Mendagri Minta Pemda Terus Perbaiki dan Perbaharui Data Covid-19
Senin, 06 September 2021 - 17:29 WIB
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) untuk terus memperbaiki dan memperbaharui input data Covid-19. Pasalnya, hingga kini masih sering ditemukan adanya lonjakan kasus penularan Covid-19 di sejumlah daerah akibat terinputnya data-data lama.
“Mohon betul-betul dipelototi data, karena data yang kita temukan di beberapa daerah, data kasus positif atau data yang konfirmasi ternyata banyak yang di-upload (diunggah) data-data yang sudah lama,” ujar Tito dikutip dari laman resmi Kemendagri, Senin, (6/9/2021).
Dia mengungkapkan pernah adanya temuan satu daerah dengan angka kematian atau fatality rate yang melonjak tajam. Namun setelah ditelusuri angka tersebut merupakan akumulasi angka kematian dari minggu-minggu sebelumnya. “Setelah kita lihat, pelototin, ternyata angka kematiannya akumulasi dari beberapa minggu sebelumnya, bukan yang riil minggu itu,” ungkapnya.
Maka dari itu Mantan Kapolri itu pun meminta setiap pemda untuk melakukan rapat koordinasi mengenai sistem input data Covid-19. Menurutnya data ini akan sangat menentukan arah kebijakan pemerintah dalam pengendalian pandemi ke depannya. Salah satunya dalam menentukan penerapan level kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan zona wilayahnya.
“Kalau dimasukkan data yang lama, nanti pengambilan kebijakannya salah. Jumlah kasus aktif dimasukin yang 3-4 minggu lalu itu membuat kasus aktif banyak. Sehingga akhirnya mau ditarik ke isoter (isolasi terpusat) semua, padahal mungkin jumlahnya tidak segitu,” pungkasnya. Dita angga
“Mohon betul-betul dipelototi data, karena data yang kita temukan di beberapa daerah, data kasus positif atau data yang konfirmasi ternyata banyak yang di-upload (diunggah) data-data yang sudah lama,” ujar Tito dikutip dari laman resmi Kemendagri, Senin, (6/9/2021).
Dia mengungkapkan pernah adanya temuan satu daerah dengan angka kematian atau fatality rate yang melonjak tajam. Namun setelah ditelusuri angka tersebut merupakan akumulasi angka kematian dari minggu-minggu sebelumnya. “Setelah kita lihat, pelototin, ternyata angka kematiannya akumulasi dari beberapa minggu sebelumnya, bukan yang riil minggu itu,” ungkapnya.
Maka dari itu Mantan Kapolri itu pun meminta setiap pemda untuk melakukan rapat koordinasi mengenai sistem input data Covid-19. Menurutnya data ini akan sangat menentukan arah kebijakan pemerintah dalam pengendalian pandemi ke depannya. Salah satunya dalam menentukan penerapan level kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan zona wilayahnya.
“Kalau dimasukkan data yang lama, nanti pengambilan kebijakannya salah. Jumlah kasus aktif dimasukin yang 3-4 minggu lalu itu membuat kasus aktif banyak. Sehingga akhirnya mau ditarik ke isoter (isolasi terpusat) semua, padahal mungkin jumlahnya tidak segitu,” pungkasnya. Dita angga
(cip)
tulis komentar anda