Minyak Dunia Anjlok, PB HMI: Harga BBM Mutlak Harus Diturunkan
Minggu, 19 April 2020 - 18:15 WIB
JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) menyusul anjloknya harga minyak dunia.
”Penyesuaian harga BBM mutlak dilakukan pemerintah di tengah terkoreksinya harga minyak dunia yang mencapai 40 persen. Tentunya hal ini akan sangat membantu meringankan beban UMKM serta masyarakat dalam menghadapi krisis pandemik Covid-19 saat ini,” ungkap Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy kepada SINDOnews, Minggu (19/4/2020).
Menurut doa, meskipun tingkat konsumsi BBM dalam situasi seperti ini juga sedang mengalami penurunan, setidaknya bagi para pelaku bisnis jasa logistik, transportasi, dan masyarakat, kebijakan ini akan sangat membantu masyarakat terkait penyesuaian BBM yang diikuti penyesuaian tarif dasar listrik dan bahan pokok lainnya oleh pemerintah.
“Ini kabar baik bagi masyarakat, sektor jasa transportasi dan pengusaha jasa logistik. Semoga ada trickle down effect serta penurunan harga lainnya seperti tarif dasar listrik dan bahan pokok lainnya di setiap wilayah, jika penyesuaian harga BBM akan benar-benar terealisasi dalam waktu dekat, dan akan menjadi sangat adil bagi rakyat kecil dan menengah,” tutur Arya.
Dengan menurunkan harga BBM, ujar Arya, Indonesia dinilai akan lebih siap menghadapi masa-masa pemulihan pasca pandemi ini ke depannya karena para pelaku usaha khususnya UMKM sudah memiliki modal kebijakan fiskal yang akan sangat memungkinkan adanya efisiensi produksi di masa pascapandemi.
“Akan sangat populis dan menyejukan psikologi masyarakat jika pemerintah siap memangkas harga BBM yang diikuti penurunan tarif listrik dan bahan pokok lainnya, di saat rakyat sedang merasakan beban sosial serta ekonomi yang cukup signifikan seperti sekarang, dan PB HMI menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh kebijakan penyesuaian harga BMM ini," tutur Arya.
Kendati demikian, menurut Arya, sudah saatnya pemerintah memprioritaskan pembangunan oil storage yang saat ini masih kecil. Langkah ini juga membantu mengurangi angka impor minyak. Keberadaan jumlah oil storage yang cukup akan sangat menentukan kekuatan sektor pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan NKRI.
“Di tengah ancaman geopolitik dan gangguan kedaulatan oleh bangsa lain, Indonesia tentu tidak akan mampu bertahan lebih lama jika tidak memiliki oil storage dalam kapasitas besar. Pembangunan itu sangat bermanfaat untuk menekan impor minyak dan memperbaiki pertahanan negara yang jika perang hari ini hanya mampu bertahan tiga hari," katanya.(
)
Sejak 18 Maret 2020 atau 30 hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta para menterinya mengkalkulasi rencana penurunan harga BBM subsidi maupun nonsubsidi seiring dengan merosotnya harga minyak dunia. Namun sampai sekarang harga BBM di Indonesia belum turun.
”Penyesuaian harga BBM mutlak dilakukan pemerintah di tengah terkoreksinya harga minyak dunia yang mencapai 40 persen. Tentunya hal ini akan sangat membantu meringankan beban UMKM serta masyarakat dalam menghadapi krisis pandemik Covid-19 saat ini,” ungkap Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy kepada SINDOnews, Minggu (19/4/2020).
Menurut doa, meskipun tingkat konsumsi BBM dalam situasi seperti ini juga sedang mengalami penurunan, setidaknya bagi para pelaku bisnis jasa logistik, transportasi, dan masyarakat, kebijakan ini akan sangat membantu masyarakat terkait penyesuaian BBM yang diikuti penyesuaian tarif dasar listrik dan bahan pokok lainnya oleh pemerintah.
“Ini kabar baik bagi masyarakat, sektor jasa transportasi dan pengusaha jasa logistik. Semoga ada trickle down effect serta penurunan harga lainnya seperti tarif dasar listrik dan bahan pokok lainnya di setiap wilayah, jika penyesuaian harga BBM akan benar-benar terealisasi dalam waktu dekat, dan akan menjadi sangat adil bagi rakyat kecil dan menengah,” tutur Arya.
Dengan menurunkan harga BBM, ujar Arya, Indonesia dinilai akan lebih siap menghadapi masa-masa pemulihan pasca pandemi ini ke depannya karena para pelaku usaha khususnya UMKM sudah memiliki modal kebijakan fiskal yang akan sangat memungkinkan adanya efisiensi produksi di masa pascapandemi.
“Akan sangat populis dan menyejukan psikologi masyarakat jika pemerintah siap memangkas harga BBM yang diikuti penurunan tarif listrik dan bahan pokok lainnya, di saat rakyat sedang merasakan beban sosial serta ekonomi yang cukup signifikan seperti sekarang, dan PB HMI menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh kebijakan penyesuaian harga BMM ini," tutur Arya.
Kendati demikian, menurut Arya, sudah saatnya pemerintah memprioritaskan pembangunan oil storage yang saat ini masih kecil. Langkah ini juga membantu mengurangi angka impor minyak. Keberadaan jumlah oil storage yang cukup akan sangat menentukan kekuatan sektor pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan NKRI.
“Di tengah ancaman geopolitik dan gangguan kedaulatan oleh bangsa lain, Indonesia tentu tidak akan mampu bertahan lebih lama jika tidak memiliki oil storage dalam kapasitas besar. Pembangunan itu sangat bermanfaat untuk menekan impor minyak dan memperbaiki pertahanan negara yang jika perang hari ini hanya mampu bertahan tiga hari," katanya.(
Baca Juga
Sejak 18 Maret 2020 atau 30 hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta para menterinya mengkalkulasi rencana penurunan harga BBM subsidi maupun nonsubsidi seiring dengan merosotnya harga minyak dunia. Namun sampai sekarang harga BBM di Indonesia belum turun.
(dam)
tulis komentar anda