Kasus Covid-19 Terus Menurun, Keterisian Tempat Tidur di RS Rujukan di Angka 44,05%

Rabu, 18 Agustus 2021 - 16:00 WIB
Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah melaporkan saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional per 18 Agustus 2021 di angka 44,05%. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah melaporkan saat ini Bed Occupancy Ratio (BOR) tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional per 18 Agustus 2021 di angka 44,05%.

Bahkan, kata Dewi, saat ini sudah tidak ada provinsi yang BOR di RS rujukan Covid-19 di atas 80%. “Saat ini gimana kondisi tempat tidur di rumah sakit? Apakah masih penuh? Apakah sudah tidak penuh ini updatenya per tanggal 18 Agustus tadi pagi jam 9 pagi sekali, sudah tidak ada yang di atas 80%” katanya secara virtual, Rabu (18/8/2021).

Meskipun tidak ada yang berada pada indikator merah atau keterisian BOR tinggi, namun Dewi mengatakan ada 4 provinsi yang saat ini BOR RS rujukan masih diatas 60%. “Tidak ada (merah). Jadi semuanya tidak ada lagi yang berwarna merah, sekarang ada yang warna orange. Ini artinya hati-hati karena sudah di atas 60%, masih di bawah 80%. Jadi ada 4 provinsi itu ada Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Selatan,” jelasnya.

Dewi juga mengungkapkan saat ini total ada 30 provinsi yang angka BOR-nya dibawah 60%. Bahkan, 7 provinsi di bawah 30% dan tiga di antaranya ada di Pulau Jawa. “Tapi yang senang banyak kuning sama hijau, jadi total 30 provinsi dengan angka keterpakaian tempat tidurnya ini di bawah 60%. Bahkan 7 di antaranya ini ada di bawah 30%. Di antara 7 itu, tiganya di Pulau Jawa,” ungkap Dewi.



Dewi mengatakan bahwa Jawa Barat, Banten, dan DKI berhasil menekan BOR di angka di bawah 30%. “Bahkan, kita beberapa waktu lalu ya deg-degan ini BOR sudah di atas 80%, bahkan ada yang sampai 90. Sekarang, Jawa Barat, Banten, DKI berhasil menekan angka BOR di wilayah mereka sampai turun di bawah 30%,” ucapnya.

Hal ini, kata Dewi, sebagai salah satu efek diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). “Jadi kita bisa lihat kemajuan yang sangat signifikan terjadi dalam beberapa pekan terakhir pasca penerapan PPKM level 4 atau PPKN darurat,” katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More