Nekat Mudik, Kasus Covid-19 di Indonesia Bisa Seperti India
Selasa, 20 April 2021 - 11:48 WIB
Dia menambahkan, menyambut Idulfitri, sudah sudah ada larangan mudik. Namun, kata dia, tetap harus diwaspadai potensi mudik di luar ketentuan yang resmi. "Berkaca dari pengalaman sebelumnya, meski ada larangan, tetap saja ada upaya masyarakat untuk mudik bersama. Bayangkan bila ada jutaan warga yang mudik sebelum tanggal 6 Mei, sesuai ketentuan, bisa-bisa penyebaran Covid-19 menjadi tidak terkendali," imbuhnya.
Menurut dia, untuk menghindari ledakan Covid-19, perlu langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, juga seluruh elemen masyarakat. "Caranya, ya dengan gotong royong. Masyarakat diharapkan sadar dan mau mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak mudik ditahun ini. Karena sesungguhnya, kalau masyarakat abai terhadap ketentuan pemerintah, pandemi bisa meledak setiap saat," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Selanjutnya, dia mengimbau kepada masyarakat dan pemerintahan desa maupun daerah tujuan mudik, perlu melakukan langkah-langkah tegas, menghalau warga yang tetap nekat mudik bersama. "Aparat desa bekerja sama dengan aparat keamanan negara harus berani melarang pemudik memasuki wilayah tujuan mudik. Bila tetap nekat, ya disuruh pulang kembali," ujarnya.
Selain itu, dia meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus secara terus-menerus menyosialisasikan apa risikonya jika tetap memaksakan diri untuk mudik. Kata Rahmad, pemerintah harus menggelorakan kewaspadaan.
"Jangan sampai ledakan kasus baru corona naik seperti yang terjadi di India. Bila sosialisasi ini dilakukan secara masif kepada masyarakat serta ditambah adanya ancaman bahwa warga yang mudik ditolak, bisa jadi dan kita harapkan calon calon pemudik akan berpikir duakali untuk mudik lebaran tahun ini," ujarnya.
Kemudian, dia mengingatkan masyarakat jangan merasa pandemi Covid-19 sudah aman saat ini. Meski vaksinasi sudah dilakukan, lanjut dia, tapi pandemi belum bisa dikendalikan.
"Sekali lagi, belajar dari kasus di India, ya pemerintah pusat dan daerah dan semua masyarakat jangan lengah, jangan abaikan protokol kesehatan. Pemerintah dan masyarakat tetap wajib melakukan 5 M. Lalu, bersama-sama menjaga kampung masing masing. Dengan meningkatkan kewaspadaan dengan cara bergotong royong, saya kira kita bisa melalui pandemi. Indonesia tidak boleh seperti India," jelasnya.
Dia mengatakan, dengan kesabaran dan kesadaran serta gotong-royong yang kuat dari masyarakat melalui merayakan Idul fitri di kotanya masing masing. "Tidak melakukan mudik serta beribadah merayakan di rumah bersama keluarga adalah modal dasar kita untuk bahu-membahu membebaskan kita dari Covid-19 serta menjadi pertahanan kesehatan kita bersama," pungkasnya.
Menurut dia, untuk menghindari ledakan Covid-19, perlu langkah dan antisipasi nyata dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, juga seluruh elemen masyarakat. "Caranya, ya dengan gotong royong. Masyarakat diharapkan sadar dan mau mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak mudik ditahun ini. Karena sesungguhnya, kalau masyarakat abai terhadap ketentuan pemerintah, pandemi bisa meledak setiap saat," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Selanjutnya, dia mengimbau kepada masyarakat dan pemerintahan desa maupun daerah tujuan mudik, perlu melakukan langkah-langkah tegas, menghalau warga yang tetap nekat mudik bersama. "Aparat desa bekerja sama dengan aparat keamanan negara harus berani melarang pemudik memasuki wilayah tujuan mudik. Bila tetap nekat, ya disuruh pulang kembali," ujarnya.
Selain itu, dia meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus secara terus-menerus menyosialisasikan apa risikonya jika tetap memaksakan diri untuk mudik. Kata Rahmad, pemerintah harus menggelorakan kewaspadaan.
"Jangan sampai ledakan kasus baru corona naik seperti yang terjadi di India. Bila sosialisasi ini dilakukan secara masif kepada masyarakat serta ditambah adanya ancaman bahwa warga yang mudik ditolak, bisa jadi dan kita harapkan calon calon pemudik akan berpikir duakali untuk mudik lebaran tahun ini," ujarnya.
Kemudian, dia mengingatkan masyarakat jangan merasa pandemi Covid-19 sudah aman saat ini. Meski vaksinasi sudah dilakukan, lanjut dia, tapi pandemi belum bisa dikendalikan.
"Sekali lagi, belajar dari kasus di India, ya pemerintah pusat dan daerah dan semua masyarakat jangan lengah, jangan abaikan protokol kesehatan. Pemerintah dan masyarakat tetap wajib melakukan 5 M. Lalu, bersama-sama menjaga kampung masing masing. Dengan meningkatkan kewaspadaan dengan cara bergotong royong, saya kira kita bisa melalui pandemi. Indonesia tidak boleh seperti India," jelasnya.
Dia mengatakan, dengan kesabaran dan kesadaran serta gotong-royong yang kuat dari masyarakat melalui merayakan Idul fitri di kotanya masing masing. "Tidak melakukan mudik serta beribadah merayakan di rumah bersama keluarga adalah modal dasar kita untuk bahu-membahu membebaskan kita dari Covid-19 serta menjadi pertahanan kesehatan kita bersama," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda