Menag Kritik BPKH Soal Pengelolaan Investasi Dana Haji
Senin, 19 Juli 2021 - 19:27 WIB
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengkritik Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang selama ini menggaungkan keinginannya untuk berinvestasi di hotel, transportasi dan katering jamaah haji Arab Saudi yang hingga saat ini belum terealisasikan.
Ia menyampaikan jika investasi tidak harus berfokus pada sektor dan negara itu saja, masih banyak negara lain yang dapat dijadikan tempat investasi dana haji tersebut. "Yang dibutuhkan oleh jamaah adalah hasil investasi sebesar-besarnya tak harus pada sektor itu dan tak pula harus di Arab Saudi. Kenapa tidak berfikir untuk berinvestasi di dalam negeri, jangan sampai kontraproduktif ketika pemerintah berupaya investor masuk ke Indonesia malah kita menggunakan dana jamaah haji untuk bertaruh investasi di Arab Saudi,"jelasnya pada keynote speech Menag, yang disampaikan oleh Sekjen Kemenag, Nizar dalam Webinar pengelolaan dana haji 2021, Senin,(19/07/2021).
Kritik selanjutnya ialah klaim naiknya investasi dana haji oleh BPKH, yang menurutnya bukan dikarenakan investasi yang menguntungkan melainkan dengan memperbanyak jumlah pendaftar yang ingin berhaji. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya jumlah antrean dan masa tunggu yang semakin lama.
"Dampaknya lembaga keuangan semakin agresif memberi talangan haji secara diam-diam. Saya memandang biarkan pendaftaran jamaah secara natural tidak perlu di intervensi dan jika ingin hasil investasi yang lebih besar carilah instrumen lain yang lebih menguntungkan dibandingkan sukuk dan deposito," imbaunya.
Ia berharap BPKH dapat jujur melakukan evaluasi kinerja, efektivitas, memaksimalkan efisiensi dalam mengelola. Jangan sampai BPKH menggerus pendapatan investasi secara ekonomi dana haji umat Islam di Indonesia. "Kritik kegalauan saya terhadap dana haji, ini fakta yang kita hadapi. Saya mengajak kepada seluruh ahli keuangan untuk berfikir jernih dan jujur mencari jalan keluar dari keadaan ini. Jangan sampai kita nanti dituntut oleh jamaah haji karena membiarkan kondisi seperti ini,"pesannya. Widya Michella Nur Syahida
Ia menyampaikan jika investasi tidak harus berfokus pada sektor dan negara itu saja, masih banyak negara lain yang dapat dijadikan tempat investasi dana haji tersebut. "Yang dibutuhkan oleh jamaah adalah hasil investasi sebesar-besarnya tak harus pada sektor itu dan tak pula harus di Arab Saudi. Kenapa tidak berfikir untuk berinvestasi di dalam negeri, jangan sampai kontraproduktif ketika pemerintah berupaya investor masuk ke Indonesia malah kita menggunakan dana jamaah haji untuk bertaruh investasi di Arab Saudi,"jelasnya pada keynote speech Menag, yang disampaikan oleh Sekjen Kemenag, Nizar dalam Webinar pengelolaan dana haji 2021, Senin,(19/07/2021).
Kritik selanjutnya ialah klaim naiknya investasi dana haji oleh BPKH, yang menurutnya bukan dikarenakan investasi yang menguntungkan melainkan dengan memperbanyak jumlah pendaftar yang ingin berhaji. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya jumlah antrean dan masa tunggu yang semakin lama.
"Dampaknya lembaga keuangan semakin agresif memberi talangan haji secara diam-diam. Saya memandang biarkan pendaftaran jamaah secara natural tidak perlu di intervensi dan jika ingin hasil investasi yang lebih besar carilah instrumen lain yang lebih menguntungkan dibandingkan sukuk dan deposito," imbaunya.
Ia berharap BPKH dapat jujur melakukan evaluasi kinerja, efektivitas, memaksimalkan efisiensi dalam mengelola. Jangan sampai BPKH menggerus pendapatan investasi secara ekonomi dana haji umat Islam di Indonesia. "Kritik kegalauan saya terhadap dana haji, ini fakta yang kita hadapi. Saya mengajak kepada seluruh ahli keuangan untuk berfikir jernih dan jujur mencari jalan keluar dari keadaan ini. Jangan sampai kita nanti dituntut oleh jamaah haji karena membiarkan kondisi seperti ini,"pesannya. Widya Michella Nur Syahida
(cip)
tulis komentar anda