Bung Karno, Arsitek dan Seniman yang Warnai Bangunan Nasional
Rabu, 03 Juni 2020 - 07:54 WIB
Perhatian Bung Karno kepada para arsitek pun berlanjut saat bapak Pendiri Bangsa itu menjadi Presiden.
Bung Karno banyak memberikan kesempatan kepada mereka untuk merealisasikan ide-idenya mewujudkan bangunan publik nasional. Salah satunya adalah Sudarsono, arsitek yang memvisualisasikan ide Bung Karno tentang Tugu Monas di Jakarta.
Bonnie lalu mempertanyakan keabsahan keterlibatan Bung Karno dalam membangun berbagai bangunan publik. Sebab, Sukarno pasti sangat sibuk sebagai seorang presiden yang mengurusi negara yang baru merdeka.
Menjawab itu, Yuke menjelaskan dalam dunia arsitektur, ide awal saja sudah merupakan bagian dari arsitektur itu sendiri. Para arsitek seperti Sudarsono yang kemudian bertugas memvisualisasikan.
Berdasarkan riset dan wawancaranya dengan para arsitek yang pernah bekerja bersama Sukarno, sang presiden pertama RI itu kerap memanfaatkan acara sarapan pagi untuk berdiskusi dengan para arsitek.
Dari risetnya, Yuke menemukan bahwa berbagai bangunan publik yang dibangun di masa kepemimpinan Bung Karno, merupakan ide awal dari sang presiden.
Yuke juga menceritakan sebuah kisah unik ketika Tugu Monas dibangun. Saat itu, Monas sudah hampir selesai, namun Bung Karno tiba-tiba meminta agar ditambah 10 meter lagi.
"Tiba-tiba Pak Karno bilang agar ditambah 10 meter lagi. Padahal gambar sudah selesai. Akhirnya dengan segala upaya jadi 132 meter seperti sekarang," kata dia.
Menurut Yuke, tidak terhitung banyaknya hasil karya Sukarno maupun kolaborasinya dengan arsitek yang hingga kini masih ada. Termasuk kolaborasi dengan para seniman. Bangunan itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah dimana dulu Sukarno dibuang oleh penjajah.
Bonnie Triyana menyimpulkan dari diskusi itu bahwa selain sebagai Proklamator bangsa dan Presiden, Bung Karno ternyata juga seorang arsitek dan seniman yang karyanya masih bertahan hingga saat ini.
Bung Karno banyak memberikan kesempatan kepada mereka untuk merealisasikan ide-idenya mewujudkan bangunan publik nasional. Salah satunya adalah Sudarsono, arsitek yang memvisualisasikan ide Bung Karno tentang Tugu Monas di Jakarta.
Bonnie lalu mempertanyakan keabsahan keterlibatan Bung Karno dalam membangun berbagai bangunan publik. Sebab, Sukarno pasti sangat sibuk sebagai seorang presiden yang mengurusi negara yang baru merdeka.
Menjawab itu, Yuke menjelaskan dalam dunia arsitektur, ide awal saja sudah merupakan bagian dari arsitektur itu sendiri. Para arsitek seperti Sudarsono yang kemudian bertugas memvisualisasikan.
Berdasarkan riset dan wawancaranya dengan para arsitek yang pernah bekerja bersama Sukarno, sang presiden pertama RI itu kerap memanfaatkan acara sarapan pagi untuk berdiskusi dengan para arsitek.
Dari risetnya, Yuke menemukan bahwa berbagai bangunan publik yang dibangun di masa kepemimpinan Bung Karno, merupakan ide awal dari sang presiden.
Yuke juga menceritakan sebuah kisah unik ketika Tugu Monas dibangun. Saat itu, Monas sudah hampir selesai, namun Bung Karno tiba-tiba meminta agar ditambah 10 meter lagi.
"Tiba-tiba Pak Karno bilang agar ditambah 10 meter lagi. Padahal gambar sudah selesai. Akhirnya dengan segala upaya jadi 132 meter seperti sekarang," kata dia.
Menurut Yuke, tidak terhitung banyaknya hasil karya Sukarno maupun kolaborasinya dengan arsitek yang hingga kini masih ada. Termasuk kolaborasi dengan para seniman. Bangunan itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah dimana dulu Sukarno dibuang oleh penjajah.
Bonnie Triyana menyimpulkan dari diskusi itu bahwa selain sebagai Proklamator bangsa dan Presiden, Bung Karno ternyata juga seorang arsitek dan seniman yang karyanya masih bertahan hingga saat ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda