Kesungguhan Memberantas Korupsi

Sabtu, 06 November 2021 - 05:50 WIB
Kesungguhan Memberantas Korupsi
Mirza Ahmad

Peresensi Balai Pustaka Kota Jakarta

“Kalau engkau sungguh-sungguh tak mau dicegah dalam niatmu, besok lusa engkau jual benteng pertahananmu dengan uang. Kemudian engkau kawin lagi. Kemudian engkau menjauhi atau dijauhi kawan-kawanmu. Engkau mendapat kawan-kawan baru yang semua ada di dalam ketakutan. Engkau jadi binatang perburuan. Engkau harus lari, terus lari, terus sampai akhirnya rebah sendiri tiada bertenaga.” Pramoedya Ananta Toer dalamKorupsi.

baca juga: KPK Ungkap 334 Pelaku Usaha Jadi Tersangka Korupsi

NovelKorupsikarangan Pramoedya Ananta Toer terbit pertama kali pada 1954. Novel itu mengisahkan seorang pekerja rendahan bernama Bakir yang mengalami tekanan batin setelah dengan kesadaran melakukan korupsi—suatu perbuatan melanggar hukum yang telah sering dilakukan oleh teman-teman sejawatnya. Sejak itu hidupnya dipenuhi kegelisahan dan rasa bersalah. Kebohongan demi kebohongan berulang-ulang mengisi hari-harinya. Melalui novelKorupsikita diajak untuk berpikir ulang berkali-kali jika di benak sempat terbersit niat untuk korupsi.



Sejak dekade 1950-an sampai dengan sekarang, Indonesia belum mampu keluar dari jerat kejahatan korupsi sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa korupsi telah menggurita di Indonesia sejak lama. Sebagai kejahatan luar biasa keberadaan korupsi mengancam masa depan bangsa. Di tengah kondisi yang demikian, upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam hal kesadaran anti-korupsi, seyogianya menjadi perhatian bersama dan kiranya terbitnya buku ini dapat dilihat sebagai salah satu wujudnya.

baca juga: Ketua KPK Buka Suara soal Pengadaan Barang dan Jasa selama Pandemi

Buku berjudulMembendung Korupsi Demi Negerikarya Sabir Laluhu ini berisi beragam catatan prestasi kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upayanya melakukan pendidikan masyarakat, pencegahan, dan penindakan korupsi di negeri ini. Buku ini hadir sebagai wujud dari perhatian penulisnya terhadap salah satu persoalan paling penting di Indonesia. Negeri ini sedang berada dalam situasi darurat korupsi. Sekaitan dengan itu ada anggapan di masyarakat bahwa para koruptor senantiasa terus berusaha bermain mata dengan para aktor pemberantas korupsi.

Informasi yang mengerikan juga terdengar, bahwa saat KPK berhasil dikuasai oleh kaki tangan koruptor, maka usaha pencegahan dan penindakan korupsi pun sekadar retorika atau drama semata. Kisruh perihal TWK bagi para pegawai KPK, beberapa bulan yang lalu, juga menambah intensitas perhatian publik kepada lembaga anti-rasuah ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More