Mendagri: Negara Berusaha Menyelamatkan Sektor Kesehatan dan Ekonomi
Sabtu, 30 Mei 2020 - 08:07 WIB
JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi salah satu yang paling sibuk selama pandemi COVID-1 9. Sebagai pembina daerah, kementerian yang dipimpin Tito Karnavian ikut membimbing pemerintah daerah (pemda) dalam penanggulangan COVID-19.
Tito mengatakan pandemi COVID-19 ini merupakan kejadian luar biasa yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Belum pernah ada pandemi yang seluas COVID-19. Penyebaran virus Sars Cov-II ini yang paling luas dalam sejarah modern Indonesia. (Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
“Ini suatu yang sangat luar biasa. Krisis kesehatan yang memberikan efek domino ke keuangan dan sistem ekonomi. Bahkan bisa berpengaruh kepada masalah sosial, krisis sosial, dan keamanan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (29/5/2020).
Hampir semua negara yang dilanda pandemi COVID-19 merasakan dan menghadapi persoalan yang sama. Semua orang di muka bumi menjadi saksi sejarah atas luasnya pandemi dan dampaknya yang luas biasa terhadap seluruh sendi kehidupan.
“Semua saling belajar, antar satu negara dengan yang lain. Bahkan dari daerah pun sama, antarprovinsi, antarkabupaten atau kota, saling belajar satu sama lain. Baik belajar dari keberhasilan maupun kekurangberhasilan,” terang mantan Kapolri itu.
Pandemi ini membuat situasi yang dilematis karena ada masalah kesehatan dan kemanusiaan. Dampaknya pun merembet ke sektor ekonomi dan keuangan. Tidak mungkin menggunakan pola pikir zero sum game, yakni mengutamakan salah satu dengan mengorbankan yang lainnya.
Semua negara yang dilanda wabah selalu berusaha mencari keseimbangan. Negara akan berusaha menyelamatkan kesehatan masyarakat dan perekonomiannya. “Mengutamakan keselamatan dan kesehatan publik, tapi juga ekonomi bisa tetap survive karena ini saling mempengaruhi,” ucapnya.
Sejak awal COVID-19 ini merebak, Kemendagri berusaha mencari tahu detail mengenai virus ini. Tito mengungkapkan dirinya mendapatkan buku berisi hasil penelitian dari tim di Wuhan, Tiongkok dari Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Buku itu menjelaskan tentang virus Sars Cov-II, karakter, dan cara penangannnya.
Kemendagri pun langsung membentuk tim yang dipimpin Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan. Tugas pertama tim ini adalah menerjemahkan isi buku itu ke bahasa Indonesia. Setelah itu, Kemendagri mengirim buku itu ke seluruh pemda untuk mencegah penyebaran dan penanganan COVID-19.
Tito pun bergerak cepat dengan berkunjung ke beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan. Kemendagri pun mengeluarkan kebijakan realokasi anggaran bersama Kementerian Keuangan.
Sampai hari ini, dana realokasi itu telah mencapai Rp69 triliun. Anggaran ini digunakan untuk penanganan COVID-19 dari sisi kesehatan, social safety net, dan stimulus ekonomi. (Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Tito menerangkan beberapa orang dari Ditjen Bina Administrasi Wilayah ikut terlibat dalam Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19. Itu bagian untuk mendukung upaya penanggulangan pandemi COVID-19. “Ada perwakilan dari Ditjen Otda juga di sana,” pungkasnya.
Tito mengatakan pandemi COVID-19 ini merupakan kejadian luar biasa yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Belum pernah ada pandemi yang seluas COVID-19. Penyebaran virus Sars Cov-II ini yang paling luas dalam sejarah modern Indonesia. (Baca juga: WNI di Luar Negeri Sembuh Covid-19 Naik Menjadi 484 Sembuh)
“Ini suatu yang sangat luar biasa. Krisis kesehatan yang memberikan efek domino ke keuangan dan sistem ekonomi. Bahkan bisa berpengaruh kepada masalah sosial, krisis sosial, dan keamanan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (29/5/2020).
Hampir semua negara yang dilanda pandemi COVID-19 merasakan dan menghadapi persoalan yang sama. Semua orang di muka bumi menjadi saksi sejarah atas luasnya pandemi dan dampaknya yang luas biasa terhadap seluruh sendi kehidupan.
“Semua saling belajar, antar satu negara dengan yang lain. Bahkan dari daerah pun sama, antarprovinsi, antarkabupaten atau kota, saling belajar satu sama lain. Baik belajar dari keberhasilan maupun kekurangberhasilan,” terang mantan Kapolri itu.
Pandemi ini membuat situasi yang dilematis karena ada masalah kesehatan dan kemanusiaan. Dampaknya pun merembet ke sektor ekonomi dan keuangan. Tidak mungkin menggunakan pola pikir zero sum game, yakni mengutamakan salah satu dengan mengorbankan yang lainnya.
Semua negara yang dilanda wabah selalu berusaha mencari keseimbangan. Negara akan berusaha menyelamatkan kesehatan masyarakat dan perekonomiannya. “Mengutamakan keselamatan dan kesehatan publik, tapi juga ekonomi bisa tetap survive karena ini saling mempengaruhi,” ucapnya.
Sejak awal COVID-19 ini merebak, Kemendagri berusaha mencari tahu detail mengenai virus ini. Tito mengungkapkan dirinya mendapatkan buku berisi hasil penelitian dari tim di Wuhan, Tiongkok dari Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Buku itu menjelaskan tentang virus Sars Cov-II, karakter, dan cara penangannnya.
Kemendagri pun langsung membentuk tim yang dipimpin Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan. Tugas pertama tim ini adalah menerjemahkan isi buku itu ke bahasa Indonesia. Setelah itu, Kemendagri mengirim buku itu ke seluruh pemda untuk mencegah penyebaran dan penanganan COVID-19.
Tito pun bergerak cepat dengan berkunjung ke beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan. Kemendagri pun mengeluarkan kebijakan realokasi anggaran bersama Kementerian Keuangan.
Sampai hari ini, dana realokasi itu telah mencapai Rp69 triliun. Anggaran ini digunakan untuk penanganan COVID-19 dari sisi kesehatan, social safety net, dan stimulus ekonomi. (Baca juga: Vaksin Corona Belum Ada, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan dan Tetap Produktif)
Tito menerangkan beberapa orang dari Ditjen Bina Administrasi Wilayah ikut terlibat dalam Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19. Itu bagian untuk mendukung upaya penanggulangan pandemi COVID-19. “Ada perwakilan dari Ditjen Otda juga di sana,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda