125 Pegawai Dicopot, Pengamat: Sofyan Djalil Sosok Tepat Bersihkan BPN dari Mafia Tanah

Senin, 20 Desember 2021 - 18:50 WIB
Pangamat Agraria Bimo Suryono menilai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil sosok yang tepat memberantas mafia tanah. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil tengah getol melakukan bersih-bersih di internal BPN . Sosoknya yang dikenal bersih diyakini akan membuatnya berhasil membersihkan BPN dari oknum yang bermain mata dengan dengan para mafia tanah.

“Untuk menyapu lantai kotor ya memang harus dengan sapu yang bersih. Pak Sofyan Djalil merupakan sosok yang tepat karena memang dikenal memiliki rekam jejak bersih,” kata pangamat Agraria Bimo Suryono, Senin (20/12/2021).

Sofyan Djalil dalam upayanya membersihkan BPN dari pengaruh mafia tanah, telah membentuk Tim Anti Mafia Tanah. Tim bekerja sama dengan kepolisian dan kejaksaan. Hasilnya sejauh ini sudah ada 125 pegawai BPN telah terungkap terlibat kasus mafia tanah sejak 2016. Ke-125 pegawai tersebut sebagian dipecat, dilaporkan ke polisi, dicopot dari jabatan untuk diturunkan pangkat dan dimutasi.





Menurut Bimo, upaya Sofyan Djalil jelas tidak mudah. Permasalahan mafia tanah telah mengakar kuat. Jumlah personel BPN yang mencapai 38.000 orang membuat Sofyan Djalil dan timnya membutuhkan waktu tidak sedikit untuk membersihkan BPN. “Bersih-bersih orang BPN itu tidak mudah, jumlah begitu banyak,” tutur Bimo.



Bimo mengakui secara aturan sebenarnya nyaris mustahil adanya sertifikat ganda. Namun keberadaan mafia tanah, selalu mampu menerobos celah-celah aturan sehingga muncul berbagai masalah seperti sertifikat ganda atau permasalahan lainnya. “Memang pada kenyataannya begitu banyak masalah terkait pertanahan yang bermuara pada keterlibatan oknum pegawai BPN. Walaupun peraturannya sudah bagus, tetapi kalau ada oknum yang bermain, aturan bisa diterobos,” kata Bimo.

Karena itu satu-satunya cara yang efektif terkait permasalahan mafia tanah adalah membersihkan oknum-oknum BPN seperti kini menjadi program Sofyan Djalil. Bimo menyatakan Sofyan Djalil perlu mendapat dukungan luas agar mampu membersihkan oknum BPN. Salah satunya dengan cara masyarakat melaporkan oknum-oknum BPN yang terlibat. “Tanpa dukungan masyarakat luas, akan sangat sulit. Namanya saja mafia, tidak mudah memberantasnya,” cetus Bimo.

Bimo mengungkapkan keberadaan mafia tanah telah banyak memakan korban. Banyak pihak tidak sanggup melawan para mafia tanah yang lihai menerobos celah-celah hukum dan berlikunya proses peradilan. Keberadaan mafia tanah telah merugikan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Aspek ketidakpastian hukum, membuat investor memilih tempat atau negara lain yang lebih menjamin kepastian berinvestasi.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More