KH Cholil Nafis: Ibu Nuning Tak Pernah Benci Islam dan Kaitkan Bahasa Arab dengan Teroris
Kamis, 16 September 2021 - 14:38 WIB
JAKARTA - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan tabayyun atau klarifikasi terkait pemberitaan yang simpang siur mengenai Islam, Bahasa Arab dan terorisme.
Kedatangan mantan anggota Komisi I DPR yang akrab disapa Nuning, ini diterima langsung Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI KH Buya Amirsyah Tambunan dan KH Sadikun di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat.
”Saya sebagai umat Islam datang untuk bertabayyun ke MUI, untuk sowan kepada Kiai Buya Amirsyah Tambunan dan Bapak Kiai Cholil,” ujar Nuning, dalam video yang diunggah KH Cholil Nafis di akun Instagram pribadinya, @cholilnafis, Kamis (16/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut, Nuning menegaskan, tidak pernah membenci Islam dan mengatakan jika Bahasa Arab sebagai bahasa para teroris. ”Saya tidak pernah mengatakan bahasa arab itu adalah bahasanya teroris. Jadi Insyaallah saya sebagai umat muslim, sebagai umat Islam yang juga taat melakukan ibadah saya tidak pernah ada niat sedikitpun membenci Bahasa Arab maupun Islam itu sendiri,” tegasnya.
Nuning menambahkan, dirinya sangat menjunjung tinggi agama Islam sebagai keyakinan yang dianutnya. “Bagaimana mungkin, saya sebagai umat Islam membenci agama saya. Saya masih waras di mana saya sangat menjunjung tinggi agama saya, dan saya juga melakukan ibadah sebaik-baiknya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis mengapresiasi sikap Nuning yang melakukan tabayyun ke MUI. Dalam kesempatan itu, Kiai Cholil menegaskan, jika Nuning tidak pernah membenci Islam dan mengaitkan Bahasa Arab dengan terorisme.
”Bu Nuning bertabayyun ke MUI. Bagi kita semua selesai. Ibu Nuning tidak pernah membenci Islam, tidak pernah mengaitkan Bahasa Arab dengan terorisme, percayakan itu. Insyaallah kita semua menjadikan sarana tabayyun untuk kebaikan kita bersama,” katanya.
Kiai Cholil menambahkan, MUI telah mengeluarkan fatwa fiqih medsosiah tentang bagaimana media sosial dijadikan sarana menyebarkan kebaikan. ”Hal yang menjadi keraguan jangan langsung di share, disaring dulu,” ucapnya.
Senada, Sekjen MUI KH Buya Amirsyah Tambunan juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Susaningtyas Kertopati yang sudah bertabayyun ke MUI. ”Terima kasih mudah-mudahan tabayyun ini menjadi pelajaran berharga buat kita, Bu Nuning, Kiai Cholil, Kiai Sadikun. Mudah-mudahan masyarakat Indonesia terbebas dari berita fitnah, adu domba dan bohong,” ucapnya.
Kiai Buya juga mengajak kepada para pegiat media sosial, Youtuber untuk mentradisikan sikap tabayyun. ”Ini perbuatan yang sangat mulia dan mendatangkan kemaslahatan kalau betul-betul kita biasakan melakukan tabayyun, kalrifikasi dan sebaliknya adalah perbuatan keji dan sangat tidak disukai oleh Allah ketika orang menerima berita ditelan mentah-mentah,” ujarnya.
Diakuinya, saat ini banyak berita hoaks dan fitnah yang sesungguhnya bertentangan dengan ajaran semua agama di Indonesia termasuk Pancasila dan UUD 45. ”Pancasila mengajarkan kita untuk bersatu, termasuk mengajarkan kita untuk memiliki nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Kedatangan mantan anggota Komisi I DPR yang akrab disapa Nuning, ini diterima langsung Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI KH Buya Amirsyah Tambunan dan KH Sadikun di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat.
”Saya sebagai umat Islam datang untuk bertabayyun ke MUI, untuk sowan kepada Kiai Buya Amirsyah Tambunan dan Bapak Kiai Cholil,” ujar Nuning, dalam video yang diunggah KH Cholil Nafis di akun Instagram pribadinya, @cholilnafis, Kamis (16/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut, Nuning menegaskan, tidak pernah membenci Islam dan mengatakan jika Bahasa Arab sebagai bahasa para teroris. ”Saya tidak pernah mengatakan bahasa arab itu adalah bahasanya teroris. Jadi Insyaallah saya sebagai umat muslim, sebagai umat Islam yang juga taat melakukan ibadah saya tidak pernah ada niat sedikitpun membenci Bahasa Arab maupun Islam itu sendiri,” tegasnya.
Nuning menambahkan, dirinya sangat menjunjung tinggi agama Islam sebagai keyakinan yang dianutnya. “Bagaimana mungkin, saya sebagai umat Islam membenci agama saya. Saya masih waras di mana saya sangat menjunjung tinggi agama saya, dan saya juga melakukan ibadah sebaik-baiknya,” ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI KH Cholil Nafis mengapresiasi sikap Nuning yang melakukan tabayyun ke MUI. Dalam kesempatan itu, Kiai Cholil menegaskan, jika Nuning tidak pernah membenci Islam dan mengaitkan Bahasa Arab dengan terorisme.
”Bu Nuning bertabayyun ke MUI. Bagi kita semua selesai. Ibu Nuning tidak pernah membenci Islam, tidak pernah mengaitkan Bahasa Arab dengan terorisme, percayakan itu. Insyaallah kita semua menjadikan sarana tabayyun untuk kebaikan kita bersama,” katanya.
Kiai Cholil menambahkan, MUI telah mengeluarkan fatwa fiqih medsosiah tentang bagaimana media sosial dijadikan sarana menyebarkan kebaikan. ”Hal yang menjadi keraguan jangan langsung di share, disaring dulu,” ucapnya.
Senada, Sekjen MUI KH Buya Amirsyah Tambunan juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Susaningtyas Kertopati yang sudah bertabayyun ke MUI. ”Terima kasih mudah-mudahan tabayyun ini menjadi pelajaran berharga buat kita, Bu Nuning, Kiai Cholil, Kiai Sadikun. Mudah-mudahan masyarakat Indonesia terbebas dari berita fitnah, adu domba dan bohong,” ucapnya.
Kiai Buya juga mengajak kepada para pegiat media sosial, Youtuber untuk mentradisikan sikap tabayyun. ”Ini perbuatan yang sangat mulia dan mendatangkan kemaslahatan kalau betul-betul kita biasakan melakukan tabayyun, kalrifikasi dan sebaliknya adalah perbuatan keji dan sangat tidak disukai oleh Allah ketika orang menerima berita ditelan mentah-mentah,” ujarnya.
Diakuinya, saat ini banyak berita hoaks dan fitnah yang sesungguhnya bertentangan dengan ajaran semua agama di Indonesia termasuk Pancasila dan UUD 45. ”Pancasila mengajarkan kita untuk bersatu, termasuk mengajarkan kita untuk memiliki nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda