Korona Hadiah Terbesar di Hari Kesehatan Dunia
Selasa, 21 April 2020 - 06:56 WIB
Dr Rr Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS Asso c iate Profe s sor Fakultas
Ilmu Keperawatan Indonesia Universitas Indonesia,
Komite Keperawatan RS-UI Saat semua menghilang , k au tetap setia menjaga , kau berkorban tanpa suara demi senyum yang lain . Saat semua tertidur , kau terjaga sepanjang waktu , l upakan lelah ragamu demi raga yang lain . Dunia t e lah tersenyum , melihat kau bertaruh nyawa t ak pedulikan yang kau punya , demi raga yang lain . Engkau pahlawan dunia... . Cuplikan l agu yang membuat hati tergetar itu menunju k kan pengorba n an perawat, dokter, bidan , dan tenaga kesehatan di masa pandemi korona ( Covid - 19 ) . Masih pada B ulan Kesehatan Dunia dan pada Hari Kesehatan Dunia 2020, lagu itu didedikasikan ke pada p erawat dan b idan d engan mengusung tema Support Nurses and Midwives . Umumnya Hari Kesehatan Dunia penuh selebrasi, sukaria pemberian hadiah untuk tenaga kesehatan berprestasi, pemberian bunga tanda sukacita. Namun Hari Kesehatan Dunia 2020 tampak lain. Tidak ada bunga dan tidak ada perlombaan. Hari Kesehatan Dunia kali ini sangat sepi. Di luaran sangat sepi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tapi sebaliknya di rumah sakit bercucuran air mata serta keringat dan pikiran penuh harap untuk kesembuhan pasien. Bunyi alat ventilator detik demi detik terdengar mencekan, begitu pula saat melepas pasien menghadap Ilahi. Kondisi ini menjadi tangisan dalam kesunyian, tetapi sebaliknya senyum pun terkembang bersama ketika melepas pasien kembali sehat kepada keluarga.Support Nurses and Midwives sebagai tema Hari Kesehatan Dunia 2020 sejatinya merupakan penghargaan bagi dedikasi perawat dan bidan yang menjadi frontline di bidang kesehatan, di samping tenaga medis lainnya. Di Amerika Serikat, perawat dipilih sebagai profesi paling tepercaya selama 14 tahun berturut-turut, menurut polling Gallup tahunan.
Di Australia dan Jepang, perawat merupakan profesi paling dipercaya dengan 96% dan 90% dari total responden. Inggris juga memiliki situasi serupa, yaitu 93% dari 1.019 partisipan warga Inggris mengatakan bahwa perawat akan selalu mengatakan hal yang benar. Kemudian diikuti dokter dan guru dengan persentase 91% dan 88. Mengapa perawat merupakan orang yang dipercaya, karena perawat melakukan paling banyak kontak dengan pasien di rumah sakit dan membantu memenuhi kebutuhan pasien.Bagaimana di Indonesia? Sesuai dengan UU No 36 Tahun 2014, tidak ada lagi istilah paramedis atau suster yang sering disampaikan oleh masyarakat yang tidak paham makna suatu profesi. UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 menyampaikan bahwa keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Walau sudah ada dalam undang-undang, sering kali tenaga kesehatan selain dokter masih dianggap sebagai pembantu dokter. Sebutan paramedis yang mengarah pada pembantu dokter sering dilontarkan. Selama ini gap penghargaan baik secara materiil maupun nonmateriil banyak dirasakan oleh tenaga kesehatan lainnya seperti sulitnya pengangkatan pegawai dan gaji yang masih sangat minim.Di sisi yang lain, standar akreditasi RS sesuai dengan Permenkes No 34 Tahun 2017 sudah mencanangkan adanya asuhan interkolaborasi. Interkolaborasi profesional merupakan pola pelayanan kesehatan yang paradigmanya berpusat kepada pasien. Permenkes No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien juga menuntun tiap profesi agar punya peran dan fungsi serta melalui kerja sama kolaborasi semua profesi bahu-membahu membantu untuk kesembuhan pasien. Secara standar sudah sangat bagus walau kendala di lapangan masih banyak terjadi.Awal tahun 2020 kita mendapatkan kado korona. Kado terbesar yang harusnya dapat membuka mata hati, membuka esensi pelayanan pasien yang tidak hanya bisa dilaksanakan oleh satu profesi. Kalau hanya perawat saja yang ada dan tidak ada dokter atau profesi lain, maka tidak ada juga pelayanan. Demikian juga sebaliknya tanpa ada perawat tidak akan ada yang memonitor perkembangan hemodinamik, melakukan penghisapan lendir pasien, dan membantu kebutuhan dasar serta hajat lainnya. Korona memberikan pelajaran berharga dan menundukkan diri bahwa kita adalah tim yang saling menguatkan untuk kesembuhan pasien. Yang juga penting adalah menguatkan agar semua tim selamat dan sehat, tidak bertumbangan satu per satu.Korona juga membawa hadiah, yaitu kita dibukakan mata batinnya bahwa tidak hanya tenaga kesehatan saja yang berperan, tetapi ada back bone pendukung yang sangat penting seperti cleaning service , bagian laundry , health assistance , sopir ambulans, transporter , bagian sarana-prasarana serta administrasi dan keuangan. Bisa dibayangkan tanpa ada cleaning service , ruangan akan kotor dan bisa dibayangkan juga bagaimana sibuknya tenaga di laundry yang harus membersihkan dan menyiapkan laken agar semua fasilitas tersebut bisa digunakan kembali dalam kondisi aman dan tidak tercemar.Ya , korona juga menghadiahi bagian sarana-prasarana untuk menyiapkan ruangan, memodifikasi ruangan yang awalnya adalah ruang umum menjadi ruangan negatif yang kompatibel terhadap pasien infeksius. Dalam hitungan hari mereka ditarget, semua harus siap alat perlindungan diri (APD), lingkungan harus siap. Tidak terbayangkan bagaimana bagian keuangan memutar dan mengecek klaim, mengecek angka-angka untuk keperluan pelayanan. Mungkin mereka tidak tampak, tetapi mereka juga berpeluh mendukung pelayanan.Korona juga memberikan hadiah terbesar bagi manajemen karena mereka yang bertanggung jawab pada kesiapan ruangan, sumber daya, metode, dan sarana-prasarana. Mereka berpikir dan berbuat. Yang dipesankan adalah nilai kemanusiaan, menolong dan mengatasi gelombang kesedihan ketika ada staf yang mulai terpapar, tetapi pelayanan harus tetap jalan dan semua saling bergandeng tangan untuk melaksanakan pelayanan yang terbaik.Lalu apa hadiah korona kepada pemerintah? Biasanya di Hari Kesehatan Dunia ada hadiah untuk insan tenaga kesehatan, dan di tahun ini adalah didedikasikan kepada perawat serta bidan sebagai frontline pelayanan. Hadiah fisik tidak ada, tetapi korona menjadi hadiah terbesar yang harus menyadarkan bahwa insan kesehatan semuanya punya peran penting dalam pelayanan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Korona sudah memberikan hadiah ini, lalu setelah korona pergi adakah hadiah yang lain? Harapan besar bagi insan kesehatan yang belum diangkat, yang masih menjadi tenaga kontrak untuk mendapatkan sisi penghargaan. Mereka adalah pahlawan, pahlawan yang tidak punya pistol dan pedang. Mereka pahlawan yang sesungguhnya.
Ilmu Keperawatan Indonesia Universitas Indonesia,
Komite Keperawatan RS-UI Saat semua menghilang , k au tetap setia menjaga , kau berkorban tanpa suara demi senyum yang lain . Saat semua tertidur , kau terjaga sepanjang waktu , l upakan lelah ragamu demi raga yang lain . Dunia t e lah tersenyum , melihat kau bertaruh nyawa t ak pedulikan yang kau punya , demi raga yang lain . Engkau pahlawan dunia... . Cuplikan l agu yang membuat hati tergetar itu menunju k kan pengorba n an perawat, dokter, bidan , dan tenaga kesehatan di masa pandemi korona ( Covid - 19 ) . Masih pada B ulan Kesehatan Dunia dan pada Hari Kesehatan Dunia 2020, lagu itu didedikasikan ke pada p erawat dan b idan d engan mengusung tema Support Nurses and Midwives . Umumnya Hari Kesehatan Dunia penuh selebrasi, sukaria pemberian hadiah untuk tenaga kesehatan berprestasi, pemberian bunga tanda sukacita. Namun Hari Kesehatan Dunia 2020 tampak lain. Tidak ada bunga dan tidak ada perlombaan. Hari Kesehatan Dunia kali ini sangat sepi. Di luaran sangat sepi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tapi sebaliknya di rumah sakit bercucuran air mata serta keringat dan pikiran penuh harap untuk kesembuhan pasien. Bunyi alat ventilator detik demi detik terdengar mencekan, begitu pula saat melepas pasien menghadap Ilahi. Kondisi ini menjadi tangisan dalam kesunyian, tetapi sebaliknya senyum pun terkembang bersama ketika melepas pasien kembali sehat kepada keluarga.Support Nurses and Midwives sebagai tema Hari Kesehatan Dunia 2020 sejatinya merupakan penghargaan bagi dedikasi perawat dan bidan yang menjadi frontline di bidang kesehatan, di samping tenaga medis lainnya. Di Amerika Serikat, perawat dipilih sebagai profesi paling tepercaya selama 14 tahun berturut-turut, menurut polling Gallup tahunan.
Di Australia dan Jepang, perawat merupakan profesi paling dipercaya dengan 96% dan 90% dari total responden. Inggris juga memiliki situasi serupa, yaitu 93% dari 1.019 partisipan warga Inggris mengatakan bahwa perawat akan selalu mengatakan hal yang benar. Kemudian diikuti dokter dan guru dengan persentase 91% dan 88. Mengapa perawat merupakan orang yang dipercaya, karena perawat melakukan paling banyak kontak dengan pasien di rumah sakit dan membantu memenuhi kebutuhan pasien.Bagaimana di Indonesia? Sesuai dengan UU No 36 Tahun 2014, tidak ada lagi istilah paramedis atau suster yang sering disampaikan oleh masyarakat yang tidak paham makna suatu profesi. UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 menyampaikan bahwa keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Walau sudah ada dalam undang-undang, sering kali tenaga kesehatan selain dokter masih dianggap sebagai pembantu dokter. Sebutan paramedis yang mengarah pada pembantu dokter sering dilontarkan. Selama ini gap penghargaan baik secara materiil maupun nonmateriil banyak dirasakan oleh tenaga kesehatan lainnya seperti sulitnya pengangkatan pegawai dan gaji yang masih sangat minim.Di sisi yang lain, standar akreditasi RS sesuai dengan Permenkes No 34 Tahun 2017 sudah mencanangkan adanya asuhan interkolaborasi. Interkolaborasi profesional merupakan pola pelayanan kesehatan yang paradigmanya berpusat kepada pasien. Permenkes No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien juga menuntun tiap profesi agar punya peran dan fungsi serta melalui kerja sama kolaborasi semua profesi bahu-membahu membantu untuk kesembuhan pasien. Secara standar sudah sangat bagus walau kendala di lapangan masih banyak terjadi.Awal tahun 2020 kita mendapatkan kado korona. Kado terbesar yang harusnya dapat membuka mata hati, membuka esensi pelayanan pasien yang tidak hanya bisa dilaksanakan oleh satu profesi. Kalau hanya perawat saja yang ada dan tidak ada dokter atau profesi lain, maka tidak ada juga pelayanan. Demikian juga sebaliknya tanpa ada perawat tidak akan ada yang memonitor perkembangan hemodinamik, melakukan penghisapan lendir pasien, dan membantu kebutuhan dasar serta hajat lainnya. Korona memberikan pelajaran berharga dan menundukkan diri bahwa kita adalah tim yang saling menguatkan untuk kesembuhan pasien. Yang juga penting adalah menguatkan agar semua tim selamat dan sehat, tidak bertumbangan satu per satu.Korona juga membawa hadiah, yaitu kita dibukakan mata batinnya bahwa tidak hanya tenaga kesehatan saja yang berperan, tetapi ada back bone pendukung yang sangat penting seperti cleaning service , bagian laundry , health assistance , sopir ambulans, transporter , bagian sarana-prasarana serta administrasi dan keuangan. Bisa dibayangkan tanpa ada cleaning service , ruangan akan kotor dan bisa dibayangkan juga bagaimana sibuknya tenaga di laundry yang harus membersihkan dan menyiapkan laken agar semua fasilitas tersebut bisa digunakan kembali dalam kondisi aman dan tidak tercemar.Ya , korona juga menghadiahi bagian sarana-prasarana untuk menyiapkan ruangan, memodifikasi ruangan yang awalnya adalah ruang umum menjadi ruangan negatif yang kompatibel terhadap pasien infeksius. Dalam hitungan hari mereka ditarget, semua harus siap alat perlindungan diri (APD), lingkungan harus siap. Tidak terbayangkan bagaimana bagian keuangan memutar dan mengecek klaim, mengecek angka-angka untuk keperluan pelayanan. Mungkin mereka tidak tampak, tetapi mereka juga berpeluh mendukung pelayanan.Korona juga memberikan hadiah terbesar bagi manajemen karena mereka yang bertanggung jawab pada kesiapan ruangan, sumber daya, metode, dan sarana-prasarana. Mereka berpikir dan berbuat. Yang dipesankan adalah nilai kemanusiaan, menolong dan mengatasi gelombang kesedihan ketika ada staf yang mulai terpapar, tetapi pelayanan harus tetap jalan dan semua saling bergandeng tangan untuk melaksanakan pelayanan yang terbaik.Lalu apa hadiah korona kepada pemerintah? Biasanya di Hari Kesehatan Dunia ada hadiah untuk insan tenaga kesehatan, dan di tahun ini adalah didedikasikan kepada perawat serta bidan sebagai frontline pelayanan. Hadiah fisik tidak ada, tetapi korona menjadi hadiah terbesar yang harus menyadarkan bahwa insan kesehatan semuanya punya peran penting dalam pelayanan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Korona sudah memberikan hadiah ini, lalu setelah korona pergi adakah hadiah yang lain? Harapan besar bagi insan kesehatan yang belum diangkat, yang masih menjadi tenaga kontrak untuk mendapatkan sisi penghargaan. Mereka adalah pahlawan, pahlawan yang tidak punya pistol dan pedang. Mereka pahlawan yang sesungguhnya.
(nag)
tulis komentar anda