Bertemu di Jogja, Jenderal Dudung Abdurachman dan Haedar Nashir Obrolin Ini
Minggu, 12 Desember 2021 - 09:23 WIB
YOGYAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman berkunjung ke Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu 11 Desember 2021. Kedatangannya diterima langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir .
Dalam pertemuan itu, Haedar ditemani oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto. Sementara Jenderal Dudung ditemani oleh Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Rudianto bersama jajaran.
“Muhammadiyah dengan TNI selalu menjalin hubungan yang baik sebagaimana dengan Polri dan institusi pemerintah karena punya sejarah yang panjang di mana Jenderal Sudirman sebagai kader dan tokoh Muhammadiyah menjadi Bapak TNI pertama dan menjadi tokoh sentral dalam TNI,” ujar Haedar melalui keterangan tertulis kepada MNC, Minggu (12/12/2021).
Sehingga, kata dia, nilai-nilai keprajuritan, perjuangan, dan kepahlawanan melekat dalam Muhammadiyah. "Begitu juga dalam TNI ada jiwa, nilai-nilai agama dan perjuangan sebagaimana tokoh-tokoh Muhammadiyah melakukannya dan pergerakan Muhammadiyah selalu bersama bangsa dan negara,” ungkap Haedar.
Bersama Jenderal Dudung, Haedar membahas pentingnya persatuan nasional dengan cara merawat kebinekaan yang ada sekaligus menjunjung tinggi prinsip musyawarah, kolektivitas, dan gotong royong. Haedar mengatakan persatuan menjadi hal yang mutlak bagi masa depan Indonesia.
Haedar menambahkan, jangan sampai bangsa Indonesia pecah karena perbedaan-perbedaan yang tidak bisa didialogkan, tidak bisa kita cari titik temunya, dan karena perbedaan-perbedaan yang membuat makin menjauh satu sama lain. “Alhamdulillah saling pengertian antara Muhammadiyah dan TNI dan semua pihak untuk kita hidup dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan semangat hikmah kebijaksanaan dan semangat musyawarah,” kata Haedar.
Haedar mengungkapkan Muhammadiyah dan TNI memiliki kesamaan pandangan bahwa kehidupan kebangsaan harus berpijak pada tiga nilai yaitu Pancasila, Agama, dan kebudayaan luhur bangsa. Menurut dia, seluruh agama di Indonesia telah melewati berbagai proses panjang hingga menyatu dalam identitas keindonesiaan.
Sementara itu, unsur kebudayaan luhur bangsa telah membentuk identitas nasional seperti sifat kebersamaan, gotong royong, dan keramahan bangsa Indonesia yang menjadi patokan bagi bangsa Indonesia dalam bersentuhan dengan kebudayaan asing. “Sehingga kita bisa belajar dari kebudayaan lain baik di Timur Tengah, di Asia, di Barat, tetapi semuanya juga harus tetap kita seleksi mana yang baik dan mana yang tidak pas dengan kebudayaan luhur bangsa,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan nilai-nilai yang tidak sejalan dengan kebudayaan luhur bangsa jangan menjadi pola hidup bangsa Indonesia. Haedar yakin masyarakat akan semakin cerdas dalam berbangsa serta bernegara dengan nilai agama, Pancasila, dan nilai luhur kebudayaan bangsa ini. Kemudian, memiliki moralitas dan kepribadian yang luhur.
“Dan alhamdulillah Pak KSAD juga memiliki pandangan yang sama tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut. Mudah-mudahan silaturahim ini juga terus berkembang dengan berbagai pihak lainnya sehingga Indonesia itu bersatu karena kita itu membudayakan silaturahmi,” pungkasnya.
Dalam pertemuan itu, Haedar ditemani oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto. Sementara Jenderal Dudung ditemani oleh Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Rudianto bersama jajaran.
“Muhammadiyah dengan TNI selalu menjalin hubungan yang baik sebagaimana dengan Polri dan institusi pemerintah karena punya sejarah yang panjang di mana Jenderal Sudirman sebagai kader dan tokoh Muhammadiyah menjadi Bapak TNI pertama dan menjadi tokoh sentral dalam TNI,” ujar Haedar melalui keterangan tertulis kepada MNC, Minggu (12/12/2021).
Sehingga, kata dia, nilai-nilai keprajuritan, perjuangan, dan kepahlawanan melekat dalam Muhammadiyah. "Begitu juga dalam TNI ada jiwa, nilai-nilai agama dan perjuangan sebagaimana tokoh-tokoh Muhammadiyah melakukannya dan pergerakan Muhammadiyah selalu bersama bangsa dan negara,” ungkap Haedar.
Bersama Jenderal Dudung, Haedar membahas pentingnya persatuan nasional dengan cara merawat kebinekaan yang ada sekaligus menjunjung tinggi prinsip musyawarah, kolektivitas, dan gotong royong. Haedar mengatakan persatuan menjadi hal yang mutlak bagi masa depan Indonesia.
Haedar menambahkan, jangan sampai bangsa Indonesia pecah karena perbedaan-perbedaan yang tidak bisa didialogkan, tidak bisa kita cari titik temunya, dan karena perbedaan-perbedaan yang membuat makin menjauh satu sama lain. “Alhamdulillah saling pengertian antara Muhammadiyah dan TNI dan semua pihak untuk kita hidup dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan semangat hikmah kebijaksanaan dan semangat musyawarah,” kata Haedar.
Haedar mengungkapkan Muhammadiyah dan TNI memiliki kesamaan pandangan bahwa kehidupan kebangsaan harus berpijak pada tiga nilai yaitu Pancasila, Agama, dan kebudayaan luhur bangsa. Menurut dia, seluruh agama di Indonesia telah melewati berbagai proses panjang hingga menyatu dalam identitas keindonesiaan.
Sementara itu, unsur kebudayaan luhur bangsa telah membentuk identitas nasional seperti sifat kebersamaan, gotong royong, dan keramahan bangsa Indonesia yang menjadi patokan bagi bangsa Indonesia dalam bersentuhan dengan kebudayaan asing. “Sehingga kita bisa belajar dari kebudayaan lain baik di Timur Tengah, di Asia, di Barat, tetapi semuanya juga harus tetap kita seleksi mana yang baik dan mana yang tidak pas dengan kebudayaan luhur bangsa,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan nilai-nilai yang tidak sejalan dengan kebudayaan luhur bangsa jangan menjadi pola hidup bangsa Indonesia. Haedar yakin masyarakat akan semakin cerdas dalam berbangsa serta bernegara dengan nilai agama, Pancasila, dan nilai luhur kebudayaan bangsa ini. Kemudian, memiliki moralitas dan kepribadian yang luhur.
“Dan alhamdulillah Pak KSAD juga memiliki pandangan yang sama tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut. Mudah-mudahan silaturahim ini juga terus berkembang dengan berbagai pihak lainnya sehingga Indonesia itu bersatu karena kita itu membudayakan silaturahmi,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda