BNPB Bentuk Posko Utama untuk Percepat Penanganan Banjir Bandang di Kota Batu
Jum'at, 05 November 2021 - 18:28 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera membentuk posko utama sebagai langkah percepatan penanganan pascabanjir bandang di Kota Batu, Malang yang terjadi pada Kamis, 4 November 2021, kemarin.
Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan, mengungkapkan BNPB mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status tanggap darurat dan membentuk klaster pendukung percepatan penanganan.
"Perlu adanya status darurat bencana, disarankan dua minggu ke depan, kemudian mendirikan posko utama dan membentuk klaster-klaster antara lain klaster pencarian, klaster yang mengurus pengungsi, logistik, dapur umum, psikosial, klaster sarana pra sarana, klaster kesehatan dan klaster pemulihan untuk mengurus terkait pendataan rumah yang rusak," ungkap Lilik saat memberikan arahan pada Rakor Penanganan Banjir di Kota Batu, Jumat (5/11/2021).
Rapat tersebut dihadiri Sekretaris Utama BNPB, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur, Kapolda Jawa Timur, Kasdam V Brawijaya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, dan perwakilan intansi daerah terkait. Lilik juga mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan terkait kemungkinan adanya bencana susulan, mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Mengantisipasi bahaya susulan, hujan belum berhenti kemungkinan sampai Desember bahkan Januari masih akan turun hujan, harus ada sistem peringatan dini yang dibangun, minimal ada petugas yang memantau keadaan di atas (hulu sungai) untuk kemudian diinformasikan ke posko," pungkasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu menjelaskan perkembangan penanganan bencana banjir di Kota Batu. "Sejak semalam total alat berat diturunkan 7 unit, dump truck 7 unit, truk tangki 2 unit dikerahkan untuk percepatan penanganan pascabanjir di Kota Batu," kata Agung.
Hingga pukul 11.00 tadi, BPBD mencatat terdapat belasan rumah rusak dan 142 warga mengungsi akibat banjir bandang. "Kerugian tercatat oleh kami ada 17 unit rumah rusak, 28 motor rusak, 4 mobil rusak, 8 hewan ternak hilang dan 142 warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman," ujarnya.
Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan, mengungkapkan BNPB mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status tanggap darurat dan membentuk klaster pendukung percepatan penanganan.
"Perlu adanya status darurat bencana, disarankan dua minggu ke depan, kemudian mendirikan posko utama dan membentuk klaster-klaster antara lain klaster pencarian, klaster yang mengurus pengungsi, logistik, dapur umum, psikosial, klaster sarana pra sarana, klaster kesehatan dan klaster pemulihan untuk mengurus terkait pendataan rumah yang rusak," ungkap Lilik saat memberikan arahan pada Rakor Penanganan Banjir di Kota Batu, Jumat (5/11/2021).
Rapat tersebut dihadiri Sekretaris Utama BNPB, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur, Kapolda Jawa Timur, Kasdam V Brawijaya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, dan perwakilan intansi daerah terkait. Lilik juga mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan terkait kemungkinan adanya bencana susulan, mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Mengantisipasi bahaya susulan, hujan belum berhenti kemungkinan sampai Desember bahkan Januari masih akan turun hujan, harus ada sistem peringatan dini yang dibangun, minimal ada petugas yang memantau keadaan di atas (hulu sungai) untuk kemudian diinformasikan ke posko," pungkasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu menjelaskan perkembangan penanganan bencana banjir di Kota Batu. "Sejak semalam total alat berat diturunkan 7 unit, dump truck 7 unit, truk tangki 2 unit dikerahkan untuk percepatan penanganan pascabanjir di Kota Batu," kata Agung.
Hingga pukul 11.00 tadi, BPBD mencatat terdapat belasan rumah rusak dan 142 warga mengungsi akibat banjir bandang. "Kerugian tercatat oleh kami ada 17 unit rumah rusak, 28 motor rusak, 4 mobil rusak, 8 hewan ternak hilang dan 142 warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman," ujarnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda