Bertandang ke PBNU, Begini Pembicaraan Nadiem soal Kamus Sejarah Indonesia
Kamis, 22 April 2021 - 17:11 WIB
JAKARTA - Sekjen PBNU KH Helmy Faishal Zaini menjelaskan isi pertemuan tertutup antara Mendikbud Nadiem Makarim , Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama ( PBNU ) KH Said Aqil Siradj, Yenny Wahid dan beberapa pengurus. Agenda pembahasan pertemuan tentang hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
"Tadi sudah langsung bertemu dengan Ketum NU KH Said Aqil Siradj, tadi juga diterima oleh beberapa pengurus PB, beliau menyampaikan tabayyun klarifikasi terkait dengan beredarnya kamus sejarah Indonesia yang ternyata tadi pak menteri sudah menyampaikan bahwa ini adalah program 2017," kata Helmy di kantor PBNU, Kamis (22/4/2021).
Ia menambahkan, pihaknya menyampaikan kritik, saran dan masukan kepada Nadiem Makarim. "Sejarah pendidikan Indonesia itu tidak lepas dari peran besar Kiai NU dalam konteks membangun sekaligus merintis berdirinya NKRI," tegasnya.
Helmy melanjutkan, pada 1914 itu yang dikeluarkan KH Hasyim Asyari, hal tersebut yang melandasi umat Islam Indonesia dalam konteks tidak membenturkan antara agama dengan negara. "Agama dengan negara ini bisa beriringan sejalan tanpa harus dipertentangkan," ungkapnya.
Helmy menuturkan, ada beberapa kesepakatan yang dibuat antar keduanya serta PBNU juga menyampaikan dokumen-dokumen resmi ensiklopedia NU.
"Keputusan intinya adalah pak menteri akan menyusun tim baru ini dan melakukan revisi total telah menugasi Arifin Junaedi untuk menjadi salah satu tim perumus untuk menyampaikan masukan agar sejarah ini bisa diluruskan," tutupnya.
"Tadi sudah langsung bertemu dengan Ketum NU KH Said Aqil Siradj, tadi juga diterima oleh beberapa pengurus PB, beliau menyampaikan tabayyun klarifikasi terkait dengan beredarnya kamus sejarah Indonesia yang ternyata tadi pak menteri sudah menyampaikan bahwa ini adalah program 2017," kata Helmy di kantor PBNU, Kamis (22/4/2021).
Ia menambahkan, pihaknya menyampaikan kritik, saran dan masukan kepada Nadiem Makarim. "Sejarah pendidikan Indonesia itu tidak lepas dari peran besar Kiai NU dalam konteks membangun sekaligus merintis berdirinya NKRI," tegasnya.
Helmy melanjutkan, pada 1914 itu yang dikeluarkan KH Hasyim Asyari, hal tersebut yang melandasi umat Islam Indonesia dalam konteks tidak membenturkan antara agama dengan negara. "Agama dengan negara ini bisa beriringan sejalan tanpa harus dipertentangkan," ungkapnya.
Baca Juga
Helmy menuturkan, ada beberapa kesepakatan yang dibuat antar keduanya serta PBNU juga menyampaikan dokumen-dokumen resmi ensiklopedia NU.
"Keputusan intinya adalah pak menteri akan menyusun tim baru ini dan melakukan revisi total telah menugasi Arifin Junaedi untuk menjadi salah satu tim perumus untuk menyampaikan masukan agar sejarah ini bisa diluruskan," tutupnya.
(muh)
tulis komentar anda