Tidak Mudik, Pengendalian Diri yang Berbuah Berkah
Minggu, 18 April 2021 - 09:34 WIB
JAKARTA - Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
KARENA kehendak baik semua elemen masyarakat untuk tidak mudik, biarlah puasa Ramadhan hingga libur merayakan Idul Fitri tahun 2021 ini menjadi berkah yang akan mempercepat berakhirnya krisis kesehatan di dalam negeri akibat pandemi Covid-19.
Ketika pemerintah menerbitkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak mudik Lebaran tahun ini, imbauan itu patut diterjemahkan sebagai ajakan kepada semua orang untuk mau mengendalikan diri.
Benar bahwa ada kerinduan mendalam untuk berkumpul bersama keluarga besar dan para kerabat di kampung halaman pada momentum hari lebaran. Namun, ketika puasa Ramadhan dan Idul Fitri berlangsung di tengah krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semua orang, tanpa kecuali, diajak untuk mau mengendalikan diri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Bukankah pengendalian diri menjadi keutamaan atau esensi puasa Ramadhan? Melalui proses pengendalian diri selama puasa Ramadhan hingga waktunya merayakan Idul Fitri nanti, semua orang didorong untuk mengelola dan mengobati kerinduan kepada orang tua serta kerabat di kampung halaman dengan memanfaatkan sarana yang tersedia.
Selain saling mendoakan dan saling berbalas pesan silaturahmi, kerinduan itu misalnya bisa terobati dengan saling tatap muka melalui panggilan video.
Orang tua dan kerabat di kampung halaman pasti bisa memahami mengapa momentum kebersamaan di hari Lebaran tahun ini tak bisa terwujud. Sebenarnya, sudah terbangun saling pengertian. Faktor pandemi secara tidak langsung telah membangun kesepakatan bersama agar semua orang membatasi pergerakan masing-masing.
Pembatasan itu menyebabkan kerabat di kampung halaman tidak leluasa bepergian ke kota, dan warga perkotaan pun tak leluasa untuk pergi kampung halaman. Karena terbangunnya saling pengertian itu, mestinya tidak ada yang tersakiti atau dikecewakan karena imbauan tidak mudik itu.
Ketua MPR RI/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
KARENA kehendak baik semua elemen masyarakat untuk tidak mudik, biarlah puasa Ramadhan hingga libur merayakan Idul Fitri tahun 2021 ini menjadi berkah yang akan mempercepat berakhirnya krisis kesehatan di dalam negeri akibat pandemi Covid-19.
Ketika pemerintah menerbitkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak mudik Lebaran tahun ini, imbauan itu patut diterjemahkan sebagai ajakan kepada semua orang untuk mau mengendalikan diri.
Benar bahwa ada kerinduan mendalam untuk berkumpul bersama keluarga besar dan para kerabat di kampung halaman pada momentum hari lebaran. Namun, ketika puasa Ramadhan dan Idul Fitri berlangsung di tengah krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semua orang, tanpa kecuali, diajak untuk mau mengendalikan diri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Bukankah pengendalian diri menjadi keutamaan atau esensi puasa Ramadhan? Melalui proses pengendalian diri selama puasa Ramadhan hingga waktunya merayakan Idul Fitri nanti, semua orang didorong untuk mengelola dan mengobati kerinduan kepada orang tua serta kerabat di kampung halaman dengan memanfaatkan sarana yang tersedia.
Selain saling mendoakan dan saling berbalas pesan silaturahmi, kerinduan itu misalnya bisa terobati dengan saling tatap muka melalui panggilan video.
Orang tua dan kerabat di kampung halaman pasti bisa memahami mengapa momentum kebersamaan di hari Lebaran tahun ini tak bisa terwujud. Sebenarnya, sudah terbangun saling pengertian. Faktor pandemi secara tidak langsung telah membangun kesepakatan bersama agar semua orang membatasi pergerakan masing-masing.
Pembatasan itu menyebabkan kerabat di kampung halaman tidak leluasa bepergian ke kota, dan warga perkotaan pun tak leluasa untuk pergi kampung halaman. Karena terbangunnya saling pengertian itu, mestinya tidak ada yang tersakiti atau dikecewakan karena imbauan tidak mudik itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda