Gatot Nurmantyo soal Patung Museum Kostrad: Nanti Orang Aceh Ambil Monas
Jum'at, 29 Oktober 2021 - 20:19 WIB
JAKARTA - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo selalu lantang bicara tentang komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, hampir semua orang sepakat komunisme telah bangkrut dan ambruk.
Gara-gara sikapnya itu, Gatot dihujani kritik dari berbagai kalangan. Gatot disebut sebagai pensiunan jenderal TNI yang kurang kerjaan dan kebanyakan tidur, hanya bangun di bulan September.
Tetapi Gatot tetap saja bicara soal G30S/PKI di mana-mana, kendati tidak populer di kepala generasi milenial, yang berarti pula tidak populis bagi orang yang disebut punya ambisi politik seperti dirinya.
”Saya menyampaikan ini bukan karena apa-apa. Jangan sampai peristiwa kelam itu terulang kembali. Jangan sampai abai, abai adalah awal dari kehancuran. Ini sudah sejak 1926, lalu 1948, 1965. Sudahlah, sekarang saatnya melupakan peristiwa masa lalu, tetapi tidak menghilangkan sejarah,” tutur Gatot dalam video akun youtube Akbar Faizal, Jumat (29/10/2021).
Gatot melihat ada indikasi-indikasi sehingga merasa harus memberi peringatan. ”Yang bikin saya berteriak itu kan karena di Markas Kostrad. Saya ngomong seperti itu karena tidak ada yang boleh berbicara. Berarti ada proses intimidasi. Boleh dong saya punya intuisi, pribadi saya ini,” kata presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.
Gatot pada September lalu membuat pernyataan kontroversial. Dia mengaku melihat indikasi penyusupan PKI di tubuh TNI. Salah satu indikasi itu adalah hilangnya patung Abdul Haris Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhie Wibowo, tiga tokoh penting penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Pernyataan itu segera dibantah Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman. Menurut dia, patung diambil mantan Pangkostrad Azmyn Yusri Nasution yang membuatnya. ”Semestinya konfirmasi dulu ke Kostrad sebelum membuat pernyataan,” kata Dudung.
Tetapi penjelasan itu terasa janggal bagi Gatot. Sampai saat ini pemindahan tiga patung diorama di Museum Dharma Bhakti Kostrad tidak masuk akal baginya. ”Apa bisa orang memberi sesuatu buat museum terus nanti diambil. Ini museum lho ya? Ada aturannya. Nanti orang Aceh bisa ambil monas dong,” kata Gatot.
Gara-gara sikapnya itu, Gatot dihujani kritik dari berbagai kalangan. Gatot disebut sebagai pensiunan jenderal TNI yang kurang kerjaan dan kebanyakan tidur, hanya bangun di bulan September.
Tetapi Gatot tetap saja bicara soal G30S/PKI di mana-mana, kendati tidak populer di kepala generasi milenial, yang berarti pula tidak populis bagi orang yang disebut punya ambisi politik seperti dirinya.
”Saya menyampaikan ini bukan karena apa-apa. Jangan sampai peristiwa kelam itu terulang kembali. Jangan sampai abai, abai adalah awal dari kehancuran. Ini sudah sejak 1926, lalu 1948, 1965. Sudahlah, sekarang saatnya melupakan peristiwa masa lalu, tetapi tidak menghilangkan sejarah,” tutur Gatot dalam video akun youtube Akbar Faizal, Jumat (29/10/2021).
Gatot melihat ada indikasi-indikasi sehingga merasa harus memberi peringatan. ”Yang bikin saya berteriak itu kan karena di Markas Kostrad. Saya ngomong seperti itu karena tidak ada yang boleh berbicara. Berarti ada proses intimidasi. Boleh dong saya punya intuisi, pribadi saya ini,” kata presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.
Gatot pada September lalu membuat pernyataan kontroversial. Dia mengaku melihat indikasi penyusupan PKI di tubuh TNI. Salah satu indikasi itu adalah hilangnya patung Abdul Haris Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhie Wibowo, tiga tokoh penting penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
Pernyataan itu segera dibantah Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman. Menurut dia, patung diambil mantan Pangkostrad Azmyn Yusri Nasution yang membuatnya. ”Semestinya konfirmasi dulu ke Kostrad sebelum membuat pernyataan,” kata Dudung.
Tetapi penjelasan itu terasa janggal bagi Gatot. Sampai saat ini pemindahan tiga patung diorama di Museum Dharma Bhakti Kostrad tidak masuk akal baginya. ”Apa bisa orang memberi sesuatu buat museum terus nanti diambil. Ini museum lho ya? Ada aturannya. Nanti orang Aceh bisa ambil monas dong,” kata Gatot.
(muh)
tulis komentar anda