Dampak Kekerasan Pada Anak Perempuan, Bisa Pengaruhi Masa Dewasa
Kamis, 16 September 2021 - 09:07 WIB
Tidak hanya kepercayaan dirinya saja yang menurun, anak-anak korban kekerasan juga akan susah percaya dengan orang lain. Apalagi jika yang melakukan kekerasan ini merupakan lingkungan terdekat yang selama ini berada di sekelilingnya. Bisa orang tua atau keluarga terdekat.
Mereka akan sangat berhati-hati untuk bisa percaya lagi. Jika dekat dengan orang pun, tidak akan menaruh kepercayaan seluruhnya. Pasti ada rasa curiga dan tidak aman. Tidak jarang malah lebih memilih untuk menyendiri, tanpa ada orang-orang di sekitarnya.
Sulit Mempertahankan Hubungan Pribadi
Memiliki hubungan yang ‘kacau’ dengan keluarga di masa yang lalu juga sangat berdampak dengan masalah pribadi di masa depan. Saat menjalin hubungan, bisa saja muncul rasa cemas berlebihan, curiga, kecemburuan yang menggebu-gebu yang akhirnya bisa menyebabkan perasaan kesepian yang mendalam.
Jika sudah demikian, meski pasangan selalu berusaha menyuguhkan yang terbaik, bisa saja akan merasa kurang. Alih-alih merasa dicintai, ada perasaan-perasaan asing yang membuatnya tidak nyaman. Karena hal itulah membuat pasangan merasa kurang dihargai. Tidak jarang hubungan kandas begitu saja.
Memiliki Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri
Guna melampiaskan rasa kecewa dan kesakitannya di masa lalu, tidak jarang anak-anak korban kekerasan cenderung menyakiti dirinya sendiri. Bentuk self-injury ini beragam, mulai dari memukulkan tangan ke tembok, membenturkan kepala, bisa juga sampai dengan membakar kulit. Bahkan, tidak jarang menelan berbagai benda berbahaya atau beracun.
Hal tersebut terjadi lantaran trauma psikologis yang dilalui di masa lalu. Termasuk juga menjadi korban kekerasan, baik itu verbal, fisik, sampai dengan seksual. Mereka bisa merasakan perasaan hampa, tidak disukai, sampai tak berguna. Dengan menyakiti diri sendiri, akan memberikan efek sakit yang membuat mereka merasakan derita layaknya orang kebanyakan.
Memiliki Kesulitan Mengatur Emosi
Dampak lainnya yang banyak diderita anak korban kekerasan adalah sulitnya mengatur emosi. Ada yang susah mengeluarkan emosinya hingga terlihat cuek atau bahkan terkesan mati rasa. Bahkan yang lebih parah, emosinya keluar menggebu-gebu sampai tidak bisa terkontrol jika sedang terpuruk.
Mereka akan sangat berhati-hati untuk bisa percaya lagi. Jika dekat dengan orang pun, tidak akan menaruh kepercayaan seluruhnya. Pasti ada rasa curiga dan tidak aman. Tidak jarang malah lebih memilih untuk menyendiri, tanpa ada orang-orang di sekitarnya.
Sulit Mempertahankan Hubungan Pribadi
Memiliki hubungan yang ‘kacau’ dengan keluarga di masa yang lalu juga sangat berdampak dengan masalah pribadi di masa depan. Saat menjalin hubungan, bisa saja muncul rasa cemas berlebihan, curiga, kecemburuan yang menggebu-gebu yang akhirnya bisa menyebabkan perasaan kesepian yang mendalam.
Jika sudah demikian, meski pasangan selalu berusaha menyuguhkan yang terbaik, bisa saja akan merasa kurang. Alih-alih merasa dicintai, ada perasaan-perasaan asing yang membuatnya tidak nyaman. Karena hal itulah membuat pasangan merasa kurang dihargai. Tidak jarang hubungan kandas begitu saja.
Memiliki Kecenderungan Menyakiti Diri Sendiri
Guna melampiaskan rasa kecewa dan kesakitannya di masa lalu, tidak jarang anak-anak korban kekerasan cenderung menyakiti dirinya sendiri. Bentuk self-injury ini beragam, mulai dari memukulkan tangan ke tembok, membenturkan kepala, bisa juga sampai dengan membakar kulit. Bahkan, tidak jarang menelan berbagai benda berbahaya atau beracun.
Hal tersebut terjadi lantaran trauma psikologis yang dilalui di masa lalu. Termasuk juga menjadi korban kekerasan, baik itu verbal, fisik, sampai dengan seksual. Mereka bisa merasakan perasaan hampa, tidak disukai, sampai tak berguna. Dengan menyakiti diri sendiri, akan memberikan efek sakit yang membuat mereka merasakan derita layaknya orang kebanyakan.
Memiliki Kesulitan Mengatur Emosi
Dampak lainnya yang banyak diderita anak korban kekerasan adalah sulitnya mengatur emosi. Ada yang susah mengeluarkan emosinya hingga terlihat cuek atau bahkan terkesan mati rasa. Bahkan yang lebih parah, emosinya keluar menggebu-gebu sampai tidak bisa terkontrol jika sedang terpuruk.
tulis komentar anda