Terungkap! Agen Mossad Israel Pernah Tes Intel Indonesia: 15 Menit Tekuk Musuh

Minggu, 12 Desember 2021 - 05:30 WIB
Nichlany Soedarjo, sosok penting dalam perkembangan intelijen militer Indonesia. Foto/flickr Zahra Nichlany

Uniknya lagi, satuan mata-mata memperoleh bantuan sejumlah negara. Sebut saja Amerika Serikat. Selain penyediaan dana operasi, AS juga memberikan pelatihan-pelatihan. Pada September 1969, CIA mengirimkan instruktur kawakan Richard Fortin untuk memberikan pelatihan teknik pengintaian dasar selama dua minggu. Materinya mencakup keahlian bagaimana membuntuti kendaraan diam-diam, menyamar dan menangani para agen.

Meskipun sponsor utama, AS bukanlah satu-satunya pihak asing yang memberi bantuan kepada Satsus Intel. Pada akhir 1969, Dinas Intelijen Inggris, MI6, mengirim seorang personelnya untuk memberikan pelatihan cara menangani agen. Pada November 1970, seorang warga Inggris, Anthony Tingle, juga datang memberikan pelatihan selama empat minggu mengenai teknik pengumpulan informasi.

“Jika paspornya diabaikan, Tingle sebenarnya seorang brigadir Israel berusia 50 tahun dan bekerja untuk Badan Intelijen Israel, Mossad,” ucap Ken, lulusan Georgetown University School of Foreign Services yang pernah bekerja di perusahaan konsultan keamanan di Jakarta.

Dilatih agen Israel bukan perkara mudah. Indonesia negara dengan penduduk mayoritas Muslim dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Tetapi Nichlany berkeras. “Kita akan mendatangkan instruktur dari Israel karena mereka yang terbaik di dunia,” katanya.



15 Menit Rayu Musuh

Pada Mei 1981 setelah peristiwa pembajakan Pesawat Garuda DC 9 di Bangkok, Bakin mengalami reorganisasi besar-besaran. Dari tujuh deputi, disusutkan menjadi empat.

Ketika Benny Moerdani diangkat sebagai Panglima ABRI, Pusat Intelijen Strategis diperluas menjadi Badan Intelijen Strategis (Bais). Dengan adanya atase militer di berbagai negara yang harus melapor ke Bais, jangkauan internasional lembaga ini menjadi luar biasa.

Keberadaan Bais tak urung mengebiri Bakin. Moerdani dari awal memang ingin melawan Bakin setelah intuisinya mencium ada campur tangan rahasia intelijen pemerintah di balik pembajakan Woyla. Keberadaan Bakin yang seolah meredup tentu sangat berbeda ketika pada awal-awal dibentuk pada 22 Mei 1967.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More