PDIP Akui Celeng versus Bebek Bisa Ganggu Peluang Hattrick di Pemilu 2024
Kamis, 14 Oktober 2021 - 09:56 WIB
JAKARTA - Internal PDIP bergejolak. Rivalitas antara pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto cq Puan Maharani kian sengit.
Pemicunya adalah dukungan pencapresan pada Pilpres 2024. Bambang Wuryanto menyebut Ganjar dan pendukungnya sebagai celeng alias babi hutan. Sebaliknya pendukung Ganjar menyebut Bambang Wuryanto dan kelompoknya sebagai bebek. Letupan konflik internal ini cukup mengusik khalayak karena justru diimulai di Jawa Tengah, jantung PDIP.
Soal ini, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Arif Wibowo menjelaskan bahwa soal capres cawapres adalah wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. ”Itu diatur dalam AD/ART atau konstitusi PDIP. Jadi, sudah pasti kalau kader partai atau anggota partai sudah tahu itu,” kata Arif saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).
Selain itu, Arif mengatakan sejak beberapa bulan yang lalu sudah ada perintah terkait capres dan Pilpres 2024. ”Partai telah memerintahkan seluruh pengurus, kader, anggota, simpatisan untuk tidak membahas isu capres-cawapres," lanjut dia.
Menurut dia, PDIP tidak ingin membuat kegaduhan politik yang tidak perlu. Isu capres cawapres merupakan isu elitis. Sementara PDIP dan jajaran sedang digerakkan untuk memantapkan konsolidasi, membetuk struktur sampai tingkat anak ranting, dusun atau RW. Kemudian, badan-badan teknis partai, sayap-sayap partai dan komunitas juang partai. "Nah itulah yang harus dikuatkan supaya partai sebagai mesin politik tidak saja hanya kuat tetapi juga solid," ujarnya.
Selain itu, anggota Komisi II DPR mengatakan PDIP harus berpkir memperkuat kerja-kerja kerakyatan, yang langsung berdampak pada rakyat seperti soal kedaulatan pangan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana, membela hak-hak rakyat yang tertindas, yang disengsarakan dan sebagainya.
"Itu lah yang menjadi concern, pokok dari partai kita. Untuk itu diperintahkan untuk mengindari kegaduhan politik, tidak masuk pada genderang lawan, yang selalu menyoal isu-isu politik," tegas Arif.
Pemicunya adalah dukungan pencapresan pada Pilpres 2024. Bambang Wuryanto menyebut Ganjar dan pendukungnya sebagai celeng alias babi hutan. Sebaliknya pendukung Ganjar menyebut Bambang Wuryanto dan kelompoknya sebagai bebek. Letupan konflik internal ini cukup mengusik khalayak karena justru diimulai di Jawa Tengah, jantung PDIP.
Soal ini, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Arif Wibowo menjelaskan bahwa soal capres cawapres adalah wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. ”Itu diatur dalam AD/ART atau konstitusi PDIP. Jadi, sudah pasti kalau kader partai atau anggota partai sudah tahu itu,” kata Arif saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).
Selain itu, Arif mengatakan sejak beberapa bulan yang lalu sudah ada perintah terkait capres dan Pilpres 2024. ”Partai telah memerintahkan seluruh pengurus, kader, anggota, simpatisan untuk tidak membahas isu capres-cawapres," lanjut dia.
Menurut dia, PDIP tidak ingin membuat kegaduhan politik yang tidak perlu. Isu capres cawapres merupakan isu elitis. Sementara PDIP dan jajaran sedang digerakkan untuk memantapkan konsolidasi, membetuk struktur sampai tingkat anak ranting, dusun atau RW. Kemudian, badan-badan teknis partai, sayap-sayap partai dan komunitas juang partai. "Nah itulah yang harus dikuatkan supaya partai sebagai mesin politik tidak saja hanya kuat tetapi juga solid," ujarnya.
Selain itu, anggota Komisi II DPR mengatakan PDIP harus berpkir memperkuat kerja-kerja kerakyatan, yang langsung berdampak pada rakyat seperti soal kedaulatan pangan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan bencana, membela hak-hak rakyat yang tertindas, yang disengsarakan dan sebagainya.
"Itu lah yang menjadi concern, pokok dari partai kita. Untuk itu diperintahkan untuk mengindari kegaduhan politik, tidak masuk pada genderang lawan, yang selalu menyoal isu-isu politik," tegas Arif.
Lihat Juga :
tulis komentar anda