Kisah Jenderal Darah Biru Penumpas PKI Diabadikan Dudung Jadi Nama Gedung di Kodam Jaya

Minggu, 21 November 2021 - 05:30 WIB
loading...
Kisah Jenderal Darah Biru Penumpas PKI Diabadikan Dudung Jadi Nama Gedung di Kodam Jaya
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman bersilaturahmi ke kediaman Karlinah DA Wirahadikusumah. Foto: Dok Kodam Jaya
A A A
JAKARTA - Jejak sejarah pernah dituliskan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Semasa menjabat Pangdam Jaya, perwira tinggi lulusan Akademi Militer 1988 ini mengabadikan nama jenderal darah biru penumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kodam Jaya.

Catatan tersebut diukir pada Jumat, 2 Oktober 2020. Mayjen Dudung meresmikan nama gedung baru Makodam Jaya menjadi Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah. Hadir dalam seremoni tersebut istri mendiang Umar, Ny Karlinah Wirahadikusumah.

”Selaku pribadi dan atas nama Kodam Jaya, kami ucapkan selamat datang kepada keluarga (alm) Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah terutama Ny Hj Karlinah DA Wirahadikusumah yang berkenan meluangkan waktunya dan dapat memotivasi segenap Perwira Kodam Jaya guna mengemban tugas dan pengabdian kepada bangsa dan negara,” kata Dudung dikutip dari laman situs resmi Kodam Jaya, Minggu (21/11/2021).

Dudung beberapa hari sebelumnya bersilaturahmi ke kediaman Karlinah untuk meminta restu pemberian nama gedung tersebut. Dia didampingi Dandim Jakpus Kolonel Inf Luqman Arief dan Aster Kasdam Jaya Kolonel Inf Uyat.

Umar Wirahadikusumah Sang Penumpas PKI

Gedung Umar Wirahadikusumah menjadi penanda abadi atas dedikasi dan pengabdian Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah. Pria bangsawan Sunda itu dikenal sebagai prajurit tempur hingga didapuk menjadi Wakil Presiden ke-4 RI.

Lahir di Situraja, Sumedang, Jawa Barat pada 10 Oktober 1924, Umar merupakan anak kelima dari pasangan Raden Rangga Wirahadikusumah dan Raden Ratnaringrum. Umar terlahir sebagai darah biru alias dari keluarga bangsawan. Ayahnya merupakan wedana di Cibatu, Garut, sementara ibunya tak lain putri dari Patih Demang Kartamenda di Bandung.

Kariernya di militer bermula ketika dia memutuskan ikut menempuh pendidikan Pembela Tanah Air (Peta). Seusai Revolusi Nasional Indonesia, Umar bertugas di Angkatan Darat dan ditugaskan di Kodam III/Siliwangi.

Namanya melejit setelah terlibat pertempuran memberangus PKI pimpinan Muso di Madiun, Jawa Timur pada 1948. Ketika Muso mendeklarasikan Republik Soviet Indonesia, Kolonel Gatot Subroto dari Kodam III Siliwangi ditugasi untuk menumpas gerakan itu.

Kapten Umar Wirahadikusumah yang bertindak sebagai komandan batalyon turut dikerahkan ke Madiun. Kala itu, Divisi III Siliwangi benar-benar diandalkan mengingat Kodam Diponegoro dan Brawijaya diduga kuat telah disusupi orang-orang PKI.Tak mengherankan dengan reputasi mentereng ini kelak Divisi III Siliwangi yang dikerahkan ke Sulawesi Selatan untuk menumpas pemberontakan Kahar Muzakkar.

Pasukan Gatot Subroto dan Umar Wirahadikusumah dengan cepat memadamkan pengkhianatan Muso. Umar selanjutnya bertugas untuk membersihkan sisa-sisa komunis di kota itu dan sekitarnya.

Karier militer Umar terus melesat. Selain operasi menumpas PKI di Madiun, dia juga terlibat perburuan gerakan Pemerintahan Revolosioner Republik Indonesia (PRRI). Dia ditunjuk sebagai komandan Resimen Team Pertempuran (RTP) 01/Siliwangi yang bertugas 6 bulan di Sumatera.

”Tugas utama Umar sebagai Komandan RTP 01/Siliwangi yaitu menumpas gerakan bersenjata PRRI yang diproklamasikan pada Januari 1958,” kata Herry Gendut Janarto dalam buku ‘Karlinah Umar Wirahadikusumah: Bukan Sekadar Istri Prajurit’.

Dalam pelaksanaan operasi, kata Hery, Umar membawahi beberapa batalion Kujang yang dipimpin perwira menengah. Batalion 309 dipimpin Kapten Sajidiman Surjohadiprojo dan Batalion 330/Kujang I dikomandani Mayor Supomo. Pada 1947 Umar tercatat sebagai ajudan Pangdam Siliwangi Abdul Haris Nasution.

Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan menjawab tantangan situasi, pada 1959 Angkatan Darat melakukan reorganisasi besar-besaran. Berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor 952/10/1959 tertanggal 24 Oktober diadakan pembagian wilayah Indonesia ke dalam Komando Distrik Militer (kodam).

Di Jakarta pun dilakukan perubahan status dari KMKB-DR menjadi Kodam V. Tepat pada 18 Januari 1960 bertempat di Lapangan Banteng diresmikan lah Kodam V Jayakarta (Kodam Jaya). Menurut Herry, pada upacara khidmat itu Kolonel Umar Wirahadikusumah dilantik sebagai Pangdam Jaya yang pertama berdasarkan Surat Keputusan KSAD Nomor: Kpts 12/I/1960.

Umar kembali terlibat dalam kegentingan ketika Jakarta mencekam akibat Gerakan 30 S/PKI. Tak bisa disangkal, pemulihan keamanan di Ibu Kota selama terjadi pemberontakan dan setelahnya menjadi tugas berat Kodam Jaya.

Dengan segala upaya keras Umar selaku Pangdam Jaya berhasil mempertahankan situasi keamanan Ibu Kota. Tak dimungkiri, ketika ini Umar menjadi orang terdekat Pangkostrad Soeharto dalam memadamkan Gestapu.

Karier militernya terus melesat. Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad: Kep.138/12/65 tertanggal 2 Desember 1965, Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah diangkat sebagai Pangkostrad. Dia menggantikan Letjen TNI Soeharto yang diangkat sebagai Men/Pangad.

Tak berhenti sampai di situ. Setelah periode 1969-1973 menjadi orang nomor satu di Pasukan Cakra, Umar dipercaya sebagai KSAD. Selepas dari militer, tentara yang sempat bekerja di perkebunan semasa remaja ini dipercaya Pak Harto sebagai Ketua BPK (1973-1983).

Puncak kariernya terjadi selepas dari lembaga itu. Soeharto yang kembali terpilih sebagai Presiden memilih Umar sebagai wapres. “Setelah melalui rangkaian proses persidangan, akhirnya Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapan Nomor VIII/MPR/1983 mengangkat Jenderal TNI Purnawirawan Umar Wirhadikusumah sebagai wakil presiden RI untuk lima tahun, terhitung sejak diucapkannya sumpah jabatan di hadapan MPR,” kata Herry.

Selepas wapres, Umar tak lagi aktif di dunia politik. Jenderal darah biru penumpas PKI itu wafat pada Jumat, 21 Maret 2003 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Raganya memang telah tiada, namun jasanya diabadikan Jenderal Dudung Abdurachman sebagai nama gedung di Makodam Jaya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1166 seconds (0.1#10.140)