Regenerasi di NU Dinilai Sebuah Keharusan untuk Hadapi Tantangan Zaman
Minggu, 10 Oktober 2021 - 07:47 WIB
"Regenerasi juga indikator kesuksesan kaderisasi yang sudah dijalankan oleh PBNU selama ini," imbuhnya.
Rahmat melanjutkan, regenerasi juga mendorong social responsibility dari kaum muda untuk memberikan energinya mengembangkan NU. "Kita yang muda harus malu dan aware, masa para orang tua kita sudah sepuh dipaksa menjalankan operasional organisasi," katanya.
Rahmat mengomentari terkait dengan Kiai Said yang saat ini sudah memasuki usia ke-70 tahun. Menurutnya, dengan kondisi tersebut, sudah selayaknya Kiai Said masuk ke level Syuriah. "Masak kita yang muda tidak kasihan sama beliau. Dipaksa mengurusi operasional. Nanti orang bertanya, di NU anak mudanya pada kemana," ujarnya.
Menurutnya, tantangan PBNU ke depan adalah percepatan pembangunan SDM, menjelang datangnya tantangan bonus demografi di tahun 2030-2040. Selain itu, memperbanyak kelas menengah baru di NU akan menjadi dinamisator peningkatan kualitas warga Nahdlyini ke depan. Gelombang ini mulai jalan, sehingga PBNU tugasnya membesarkan gelombang ini.
Dia melanjutkan, digital transformation yang terjadi mengubah struktur dan pola hidup masyarakat, sehingga mau tidak mau NU harus adaptif. Energi kaum muda NU harus dioptimalkan.
Untuk menjawab semua tantangan tersebut menurut Rahmat, perlu sosok yang energik, agile, berani dan visioner. "Ada banyak nama yang beredar, tapi sejauh ini saya lihat Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) lebih siap dan berani. Tapi kan muktamar masih 3 bulan, kita berharap tokoh-tokoh muda NU yang lain juga muncul," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda