Rakyat Lagi Susah, Jangan Ditambah Susah Lagi dengan Wacana Bangun Rumah Sakit Khusus Pejabat

Jum'at, 09 Juli 2021 - 10:19 WIB
Pasien Covid-19 dibantu petugas untuk dirawat di RS. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin ikut mengkritik usulan agar pemerintah menyiapkan rumah sakit khusus pejabat yang terpapar virus Covid-19. Ujang tidak setuju dengan usulan dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Rosaline Irene Rumaseuw itu.

"Rakyat sedang susah. Jangan ditambah susah lagi dengan wacana membangun rumah sakit khusus pejabat. Yang mesti dibuat itu kuburan khusus untuk para pejabat," kata Ujang kepada SINDOnews, Jumat (9/7/2021).

Menurut Ujang, Wasekjen PAN Rosaline merupakan contoh orang yang tidak sensitif dengan kesulitan dan penderitaan rakyat. Ujang menambahkan, rakyat sedang berjibaku melawan Covid-19 dan setiap hari berguguran.

"Namun di saat yang sama pejabatnya bicara hal yang keblinger, ingin privilege. Beberapa waktu yang lalu sudah di-acc plat mobil khusus anggota DPR RI. Sekarang minta fasilitas rumah sakit khusus pejabat. Emang negara ini milik mereka?" tutur Ujang.





Ujang menegaskan negara ini milik rakyat, bukan milik para pejabat. "Bila perlu pun mereka minta disiapkan pemakaman khusus pejabat," imbuhnya.

Ujang berpendapat, seharusnya di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, kemudian di saat rakyat satu per satu berguguran karena virus itu, usulan rumah sakit khusus pejabat itu tidak dilontarkan. Menurut Ujang, tidak ada urgensinya sama sekali membangun rumah sakit khusus pejabat.

Justru, kata dia, membangun rumah sakit khusus pejabat akan menambah beban keuangan negara. Maka itu, dia menilai pengusul rumah sakit khusus pejabat itu seharusnya malu dan meminta maaf.

"Utang negara yang menggunung dan APBN yang minus harusnya mereka sadar diri. Dan juga akan menambah rasa benci rakyat pada mereka. Karena akan menciptakan ketidakadilan," pungkasnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More