanggap darurat adalah optimalisasi layanan kepada masyarakat terdampak, pemulihan kawasan terdampak bencana, dan penyiapan lokasi relokasi. BNPB mengharapkan situasi ini tidak lagi terjadi di masa depan,” ujarnya.
Dia menambahkan, BNPB juga mengimbau warga untuk tidak melakukan wisata bencana, khususnya di wilayah yang terdampak langsung awan panas guguran pada 4 Desember lalu. “Hal ini semata-mata dilakukan agar kegiatan-kegiatan dalam fase tanggap darurat dapat berjalan dengan lancar, dan petugas di lapangan tidak terganggu oleh aktivitas lain di luar prioritas kegiatan tanggap darurat,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda