Menag Bersama Kemenkes Upayakan Vaksin Johnson and Johnson untuk Calhaj
Selasa, 01 Juni 2021 - 06:36 WIB
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bersama Kementerian Kesehatan tengah berupaya mendapatkan salah satu dari empat vaksin COVID-19 yang disyaratkan Kerajaan Arab Saudi untuk jamaah haji. Vaksin itu dari Johnson and Johnson .
Vaksin ini dipilih lantaran penyuntikan hanya membutuhkan satu dosis tidak seperti tiga vaksin lainnya seperti AstraZeneca, Moderna, Pfizer yang membutuhkan dua dosis pada waktu tertentu.
"Johnson and Johnson diusahakan, karena tiga vaksin yang lain (AstraZeneca, Moderna dan Pfizer) agak sulit secara teknis dan hanya sekali shoot. Kita bersama Kemenkes sudah mendapat komitmen agar mendapatkan vaksin untuk jamaah haji," kata Menag saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Senin(31/05/2021).
Baca juga: AS Tawarkan Vaksin Covid-19 Buatan Johnson & Johnson pada Militer Korsel
Pada rapat kerja tersebut, Menag Yaqut menuturkan pemerintah kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum memberikan kepastian pelaksanaan ibadah haji 1442 H. Apakah nantinya akan dilaksanakan untuk jamaah di dalam negeri atau mengundang jamaah haji diluar negeri.
"Pelaksanaan ibadah haji pada tanggal 14 Juli 2021, tinggal tersisa 1,5 bulan. Berbagai persiapan dalam negeri meskipun sudah disiapkan beberapa waktu lalu, namun belum bisa sepenuhnya difinalisasi misalnya kontrak penerbangan, penyiapan dokumen perjalanan, penyiapan petugas pelaksanaan bimbingan manasik dll yang semuanya baru bisa diselesaikan apabila besar kuota haji secara resmi diterima dari pemerintah Arab Saudi," kata Menag.
Berdasarkan skenario keberangkatan jamaah Indonesia, untuk haji reguler apabila tenggat waktu maksimal pemberian kuota pada 28 Mei 2021, yakni sebanyak 1,8% atau 3.660 dengan 12 kloter untuk pemberangkatan pada 13 Juli 2021.
Baca juga: Wakil Ketua DPR Sebut Indonesia Tak Dapat Kuota Haji Karena Vaksin
Vaksin ini dipilih lantaran penyuntikan hanya membutuhkan satu dosis tidak seperti tiga vaksin lainnya seperti AstraZeneca, Moderna, Pfizer yang membutuhkan dua dosis pada waktu tertentu.
"Johnson and Johnson diusahakan, karena tiga vaksin yang lain (AstraZeneca, Moderna dan Pfizer) agak sulit secara teknis dan hanya sekali shoot. Kita bersama Kemenkes sudah mendapat komitmen agar mendapatkan vaksin untuk jamaah haji," kata Menag saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Senin(31/05/2021).
Baca juga: AS Tawarkan Vaksin Covid-19 Buatan Johnson & Johnson pada Militer Korsel
Pada rapat kerja tersebut, Menag Yaqut menuturkan pemerintah kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum memberikan kepastian pelaksanaan ibadah haji 1442 H. Apakah nantinya akan dilaksanakan untuk jamaah di dalam negeri atau mengundang jamaah haji diluar negeri.
"Pelaksanaan ibadah haji pada tanggal 14 Juli 2021, tinggal tersisa 1,5 bulan. Berbagai persiapan dalam negeri meskipun sudah disiapkan beberapa waktu lalu, namun belum bisa sepenuhnya difinalisasi misalnya kontrak penerbangan, penyiapan dokumen perjalanan, penyiapan petugas pelaksanaan bimbingan manasik dll yang semuanya baru bisa diselesaikan apabila besar kuota haji secara resmi diterima dari pemerintah Arab Saudi," kata Menag.
Berdasarkan skenario keberangkatan jamaah Indonesia, untuk haji reguler apabila tenggat waktu maksimal pemberian kuota pada 28 Mei 2021, yakni sebanyak 1,8% atau 3.660 dengan 12 kloter untuk pemberangkatan pada 13 Juli 2021.
Baca juga: Wakil Ketua DPR Sebut Indonesia Tak Dapat Kuota Haji Karena Vaksin
tulis komentar anda