Anies Berpeluang Jadi Capres Poros Perubahan di Pilpres 2024
Selasa, 19 Oktober 2021 - 16:43 WIB
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpeluang menjadi calon presiden ( capres ) dari poros perubahan pada Pilpres 2024 . PKS, PAN, PPP, dan partai nasionalis tengah bisa membentuk poros ini.
Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, melihat keadaan politik hari ini, sangat mungkin ada tiga poros dalam Pilpres 2024.
"Poros pertama PDIP-Gerindra dengan Prabowo-Puan. Poros kedua Demokrat-Golkar dengan capres dari ketumnya masing-masing. Poros ketiga: PKS, PAN, PPP, dan partai lainnya dengan capres Anies dan wapresnya dari tokoh X," jelas Robi kepada SINDOnews, Selasa (19/10/2021).
Namun, kata Robi, ada juga kemungkinan hanya tercipta dua poros di Pilpres 2024, yakni poros penguasa yang didukung parpol penguasa dengan capres-cawapres Prabowo Subianto-Puan Maharani. Poros penguasa ini bakal berhadapan dengan poros perubahan, dengan capres Anies dan Mr X sebagai pihak yang bisa memenangkan pilpres.
"Harapan masyarakat yang utama adalah memastikan bahwa Indonesia mampu keluar dari krisis Covid-19 yang berdampak pada masalah ekonomi dan mampu menempatkan posisi Indonesia bermartabat di tengah percaturan dunia yang kompleks saat ini," ujarnya.
Soal Anies dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang belakangan kerap diundang dalam acara parpol seperti PAN dan PPP, Robi mengatakan setiap parpol dan capres menginginkan kemenangan politik yang ideal. "PPP dan PAN adalah parpol yang masih bernapaskan Islam. Idealnya, mereka bisa memenangkan pilpres dengan capres yang napas politiknya sama atau mendekati sama."
Anies dan Ridwan Kamil, tambah Robi, memiliki irisan kepentingan yang sama. Karena itu, wajar kalau dua-duanya sering diundang oleh parpol tersebut. Dan itu bisa menjadi pertanda bahwa dua pihak sama-sama menghendaki.
"Hanya masalahnya adalah politics is never flat. Harapan kemenangan ideal akan berhadapan dengan harapan yang sama pada kubu kepentingan lain yang berbeda. Menyatukan dua kubu kepentingan atau lebih menjadi sering kali tidak ideal bagi para pihak, tapi bisa menjaga kestabilan politik."
Yang pasti, kata Robi, politik itu seperti air yang akan menemukan jalannya sendiri untuk mendapatkan kepentingannya. "Kata kuncinya adalah partai-partai itu ingin menang. Dia akan berhitung dengan cara apa dan mencapreskan siapa sehingga dia menang."
Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, melihat keadaan politik hari ini, sangat mungkin ada tiga poros dalam Pilpres 2024.
"Poros pertama PDIP-Gerindra dengan Prabowo-Puan. Poros kedua Demokrat-Golkar dengan capres dari ketumnya masing-masing. Poros ketiga: PKS, PAN, PPP, dan partai lainnya dengan capres Anies dan wapresnya dari tokoh X," jelas Robi kepada SINDOnews, Selasa (19/10/2021).
Namun, kata Robi, ada juga kemungkinan hanya tercipta dua poros di Pilpres 2024, yakni poros penguasa yang didukung parpol penguasa dengan capres-cawapres Prabowo Subianto-Puan Maharani. Poros penguasa ini bakal berhadapan dengan poros perubahan, dengan capres Anies dan Mr X sebagai pihak yang bisa memenangkan pilpres.
"Harapan masyarakat yang utama adalah memastikan bahwa Indonesia mampu keluar dari krisis Covid-19 yang berdampak pada masalah ekonomi dan mampu menempatkan posisi Indonesia bermartabat di tengah percaturan dunia yang kompleks saat ini," ujarnya.
Soal Anies dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang belakangan kerap diundang dalam acara parpol seperti PAN dan PPP, Robi mengatakan setiap parpol dan capres menginginkan kemenangan politik yang ideal. "PPP dan PAN adalah parpol yang masih bernapaskan Islam. Idealnya, mereka bisa memenangkan pilpres dengan capres yang napas politiknya sama atau mendekati sama."
Anies dan Ridwan Kamil, tambah Robi, memiliki irisan kepentingan yang sama. Karena itu, wajar kalau dua-duanya sering diundang oleh parpol tersebut. Dan itu bisa menjadi pertanda bahwa dua pihak sama-sama menghendaki.
"Hanya masalahnya adalah politics is never flat. Harapan kemenangan ideal akan berhadapan dengan harapan yang sama pada kubu kepentingan lain yang berbeda. Menyatukan dua kubu kepentingan atau lebih menjadi sering kali tidak ideal bagi para pihak, tapi bisa menjaga kestabilan politik."
Yang pasti, kata Robi, politik itu seperti air yang akan menemukan jalannya sendiri untuk mendapatkan kepentingannya. "Kata kuncinya adalah partai-partai itu ingin menang. Dia akan berhitung dengan cara apa dan mencapreskan siapa sehingga dia menang."
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda