Mahfud MD: Serangan Umum 1 Maret Hanya 6 Jam tapi Manfaatnya Lebih dari 75 Tahun
Selasa, 16 November 2021 - 12:46 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah langkah strategis untuk mematahkan argumentasi internasional kala itu. Menurut dia, tindakan tersebut pun terbukti efektif membuktikan ke dunia internasional bahwa Indonesia masih ada.
Hal itu disampaikan Menko Mahfud saat memberikan Keynote Speech di acara Seminar Nasional 'Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada' secara daring pada Selasa (16/11/2021). Acara diselenggarakan oleh Pemerintah DI Yogyakarta untuk mendukung pengusulan Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi Hari Nasional.
"Ini adalah bentuk kolaborasi masyarakat sipil dan militer, dirancang oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan Panglima Jenderal Sudirman, dilaksanakan bersama oleh TNI dan rakyat Yogyakarta," kata Mahfud.
Baca juga: Tegaskan Pemerintah Tak Antikritik, Mahfud MD: Izinkan yang Dikritik Mengkritik Balik
Ia menekankan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan meraih kemerdekaan. Hal ini yang tercermin jelas dalam Serangan Umum 1 Maret, dan mempertahankan kemerdekaan butuh peran serta dan kerja sama.
"Kala itu awal Maret 1949, Sultan mendengar akan diselenggarakan rapat Dewan Keamanan PBB soal Indonesia dan Belanda. Sultan berkirim surat ke Panglima Sudirman untuk melakukan Serangan Umum untuk mengusir Belanda. TNI dan laskar rakyat berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam," ujarnya.
Meski hanya 6 jam, tapi menurut Mahfud, manfaatnya terasa lebih dari 75 tahun hingga saat ini. Serangan itu efektif mematahkan argumentasi Belanda ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah tidak ada dan tidak berjalan efektif.
Baca juga: Cerita Lucu Mahfud MD di Peparnas XVI Papua, Penonton Teriak Anies...Ganjar...Anies...Ganjar
"Ini merupakan pembuktian ke Internasional bahwa Indonesia masih ada, bahwa Belanda melakukan agresi bukan sekadar aksi polisional semata," katanya.
Hal itu disampaikan Menko Mahfud saat memberikan Keynote Speech di acara Seminar Nasional 'Serangan Umum di Jogja: Indonesia Masih Ada' secara daring pada Selasa (16/11/2021). Acara diselenggarakan oleh Pemerintah DI Yogyakarta untuk mendukung pengusulan Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi Hari Nasional.
"Ini adalah bentuk kolaborasi masyarakat sipil dan militer, dirancang oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan Panglima Jenderal Sudirman, dilaksanakan bersama oleh TNI dan rakyat Yogyakarta," kata Mahfud.
Baca juga: Tegaskan Pemerintah Tak Antikritik, Mahfud MD: Izinkan yang Dikritik Mengkritik Balik
Ia menekankan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan sama pentingnya dengan meraih kemerdekaan. Hal ini yang tercermin jelas dalam Serangan Umum 1 Maret, dan mempertahankan kemerdekaan butuh peran serta dan kerja sama.
"Kala itu awal Maret 1949, Sultan mendengar akan diselenggarakan rapat Dewan Keamanan PBB soal Indonesia dan Belanda. Sultan berkirim surat ke Panglima Sudirman untuk melakukan Serangan Umum untuk mengusir Belanda. TNI dan laskar rakyat berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam," ujarnya.
Meski hanya 6 jam, tapi menurut Mahfud, manfaatnya terasa lebih dari 75 tahun hingga saat ini. Serangan itu efektif mematahkan argumentasi Belanda ke dunia internasional bahwa Indonesia sudah tidak ada dan tidak berjalan efektif.
Baca juga: Cerita Lucu Mahfud MD di Peparnas XVI Papua, Penonton Teriak Anies...Ganjar...Anies...Ganjar
"Ini merupakan pembuktian ke Internasional bahwa Indonesia masih ada, bahwa Belanda melakukan agresi bukan sekadar aksi polisional semata," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda