PPP Dinilai Lebih Strategis Masuk Gerbong Anies-AHY, Arsul Sani Bilang Begini
Rabu, 11 Agustus 2021 - 14:04 WIB
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai ahli hukum tata negara Refly Harun jauh lebih strategis masuk dalam gerbong Anies-AHY dalam Pilpres 2024. Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani pun mengomentari hal tersebut.
Menurut Arsun Sani, PPP berpendapat bahwa saat ini masih prematur untuk bicara tentang sosok maupun gerbong atau koalisi partai dalam rangka Pilpres 2024.
"PPP adalah partai koalisi pemerintahan pada periode ini dan pemerintahan saat ini sedang fokus dengan hal yang besar yang menyangkut aspek kesehatan dan perekonomian rakyat kita yakni penanggulangan Covid-19," kata Arsul kepada SINDOnews, Rabu (11/8/2021).
Di sisi lain, kata Arsul, Pilpres 2024 masih cukup lama, sehingga PPP tidak etis untuk masuk dalam diskursus di ruang publik terkait pilpres.
"Bagi PPP, sosok seperti Anies, AHY, demikian juga RK (Ridwan Kamil), Khofifah atau Sandi Uno, Erick Thohir, Tito Karnavian, dan beberapa nama lainnya saat ini masuk ke dalam radar untuk pada saatnya nanti menjadi bahan diskursus di intetnal PPP. Tapi pada saat ini sekali lagi PPP memandang belum saatnya membahas nama tertentu untuk Pilpres 2024," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Refly Harun menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan lebih strategis berada dalam gerbong Anies-AHY dalam Pilpres 2024. PPP bisa ikut dengan PKS dan Demokrat mengusung duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Menurut Refly, Demokrat dan PKS tinggal mencari satu partai lain untuk diajak berkoalisi. "Baik PKS yang barangkali akan mendukung Anies Baswedan maupun Demokrat berada di posisi yang sama sebagai kubu oposisi. Memang, mereka masih membutuhkan satu lagi partai politik. Tapi, tidak mungkin partai politik tidak mau (mengusung Anies-AHY) kalau mereka melihat peluang menang," jelas Refly dikutip SINDOnews dari video berjudulLIVE! SIAPA MAU ANIES-AHY? TERDEPAN DI SURVEI!! diChannel YouTube Refly Harun, Selasa (10/8/2021).
Kata Refly, pasti ada satu partai yang merapat ke duet Anies-AHY ini. "Misalnya, katakanlah, yang ikut PPP saja, itu sudah selesai. Karena Demokrat 54 kursi, PKS 50 kursi sudah 104 kursi. Ditambah PPP 19 menjadi 123 kursi, cukup. Dan PPP menurut saya, jauh akan lebih strategis kalau dia ikut dalam gerbong Anies-AHY," jelas Refly.
Refly menambahkan, jika ada di gerbong Anies-AHY, bisa jadi PPP akan dapat coat-tail effect atau efek ekor jas. "Walaupun orang akan menganggap kalau dia lihat AHY, maka dia akan lihat Demokrat. Tapi lihat Anies kan belum tentu 100 persen lihat PKS. Bisa jadi, di situlah mengambil poin dari Anies PPP," ujarnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Menurut Arsun Sani, PPP berpendapat bahwa saat ini masih prematur untuk bicara tentang sosok maupun gerbong atau koalisi partai dalam rangka Pilpres 2024.
"PPP adalah partai koalisi pemerintahan pada periode ini dan pemerintahan saat ini sedang fokus dengan hal yang besar yang menyangkut aspek kesehatan dan perekonomian rakyat kita yakni penanggulangan Covid-19," kata Arsul kepada SINDOnews, Rabu (11/8/2021).
Di sisi lain, kata Arsul, Pilpres 2024 masih cukup lama, sehingga PPP tidak etis untuk masuk dalam diskursus di ruang publik terkait pilpres.
"Bagi PPP, sosok seperti Anies, AHY, demikian juga RK (Ridwan Kamil), Khofifah atau Sandi Uno, Erick Thohir, Tito Karnavian, dan beberapa nama lainnya saat ini masuk ke dalam radar untuk pada saatnya nanti menjadi bahan diskursus di intetnal PPP. Tapi pada saat ini sekali lagi PPP memandang belum saatnya membahas nama tertentu untuk Pilpres 2024," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Refly Harun menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan lebih strategis berada dalam gerbong Anies-AHY dalam Pilpres 2024. PPP bisa ikut dengan PKS dan Demokrat mengusung duet Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Menurut Refly, Demokrat dan PKS tinggal mencari satu partai lain untuk diajak berkoalisi. "Baik PKS yang barangkali akan mendukung Anies Baswedan maupun Demokrat berada di posisi yang sama sebagai kubu oposisi. Memang, mereka masih membutuhkan satu lagi partai politik. Tapi, tidak mungkin partai politik tidak mau (mengusung Anies-AHY) kalau mereka melihat peluang menang," jelas Refly dikutip SINDOnews dari video berjudulLIVE! SIAPA MAU ANIES-AHY? TERDEPAN DI SURVEI!! diChannel YouTube Refly Harun, Selasa (10/8/2021).
Kata Refly, pasti ada satu partai yang merapat ke duet Anies-AHY ini. "Misalnya, katakanlah, yang ikut PPP saja, itu sudah selesai. Karena Demokrat 54 kursi, PKS 50 kursi sudah 104 kursi. Ditambah PPP 19 menjadi 123 kursi, cukup. Dan PPP menurut saya, jauh akan lebih strategis kalau dia ikut dalam gerbong Anies-AHY," jelas Refly.
Refly menambahkan, jika ada di gerbong Anies-AHY, bisa jadi PPP akan dapat coat-tail effect atau efek ekor jas. "Walaupun orang akan menganggap kalau dia lihat AHY, maka dia akan lihat Demokrat. Tapi lihat Anies kan belum tentu 100 persen lihat PKS. Bisa jadi, di situlah mengambil poin dari Anies PPP," ujarnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(zik)
tulis komentar anda