Halim dan Nadiem, Dua Menteri yang Dinilai Tak Punya Terobosan
Senin, 19 April 2021 - 06:10 WIB
JAKARTA - Menteri yang kontroversial dan tak punya terobosan dinilai bakal ”tergilas” roda reshuffle kabinet . Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyebut dua menteri yang memenuhi kriteria tersebut adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim .
Ujang memperkirkan Halim bakal muncul dalam daftar reshuffle setelah ramai isu soal jual beli jabatan di lingkungan Kemendes PDT. "Menteri Desa layak di-reshuffle karena diduga melakukan jual beli jabatan," kata Ujang Komarudin, Senin (19/4/2021).
Sementara Nadiem juga masuk daftar karena banyak menimbulkan kontroversi serta tidak menunjukkan terobosan cemerlang di Kemendikbud. "Tak ada transformasi kebijakan cemerlang soal IT di Kemendikbud. Harapan pendidikan bisa ada loncatan, nyatanya biasa-biasa saja. Nadiem mungkin ahli IT. Tapi bukan ahli tentang pendidikan," jelasnya.
Ujang menjelaskan, Jokowi sebaiknya mengembalikan kursi Menteri Pendidikan kepada seorang profesional dari organisasi Muhammadiyah. Hal itu seperti yang terjadi pada Kementerian Agama yang saat ini sudah kembali dirarahkan kepada Nahdlatul Ulama (NU) pada reshuffle Desember lalu.
"Nah Kemendibud ini kan tradisinya menteri dari kalangan Muhammadiyah. Tinggal cari saja ahli pendidikan dari Muhammadiyah. Kalau pun dari partai, Kemendibud yang lalu-lalu diisi oleh PAN. Karena PAN ada kaitannya dengan Muhammadiyah (Yahya Muhaimin dan Bambang Sudibyo)," pungkasnya.
Ujang memperkirkan Halim bakal muncul dalam daftar reshuffle setelah ramai isu soal jual beli jabatan di lingkungan Kemendes PDT. "Menteri Desa layak di-reshuffle karena diduga melakukan jual beli jabatan," kata Ujang Komarudin, Senin (19/4/2021).
Sementara Nadiem juga masuk daftar karena banyak menimbulkan kontroversi serta tidak menunjukkan terobosan cemerlang di Kemendikbud. "Tak ada transformasi kebijakan cemerlang soal IT di Kemendikbud. Harapan pendidikan bisa ada loncatan, nyatanya biasa-biasa saja. Nadiem mungkin ahli IT. Tapi bukan ahli tentang pendidikan," jelasnya.
Ujang menjelaskan, Jokowi sebaiknya mengembalikan kursi Menteri Pendidikan kepada seorang profesional dari organisasi Muhammadiyah. Hal itu seperti yang terjadi pada Kementerian Agama yang saat ini sudah kembali dirarahkan kepada Nahdlatul Ulama (NU) pada reshuffle Desember lalu.
"Nah Kemendibud ini kan tradisinya menteri dari kalangan Muhammadiyah. Tinggal cari saja ahli pendidikan dari Muhammadiyah. Kalau pun dari partai, Kemendibud yang lalu-lalu diisi oleh PAN. Karena PAN ada kaitannya dengan Muhammadiyah (Yahya Muhaimin dan Bambang Sudibyo)," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda