Tradisi Lebaran Berisiko Tularkan Covid-19, Doni: Yang Berbahaya Itu Tidak Ada Gejala tapi Positif

Kamis, 29 April 2021 - 04:05 WIB
Doni Monardo, menyampaikan bahwa salah satu penyebab penularan apabila terjadi mudik Lebaran adalah melalui orang tanpa gejala (OTG).Foto: SINDOnews/Dok
JAKARTA - Tradisi mudik Lebaran menjadi cara warga perantauan melepas rindu dengan orang tua dan keluarga di kampung halaman setelah setahun penuh mencari rejeki di kota besar. Di tengah pandemi Covid-19, tradisi ini diminta untuk ditunda mengingat grafik kasus positif melonjak pascalibur panjang.

Seperti diketahui, tradisi ini umumnya dipenuhi interaksi fisik, seperti berjabat tangan atau berpelukan. Hal ini berpotensi menjadi titik awal penularan Covid-19. Terlebih lagi apabila terdapat kelompok rentan seperti Ibu hamil, anak-anak, dan kelompok lanjut usia (lansia).



Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyampaikan bahwa salah satu penyebab penularan apabila terjadi mudik Lebaran adalah melalui orang tanpa gejala (OTG). Hal ini ia sampaikan pada saat memberikan arahan dalam acara Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 di Kantor Bupati Cilacap, Jawa Tengah.

“Yang berbahaya itu tidak ada gejala tapi positif. Ini bahaya, karena tidak sadar sudah menulari,” ujar Doni dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (29/4/2021).





Selain itu, Doni berpesan untuk posko mudik juga dapat memfasilitasi penyediaan jaringan komunikasi digital. “Berikan ruang untuk bisa berkomunikasi melalui mudik virtual, posko juga menyediakan mudik virtual ini,” kata Doni.

Doni mengatakan bahwa peran kearifan lokal diharapkan mampu untuk menjadi mitigasi awal bagi para warga yang tingal di daerah rawan bencana. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk bertindak secara bijak menyikapi pandemi.

“Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, silaturahmi dapat dilakukan secara virtual. Hal ini bertujuan untuk menjaga keluarga di kampung halaman serta dapat mengurangi angka penularan Covid-19,” paparnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(thm)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More