20 Tahun Pemakzulan Presiden ke 4, Rizal Ramli: Megawati Nangis dan Desak Gus Dur Minta Maaf

Jum'at, 23 Juli 2021 - 20:49 WIB
Maka, kata MS Kaban dengan adanya satu situasi yang sangat dinamis (Brunei Gate dan Bulog Gate) hingga keluar Dekrit Presiden pembubaran DPR RI. "Dan Gus Dur mungkin juga waktu itu ada pihak-pihak yang mengipas-ngipas sehingga ada suara untuk bikin dekrit, nah waktu itu saya ingat juga Bang Adnan Buyung Nasution memperingatkan kalau dekrit diberlakukan itu ada persoalan hukum," ungkap MS Kaban.

Hal itulah, kata Mantan Menteri Kehutanan Era Prsiden SBY ini, yang memicu terjadinya di sekitar fraksi di DPR RI dan kemudian berembug di pertemuan-pertemuan para petinggi parpol di DPR/MPR. "Jadi kita memberikan respons terhadap dekrit yang dibikin oleh Gus Dur kemudian solid di parlemen, karena parlemennya kuat. Jadi ide untuk bikin Sidang Istimewa itu bisa terwujud," papar MS Kaban.

Lebih lanjut, kata Mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini, bahwa pelengseran atau pemakzulan Presiden Gus Dur ini ada peran dari partai yang berkuasa saat itu. "Jadi saya melihat bahwa, Sidang Istimewa MPR itu sarana yang sah dan legal untuk menentukan situasi-situasi yang sangat kritis, tapi dengan catatan dekrit itu mendapat dukungan yang kuat," ungkapnya.

Dukungan yang kuat itu, maksud MS Kaban, bisa dari rakyat atau dari tentara dan polisi bersama dengan pemerintah. "Jadi saya dalam masalah ini, siapa dalangnya karena itu saya tetap melihat bahwa partai yang dominan pada waktu itulah yang sangat berkepentingan terhadap (pemakzulan) Gus Dur itu," kata MS Kaban.

Hanya saja, menurut MS Kaban, triger atau pemicu dari pemakzulan itu adalah dekrit yang dikeluarkan Presiden Gus Dur itu sendiri, sehingga diambil kesempatan oleh partai berkuasa saat itu. "Memang waktu itu kita fraksinya kecil, kita ikut didalam, menyatakan memberikan sikap, bagaimana Sidang Istimewa itu dapat diberlakukan dalam konteks untuk penggantian Presiden Gus Dur ke Ibu Megawati," ungkap MS Kaban.(haryudi)
(cip)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More