Tebar Optimisme
Senin, 28 Juni 2021 - 09:25 WIB
Ekspektasi dan informasi adalah dua hal yang saling bertaut. John F Muth (1961) melalui teori ekspektasi rasional (rationalexpectations) memberikan gambaran tentang proses agen ekonomi melakukan “peramalan” pada masa yang akan datang.
Landasan dari ekspektasi rasional adalah asumsi bahwa perilaku individu sebagai pelaku ekonomi akan melakukan hal yang terbaik dengan menggunakan apa yang mereka miliki. Sehingga ekspektasi rasional dapat didefinisikan sebagai perilaku yang menggunakan prinsip rasional dalam menyerap dan memproses informasi dan dalam membuat ekspektasi (Maddock dan Michael, 1982).
Teori ini dalam pasar modal adalah teori yang menjelaskan bahwa investor yang tidak mempunyai informasi akan melakukan transaksi dengan mengikuti transaksi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai informasi dengan mengamati perubahan harga yang terjadi.
Setiap Orang Pembuat Berita
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya memberikan dampak yang positif, tetapi juga memberikan dampak yang buruk. Penyampaian informasi begitu cepat, di mana setiap orang telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui berbagai media sosial, pesan telpon genggam, dan lain sebagainya tak, dapat terfilter dengan baik, walaupun seringkali berita tersebut tidak ada yang "mengonfirmasi" terkait kebenarannya.
Informasi yang dikeluarkan, baik orang per orang maupun badan usaha melalui media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang, dapat memengaruhi emosi, perasaan, dan pikiran. Alhasil, perkembangan informasi kini kian menjadi bagian penting dalam membangun ekspektasi publik. Pada masa pandemi ini, informasi menjadi salah satu kunci sukses membangun optimisme publik yang akan berujung pada perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi.
Oleh sebab itu, informasi yang ada sepatutnya mampu mendorong hal-hal positif dengan menggunakan narasi yang tidak hanya membahas kesehatan, tapi juga dari segi kultural dan ekonomi demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik di tengah pandemi. Literasi berbagai media diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran positif masyarakat agar dapat selalu berkontribusi memberikan edukasi positif kepada diri sendiri, dengan membekali hal-hal yang dianggap perlu untuk dipelajari dan diketahui agar berhasil melewati pandemi.
Perkembangan informasi yang kini tak terfiltrasi dengan baik cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan asimetri informasi. Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Informasi asimetris memiliki implikasi yang besar dalam menjalankan mekanisme pasar persaingan dan lingkup intervensi pemerintah.
Asimetri informasi yang kian melebar di tengah derasnya informasi yang tak terfilter dengan baik menyebabkan reaksi pelaku ekonomi sulit diprediksi. Hal itu karena asumsiceteris paribus(jika faktor lain tidak berubah) itu dengan mudah bisa berubah akibat masuknya data dan informasi baru yang dapat mengubah selera, preferensi (pada sisi permintaan), persepsi, danconfidence(terutama pada investor).
Urgensi Filtrasi Informasi
Landasan dari ekspektasi rasional adalah asumsi bahwa perilaku individu sebagai pelaku ekonomi akan melakukan hal yang terbaik dengan menggunakan apa yang mereka miliki. Sehingga ekspektasi rasional dapat didefinisikan sebagai perilaku yang menggunakan prinsip rasional dalam menyerap dan memproses informasi dan dalam membuat ekspektasi (Maddock dan Michael, 1982).
Teori ini dalam pasar modal adalah teori yang menjelaskan bahwa investor yang tidak mempunyai informasi akan melakukan transaksi dengan mengikuti transaksi yang dilakukan oleh investor yang mempunyai informasi dengan mengamati perubahan harga yang terjadi.
Setiap Orang Pembuat Berita
Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya memberikan dampak yang positif, tetapi juga memberikan dampak yang buruk. Penyampaian informasi begitu cepat, di mana setiap orang telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui berbagai media sosial, pesan telpon genggam, dan lain sebagainya tak, dapat terfilter dengan baik, walaupun seringkali berita tersebut tidak ada yang "mengonfirmasi" terkait kebenarannya.
Informasi yang dikeluarkan, baik orang per orang maupun badan usaha melalui media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang, dapat memengaruhi emosi, perasaan, dan pikiran. Alhasil, perkembangan informasi kini kian menjadi bagian penting dalam membangun ekspektasi publik. Pada masa pandemi ini, informasi menjadi salah satu kunci sukses membangun optimisme publik yang akan berujung pada perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi.
Oleh sebab itu, informasi yang ada sepatutnya mampu mendorong hal-hal positif dengan menggunakan narasi yang tidak hanya membahas kesehatan, tapi juga dari segi kultural dan ekonomi demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik di tengah pandemi. Literasi berbagai media diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran positif masyarakat agar dapat selalu berkontribusi memberikan edukasi positif kepada diri sendiri, dengan membekali hal-hal yang dianggap perlu untuk dipelajari dan diketahui agar berhasil melewati pandemi.
Perkembangan informasi yang kini tak terfiltrasi dengan baik cenderung menyebabkan terjadinya peningkatan asimetri informasi. Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan yang baik dari yang buruk. Informasi asimetris memiliki implikasi yang besar dalam menjalankan mekanisme pasar persaingan dan lingkup intervensi pemerintah.
Asimetri informasi yang kian melebar di tengah derasnya informasi yang tak terfilter dengan baik menyebabkan reaksi pelaku ekonomi sulit diprediksi. Hal itu karena asumsiceteris paribus(jika faktor lain tidak berubah) itu dengan mudah bisa berubah akibat masuknya data dan informasi baru yang dapat mengubah selera, preferensi (pada sisi permintaan), persepsi, danconfidence(terutama pada investor).
Urgensi Filtrasi Informasi
tulis komentar anda