Agama Solusi Permasalahan di Dunia
Jum'at, 02 Juli 2021 - 20:59 WIB
JAKARTA - Semua agama yang ada di muka bumi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi umat manusia. Sebab agama bukanlah sebagai sumber masalah, tapi merupakan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Demikian diutarakan Ketua Yayasan Indonesia Damai Mengaji, Komjen Pol (Purn) Syafruddin saat membuka webinar 'Kerukunan Beragama dan Berbangsa Ditinjau dari Al-Quran, al-Kitab, Wedha dan Tripitaka', Jumat (2/7/2021). Diskusi menghadirkan tokoh-tokoh agama di Indonesia, antara lain Pdt. Brigjen TNI (Purn) Harsanto Adi, Prof Menachem Ali, Rm FX Wahyu Tri Wibowo, PrBiksu Nyanabandhu Shakya (Bumansah), Prof I Gede Itana dan Ustaz Das'ad Latif.
Menurut Syafruddin, saat ini datang masalah baru yang dihadapi umat beragama, yaitu pandemi COVID-19 yang meletakkan umat manusia di dalam suatu tatanan baru. Selain itu, teknologi yang kian maju pun menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini.
Baca juga: Toleransi Beragama Tumbuh Subur di Keluarga Calon Wali Kota Beragama Konghucu Andrei Angouw
"Hal ini menjadi tantangan umat beragama untuk dapat fokus di dalamnya dan menemukan solusi. Ilmu dan teknologi jika tidak kita hadapi dengan pikiran jernih maka akan menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti masalah konflik fisik," ujar Syafruddin.
Ia berharap ulama dan tokoh-tokoh agama menjadi panutan dan menyampaikan pencerahan kepada umatnya masing-masing. Bagaimana menjadikan agama sebagai solusi masalah apapun di muka bumi ini.
Sementara itu, Prof I Gede Itana mengutarakan, dalam agama Hindu terdapat dua tugas utama yaitu Dharma agama dan Dharma Negara. Keduanya tidak boleh dikotomikan, melainkan harus berjalan seiringan. Dia juga mengatakan, dalam kitab-kita weda, jelas sekali toleransi dan penghargaan kepada orang lain apapun kepercayaannya merupakan hal yang sangat mendasar. Bisa dilihat pada candi dan pura Hindu, pasti ada sesembahan dewa selain Hindu sebagai tanda sebagai agama yang sangat penuh toleransi.
"Pada agama Hindu, kami tidak pernah memerekakan pemeluk agama lain. Melainkan kekitaan. Kami memanggil saudara muslim kami dengan sebutan saudara kita yang Istilahnya disebut nyame. Kami memanggil nyame Islam," katanya.
Demikian diutarakan Ketua Yayasan Indonesia Damai Mengaji, Komjen Pol (Purn) Syafruddin saat membuka webinar 'Kerukunan Beragama dan Berbangsa Ditinjau dari Al-Quran, al-Kitab, Wedha dan Tripitaka', Jumat (2/7/2021). Diskusi menghadirkan tokoh-tokoh agama di Indonesia, antara lain Pdt. Brigjen TNI (Purn) Harsanto Adi, Prof Menachem Ali, Rm FX Wahyu Tri Wibowo, PrBiksu Nyanabandhu Shakya (Bumansah), Prof I Gede Itana dan Ustaz Das'ad Latif.
Menurut Syafruddin, saat ini datang masalah baru yang dihadapi umat beragama, yaitu pandemi COVID-19 yang meletakkan umat manusia di dalam suatu tatanan baru. Selain itu, teknologi yang kian maju pun menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini.
Baca juga: Toleransi Beragama Tumbuh Subur di Keluarga Calon Wali Kota Beragama Konghucu Andrei Angouw
"Hal ini menjadi tantangan umat beragama untuk dapat fokus di dalamnya dan menemukan solusi. Ilmu dan teknologi jika tidak kita hadapi dengan pikiran jernih maka akan menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti masalah konflik fisik," ujar Syafruddin.
Ia berharap ulama dan tokoh-tokoh agama menjadi panutan dan menyampaikan pencerahan kepada umatnya masing-masing. Bagaimana menjadikan agama sebagai solusi masalah apapun di muka bumi ini.
Sementara itu, Prof I Gede Itana mengutarakan, dalam agama Hindu terdapat dua tugas utama yaitu Dharma agama dan Dharma Negara. Keduanya tidak boleh dikotomikan, melainkan harus berjalan seiringan. Dia juga mengatakan, dalam kitab-kita weda, jelas sekali toleransi dan penghargaan kepada orang lain apapun kepercayaannya merupakan hal yang sangat mendasar. Bisa dilihat pada candi dan pura Hindu, pasti ada sesembahan dewa selain Hindu sebagai tanda sebagai agama yang sangat penuh toleransi.
"Pada agama Hindu, kami tidak pernah memerekakan pemeluk agama lain. Melainkan kekitaan. Kami memanggil saudara muslim kami dengan sebutan saudara kita yang Istilahnya disebut nyame. Kami memanggil nyame Islam," katanya.
tulis komentar anda