Doni Monardo Sebut Kasus COVID-19 Nasional Sudah Sangat Baik
Jum'at, 16 April 2021 - 11:18 WIB
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengungkapkan bahwa saat ini kasus aktif COVID- 19 secara nasional sudah sangat baik. Sementara kasus global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengalami kenaikan hingga 9% dan angka kematian global naik 5%.
Menurut data WHO, beberapa negara di dunia bahkan mengalami peningkatan kasus akhir-akhir ini, meskipun beberapa negara tersebut sudah melaksanakan program vaksinasi bagi masyarakatnya.
Sementara dari data Satgas Penanganan COVID-19 nasional, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 14,2% pada pekan ini dari pekan sebelumnya. Kemudian untuk kasus kematian juga turun 17,6%, namun angka kesembuhan juga menurun 3,5% dibanding pekan sebelumnya.
“Kasus kita secara nasional sudah sangat baik sekarang. Sementara di negara lain mengalami peningkatan yang luar biasa. Angka kematiannya tinggi kasus aktif hariannya juga sangat tinggi sekali padahal banyak negara yang sudah vaksin,” ujar Doni dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).
Berkaca dari hal itu, Doni kembali menegaskan bahwa vaksinasi bukan jaminan seseorang tidak terpapar COVID-19. Vaksin berhubungan dengan daya tahan dan kekebalan tubuh seseorang.
Sehingga dengan vaksinasi maka seseorang mampu lebih tahan terhadap COVID-19. “Vaksin tidak menjadi jaminan bahwa kasus Covid-19 akan berkurang. Tapi vaksin bisa membantu membuat orang menjadi lebih tahan terhadap COVID-19,” jelas Doni.
Sebagai seorang penyintas, Doni juga menjelaskan bahwa sejauh ini COVID-19 masih menjadi ancaman bagi setiap orang. Apabila penanganannya terlambat, maka risiko terburuk adalah kematian. “Kalau terlambat dirawat di rumah sakit maka risikonya adalah kematian,” kata Doni.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, pengendalian COVID-19 adalah dengan menjalankan ‘gas dan rem’. Hal itu harus dilakukan bersama-sama mengingat pandemi ini belum berakhir.
“Gas dan rem. Kita harus bisa kontrol. Kita harus bisa mengendalikan emosi. COVID-19 belum berakhir, masih ada. Tidak ada negara di dunia ini yang terbebas dari COVID-19,” tegas Doni.
Selain itu, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo pada acara Rakornas Penanggulangan Bencana 2021, upaya selanjutnya adalah konsistensi untuk tetap patuh protokol kesehatan 3M, mengikuti program 3T dan mentaati program vaksinasi.
Adapun upaya tersebut harus bersama-sama dilakukan mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya dibantu komponen yang lain sehingga penularan COVID-19 dapat dikendalikan dengan baik.
“Konsisten. Tidak bisa kita hanya disiplin satu hari dua hari. Satu jam kita lengah, kita lalai satu menit, kita pun bisa terpapar COVID-19,” tutup Doni.
Menurut data WHO, beberapa negara di dunia bahkan mengalami peningkatan kasus akhir-akhir ini, meskipun beberapa negara tersebut sudah melaksanakan program vaksinasi bagi masyarakatnya.
Sementara dari data Satgas Penanganan COVID-19 nasional, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 14,2% pada pekan ini dari pekan sebelumnya. Kemudian untuk kasus kematian juga turun 17,6%, namun angka kesembuhan juga menurun 3,5% dibanding pekan sebelumnya.
“Kasus kita secara nasional sudah sangat baik sekarang. Sementara di negara lain mengalami peningkatan yang luar biasa. Angka kematiannya tinggi kasus aktif hariannya juga sangat tinggi sekali padahal banyak negara yang sudah vaksin,” ujar Doni dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).
Berkaca dari hal itu, Doni kembali menegaskan bahwa vaksinasi bukan jaminan seseorang tidak terpapar COVID-19. Vaksin berhubungan dengan daya tahan dan kekebalan tubuh seseorang.
Sehingga dengan vaksinasi maka seseorang mampu lebih tahan terhadap COVID-19. “Vaksin tidak menjadi jaminan bahwa kasus Covid-19 akan berkurang. Tapi vaksin bisa membantu membuat orang menjadi lebih tahan terhadap COVID-19,” jelas Doni.
Sebagai seorang penyintas, Doni juga menjelaskan bahwa sejauh ini COVID-19 masih menjadi ancaman bagi setiap orang. Apabila penanganannya terlambat, maka risiko terburuk adalah kematian. “Kalau terlambat dirawat di rumah sakit maka risikonya adalah kematian,” kata Doni.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, pengendalian COVID-19 adalah dengan menjalankan ‘gas dan rem’. Hal itu harus dilakukan bersama-sama mengingat pandemi ini belum berakhir.
“Gas dan rem. Kita harus bisa kontrol. Kita harus bisa mengendalikan emosi. COVID-19 belum berakhir, masih ada. Tidak ada negara di dunia ini yang terbebas dari COVID-19,” tegas Doni.
Selain itu, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo pada acara Rakornas Penanggulangan Bencana 2021, upaya selanjutnya adalah konsistensi untuk tetap patuh protokol kesehatan 3M, mengikuti program 3T dan mentaati program vaksinasi.
Adapun upaya tersebut harus bersama-sama dilakukan mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya dibantu komponen yang lain sehingga penularan COVID-19 dapat dikendalikan dengan baik.
“Konsisten. Tidak bisa kita hanya disiplin satu hari dua hari. Satu jam kita lengah, kita lalai satu menit, kita pun bisa terpapar COVID-19,” tutup Doni.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda