JK Diusulkan Jadi Ketum PBNU, PKB Balik Sarankan Jadi Ketum Demokrat
Senin, 15 November 2021 - 11:36 WIB
Terkait kepemimpinan PBNU periode 2021-2026 yang akan ditetapkan dalam Muktamar ke-34 NU besok, Luqman Hakim memastikan keluarga besar NU sudah memiliki mekanisme dan tata cara terbaik sehingga siapa pun yang terpilih sebagai Rais 'Am dan Ketua Umum PBNU, pastilah tokoh-tokoh NU terbaik.
Luqman menyebutkan sebagai organisasi sosial kemasyarakatan Islam terbesar di dunia, NU tidak sekadar butuh sosok pemimpin yang matang dalam kemampuan manajerial organisasi, tetapi juga harus mumpuni dalam penguasaan berbagai khazanah dan ajaran agama Islam, memahami berbagai karakter budaya yang berkembang di Indonesia, dan bangsa-bangsa lain di dunia.
Karena dakwah Islam yang dikembangkan NU kata dia selalu berprinsip ada upaya-upaya menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam melalui pendekatan kebudayaan yang sudah bertumbuh di tengah masyarakat. Selain itu, sosok pimpinan NU yang akan datang juga harus dipastikan tidak memiliki interest politik dan ekonomi individual/kelompok yang sudah pasti akan berdampak negatif pada kehidupan organisasi dan umat NU.
"Sebagai Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor), saya berharap kepada siapapun untuk memberi dukungan terbaik bagi pelaksanaan Muktamar ke-34 NU sehingga dapat berjalan sukses dan lancar. Adapun mengenai berbagai keputusan yang akan diambil pada forum Muktamar, termasuk siapa yang ditetapkan sebagai pimpinan PBNU lima tahun mendatang, biarlah sepenuhnya ditentukan oleh peserta Muktamar NU," pungkas Luqman.
Sebagaimana diketahui, Deputi Balitbang Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengusulkan JK sebagai calon Ketum PBNU. Ia menyebut JK juga termasuk tokoh NU.
"Pak Jusuf Kalla selain tokoh bangsa, tokoh nasional, tokoh Indonesia timur, juga tokoh NU. Sangat lengkap pengalaman organisasi dan kemampuannya dalam membesarkan organisasi. Seandainya beliau berkenan memimpin NU ke depan, tentu makin membuat besar organisasi Nahdliyin," ujar Syahrial, Minggu (14/11/2021).
Ia melihat sosok JK sebagai tokoh bangsa. Apalagi dia juga tokoh NU. Apabila Ketua Umum PBNU dalam posisi saat ini merupakan organisasi besar milik umat yang mengedepankan pluralisme, artinya kata elite Partai Demokrat tersebut JK sangat memenuhi syarat.
"Secara ekonomi dan bisnis Pak JK juga sangat mumpuni. Akan fokus dalam membesarkan organisasi. Tidak perlu juga hadiah jabatan yang dikhawatirkan dapat menjadi beban dalam menjalin silaturahmi dengan pihak lain," tambah Syahrial.
Luqman menyebutkan sebagai organisasi sosial kemasyarakatan Islam terbesar di dunia, NU tidak sekadar butuh sosok pemimpin yang matang dalam kemampuan manajerial organisasi, tetapi juga harus mumpuni dalam penguasaan berbagai khazanah dan ajaran agama Islam, memahami berbagai karakter budaya yang berkembang di Indonesia, dan bangsa-bangsa lain di dunia.
Karena dakwah Islam yang dikembangkan NU kata dia selalu berprinsip ada upaya-upaya menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam melalui pendekatan kebudayaan yang sudah bertumbuh di tengah masyarakat. Selain itu, sosok pimpinan NU yang akan datang juga harus dipastikan tidak memiliki interest politik dan ekonomi individual/kelompok yang sudah pasti akan berdampak negatif pada kehidupan organisasi dan umat NU.
"Sebagai Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor), saya berharap kepada siapapun untuk memberi dukungan terbaik bagi pelaksanaan Muktamar ke-34 NU sehingga dapat berjalan sukses dan lancar. Adapun mengenai berbagai keputusan yang akan diambil pada forum Muktamar, termasuk siapa yang ditetapkan sebagai pimpinan PBNU lima tahun mendatang, biarlah sepenuhnya ditentukan oleh peserta Muktamar NU," pungkas Luqman.
Sebagaimana diketahui, Deputi Balitbang Partai Demokrat, Syahrial Nasution mengusulkan JK sebagai calon Ketum PBNU. Ia menyebut JK juga termasuk tokoh NU.
"Pak Jusuf Kalla selain tokoh bangsa, tokoh nasional, tokoh Indonesia timur, juga tokoh NU. Sangat lengkap pengalaman organisasi dan kemampuannya dalam membesarkan organisasi. Seandainya beliau berkenan memimpin NU ke depan, tentu makin membuat besar organisasi Nahdliyin," ujar Syahrial, Minggu (14/11/2021).
Ia melihat sosok JK sebagai tokoh bangsa. Apalagi dia juga tokoh NU. Apabila Ketua Umum PBNU dalam posisi saat ini merupakan organisasi besar milik umat yang mengedepankan pluralisme, artinya kata elite Partai Demokrat tersebut JK sangat memenuhi syarat.
"Secara ekonomi dan bisnis Pak JK juga sangat mumpuni. Akan fokus dalam membesarkan organisasi. Tidak perlu juga hadiah jabatan yang dikhawatirkan dapat menjadi beban dalam menjalin silaturahmi dengan pihak lain," tambah Syahrial.
(kri)
tulis komentar anda