Cerita di Balik Penggunaan Pesawat TNI AU dalam Evakuasi WNI dari Afghanistan
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 05:17 WIB
JAKARTA - Sebanyak 26 WNI dan 7 orang WNA berhasil dievakuasi dari Afghanistan dan telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada Sabtu (21/8) dini hari, pukul 03.05 WIB dengan pesawat TNI Angkatan Udara (AU) Boeing 737-400.
Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengungkap bahwa rencana evakuasi ini dipersiapkan dengan matang selama beberapa hari secara hati-hati, mengingat dinamika lapangan yang sangat tinggi.
Retno menceritakan, awalnya evakuasi ini direncanakan akan menggunakan pesawat sipil, namun berubah karena dinamika di lapangan.
Baca juga: Tiba di Jakarta, WNI dari Afghanistan Akan Jalani Karantina
"Awalnya evakuasi direncanakan menggunakan pesawat sipil, namun kemudian di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah," kata Retno didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Sabtu (21/8/2021).
Kemudian, Retno melanjutkan, sesuai koordinasi dengan panglima TNI, maka diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer. Selama persiapan, koordinasi erat dilakukan dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait dan semua langkah persiapan terus dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dan laporan langsung terakhir saya sampaikan terakhir 18 Agustus pagi hari. Kemarin saya juga sampaikan briefing di depan Menko Polhukam, Panglima TNI Kapolri, Wakabin dan KSP," katanya.
Baca juga: Ini Rincian 26 WNI dari Afghanistan yang Akan Tiba Dini Hari Nanti di Halim
Selain itu, kata Retno, semua pihaknya juga merencanakan untuk tetap melakukan misi KBRI Kabul dengan tim kecil atau tim esensial yang terbatas. Namun demikian, di saat-saat terakhir proses evakuasi, terjadi perkembangan baru dan untuk sementara operasi KBRI Kabul dilakukan dari Islamabad.
"Satu kuasa sementara dan 3 home staff akan menjalankan misi Kabul dari Islamabad, tim kecil ini akan terus melakukan asesmen kondisi Afghanistan setiap hari dan menentukan langkah selanjutnya," kata Retno.
Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengungkap bahwa rencana evakuasi ini dipersiapkan dengan matang selama beberapa hari secara hati-hati, mengingat dinamika lapangan yang sangat tinggi.
Retno menceritakan, awalnya evakuasi ini direncanakan akan menggunakan pesawat sipil, namun berubah karena dinamika di lapangan.
Baca juga: Tiba di Jakarta, WNI dari Afghanistan Akan Jalani Karantina
"Awalnya evakuasi direncanakan menggunakan pesawat sipil, namun kemudian di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah," kata Retno didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Sabtu (21/8/2021).
Kemudian, Retno melanjutkan, sesuai koordinasi dengan panglima TNI, maka diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer. Selama persiapan, koordinasi erat dilakukan dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait dan semua langkah persiapan terus dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dan laporan langsung terakhir saya sampaikan terakhir 18 Agustus pagi hari. Kemarin saya juga sampaikan briefing di depan Menko Polhukam, Panglima TNI Kapolri, Wakabin dan KSP," katanya.
Baca juga: Ini Rincian 26 WNI dari Afghanistan yang Akan Tiba Dini Hari Nanti di Halim
Selain itu, kata Retno, semua pihaknya juga merencanakan untuk tetap melakukan misi KBRI Kabul dengan tim kecil atau tim esensial yang terbatas. Namun demikian, di saat-saat terakhir proses evakuasi, terjadi perkembangan baru dan untuk sementara operasi KBRI Kabul dilakukan dari Islamabad.
"Satu kuasa sementara dan 3 home staff akan menjalankan misi Kabul dari Islamabad, tim kecil ini akan terus melakukan asesmen kondisi Afghanistan setiap hari dan menentukan langkah selanjutnya," kata Retno.
(abd)
tulis komentar anda