Kisah Jenderal Darah Biru Penumpas PKI Diabadikan Dudung Jadi Nama Gedung di Kodam Jaya
Minggu, 21 November 2021 - 05:30 WIB
Kapten Umar Wirahadikusumah yang bertindak sebagai komandan batalyon turut dikerahkan ke Madiun. Kala itu, Divisi III Siliwangi benar-benar diandalkan mengingat Kodam Diponegoro dan Brawijaya diduga kuat telah disusupi orang-orang PKI.Tak mengherankan dengan reputasi mentereng ini kelak Divisi III Siliwangi yang dikerahkan ke Sulawesi Selatan untuk menumpas pemberontakan Kahar Muzakkar.
Pasukan Gatot Subroto dan Umar Wirahadikusumah dengan cepat memadamkan pengkhianatan Muso. Umar selanjutnya bertugas untuk membersihkan sisa-sisa komunis di kota itu dan sekitarnya.
Karier militer Umar terus melesat. Selain operasi menumpas PKI di Madiun, dia juga terlibat perburuan gerakan Pemerintahan Revolosioner Republik Indonesia (PRRI). Dia ditunjuk sebagai komandan Resimen Team Pertempuran (RTP) 01/Siliwangi yang bertugas 6 bulan di Sumatera.
”Tugas utama Umar sebagai Komandan RTP 01/Siliwangi yaitu menumpas gerakan bersenjata PRRI yang diproklamasikan pada Januari 1958,” kata Herry Gendut Janarto dalam buku ‘Karlinah Umar Wirahadikusumah: Bukan Sekadar Istri Prajurit’.
Dalam pelaksanaan operasi, kata Hery, Umar membawahi beberapa batalion Kujang yang dipimpin perwira menengah. Batalion 309 dipimpin Kapten Sajidiman Surjohadiprojo dan Batalion 330/Kujang I dikomandani Mayor Supomo. Pada 1947 Umar tercatat sebagai ajudan Pangdam Siliwangi Abdul Haris Nasution.
Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan menjawab tantangan situasi, pada 1959 Angkatan Darat melakukan reorganisasi besar-besaran. Berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor 952/10/1959 tertanggal 24 Oktober diadakan pembagian wilayah Indonesia ke dalam Komando Distrik Militer (kodam).
Di Jakarta pun dilakukan perubahan status dari KMKB-DR menjadi Kodam V. Tepat pada 18 Januari 1960 bertempat di Lapangan Banteng diresmikan lah Kodam V Jayakarta (Kodam Jaya). Menurut Herry, pada upacara khidmat itu Kolonel Umar Wirahadikusumah dilantik sebagai Pangdam Jaya yang pertama berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: Kpts 12/I/1960.
Umar kembali terlibat dalam kegentingan ketika Jakarta mencekam akibat Gerakan 30 S/PKI. Tak bisa disangkal, pemulihan keamanan di Ibu Kota selama terjadi pemberontakan dan setelahnya menjadi tugas berat Kodam Jaya.
Dengan segala upaya keras Umar selaku Pangdam Jaya berhasil mempertahankan situasi keamanan Ibu Kota. Tak dimungkiri, ketika ini Umar menjadi orang terdekat Pangkostrad Soeharto dalam memadamkan Gestapu.
Karier militernya terus melesat. Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad: Kep.138/12/65 tertanggal 2 Desember 1965, Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah diangkat sebagai Pangkostrad. Dia menggantikan Letjen TNI Soeharto yang diangkat sebagai Men/Pangad.
Pasukan Gatot Subroto dan Umar Wirahadikusumah dengan cepat memadamkan pengkhianatan Muso. Umar selanjutnya bertugas untuk membersihkan sisa-sisa komunis di kota itu dan sekitarnya.
Karier militer Umar terus melesat. Selain operasi menumpas PKI di Madiun, dia juga terlibat perburuan gerakan Pemerintahan Revolosioner Republik Indonesia (PRRI). Dia ditunjuk sebagai komandan Resimen Team Pertempuran (RTP) 01/Siliwangi yang bertugas 6 bulan di Sumatera.
”Tugas utama Umar sebagai Komandan RTP 01/Siliwangi yaitu menumpas gerakan bersenjata PRRI yang diproklamasikan pada Januari 1958,” kata Herry Gendut Janarto dalam buku ‘Karlinah Umar Wirahadikusumah: Bukan Sekadar Istri Prajurit’.
Dalam pelaksanaan operasi, kata Hery, Umar membawahi beberapa batalion Kujang yang dipimpin perwira menengah. Batalion 309 dipimpin Kapten Sajidiman Surjohadiprojo dan Batalion 330/Kujang I dikomandani Mayor Supomo. Pada 1947 Umar tercatat sebagai ajudan Pangdam Siliwangi Abdul Haris Nasution.
Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan menjawab tantangan situasi, pada 1959 Angkatan Darat melakukan reorganisasi besar-besaran. Berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor 952/10/1959 tertanggal 24 Oktober diadakan pembagian wilayah Indonesia ke dalam Komando Distrik Militer (kodam).
Di Jakarta pun dilakukan perubahan status dari KMKB-DR menjadi Kodam V. Tepat pada 18 Januari 1960 bertempat di Lapangan Banteng diresmikan lah Kodam V Jayakarta (Kodam Jaya). Menurut Herry, pada upacara khidmat itu Kolonel Umar Wirahadikusumah dilantik sebagai Pangdam Jaya yang pertama berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: Kpts 12/I/1960.
Umar kembali terlibat dalam kegentingan ketika Jakarta mencekam akibat Gerakan 30 S/PKI. Tak bisa disangkal, pemulihan keamanan di Ibu Kota selama terjadi pemberontakan dan setelahnya menjadi tugas berat Kodam Jaya.
Dengan segala upaya keras Umar selaku Pangdam Jaya berhasil mempertahankan situasi keamanan Ibu Kota. Tak dimungkiri, ketika ini Umar menjadi orang terdekat Pangkostrad Soeharto dalam memadamkan Gestapu.
Karier militernya terus melesat. Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad: Kep.138/12/65 tertanggal 2 Desember 1965, Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah diangkat sebagai Pangkostrad. Dia menggantikan Letjen TNI Soeharto yang diangkat sebagai Men/Pangad.
Lihat Juga :
tulis komentar anda