Said Aqil Sebut Syuriah NU Harus Bisa Baca Kitab Kuning
Rabu, 17 November 2021 - 16:01 WIB
JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj meminta Pengurus NU, agar tidak sembarangan berfatwa sebelum tahu masalah. Kata Said Aqil , ukuran paling sederhana penguasaan masalah (keagamaan) menurutnya adalah paham kitab kuning.
Baca juga: Hadir di Kupang, Kiai Said Aqil Pimpin Peletakan Batu Pertama Gedung PWNU NTT
"Jangan sembarangan mengeluarkan fatwa kalau belum tahu masalah. Lihat dulu masdarnya, maraji'nya. Kembali ke kutubutturats," papar profesor bidang tasawuf ini, Rabu (17/11/2021).
"Syuriyah di tingkat cabang, apalagi tingkat wilayah, apalagi tingkat PB, harus bisa baca kitab kuning," imbuhnya.
Meski dilangsungkan di halaman SMK NU Sukoharjo yang baru setengah jadi di Desa Serut, Kecamatan Nguter, tidak mengurangi khidmat prosesi pelantikan.
Sebelumnya, Konferensi Cabang ke-VII NU Sukoharjo pada Mei lalu kembali menempatkan KH Abdullah Faishol sebagai Rais Syuriyah dan H Khomsun Nur Arif sebagai Ketua Tanfidziyah.
Ada tiga pesan disampaikan Kiai Said Aqil. Pertama agar kader dan pengurus NU Sukoharjo menjaga ruhuddin. Beragama yang baik, urainya, bukan hanya soal berhaji dan umrah. Tapi juga soal akhlak dan kemuliaan budaya.
Kedua, menjaga ruhul wathoniyah. Kiai Said menegaskan, bagi NU nasionalisme adalah bagian dari iman. Semangat kebangsaan harus beriringan dengan spirit keagamaan.
Ketiga, menjaga ruhul insaniyah. Semangat kemanusiaan. Mereka yang nonmuslim, yang berbeda suku, bahasa, dan budaya, tetap adalah saudara dalam kemanusiaan. "Mari agama kita ambil ruhnya. Bukan hanya legalnya saja," tandasnya.
Baca juga: Hadir di Kupang, Kiai Said Aqil Pimpin Peletakan Batu Pertama Gedung PWNU NTT
"Jangan sembarangan mengeluarkan fatwa kalau belum tahu masalah. Lihat dulu masdarnya, maraji'nya. Kembali ke kutubutturats," papar profesor bidang tasawuf ini, Rabu (17/11/2021).
"Syuriyah di tingkat cabang, apalagi tingkat wilayah, apalagi tingkat PB, harus bisa baca kitab kuning," imbuhnya.
Meski dilangsungkan di halaman SMK NU Sukoharjo yang baru setengah jadi di Desa Serut, Kecamatan Nguter, tidak mengurangi khidmat prosesi pelantikan.
Sebelumnya, Konferensi Cabang ke-VII NU Sukoharjo pada Mei lalu kembali menempatkan KH Abdullah Faishol sebagai Rais Syuriyah dan H Khomsun Nur Arif sebagai Ketua Tanfidziyah.
Ada tiga pesan disampaikan Kiai Said Aqil. Pertama agar kader dan pengurus NU Sukoharjo menjaga ruhuddin. Beragama yang baik, urainya, bukan hanya soal berhaji dan umrah. Tapi juga soal akhlak dan kemuliaan budaya.
Kedua, menjaga ruhul wathoniyah. Kiai Said menegaskan, bagi NU nasionalisme adalah bagian dari iman. Semangat kebangsaan harus beriringan dengan spirit keagamaan.
Ketiga, menjaga ruhul insaniyah. Semangat kemanusiaan. Mereka yang nonmuslim, yang berbeda suku, bahasa, dan budaya, tetap adalah saudara dalam kemanusiaan. "Mari agama kita ambil ruhnya. Bukan hanya legalnya saja," tandasnya.
(maf)
tulis komentar anda