Wahid Foundation Harap Program Desa Damai Dikembangkan di Sumenep
Senin, 12 April 2021 - 19:50 WIB
"Pemberdayaan perempuan saat ini sangat lemah implementasinya di lapangan kaitannya dengan intervensi pemerintah kabupaten di dalamnya. Untuk saat ini kami membutuhkan kerjasama dan mitra-mitra untuk hal ini, " Ungkap Achmad Fauzi membuka sesi diskusi dalam audiensi tersebut.
Dia menyebutkan beberapa masalah yang banyak terjadi di tengah masyarakat, salah satunya yaitu banyaknya anak-anak yang putus sekolah dan diantara mereka banyak yang memutuskan untuk menikah dini. Sementara itu catatan survey menurut sejumlah ahli, pernikahan dini menjadi salah sebab terbanyak dalam kasus kekerasan di dalam rumah tangga.
"Keberadaan Wahid Foundation dengan Program Desa Damai menyumbang dalam pencegahan prosentase pencegahan banyaknya anak yang putus sekolah, begitu pula selanjutnya dengan anak yang menikah dini," ujar Fauzi melanjutkan problematika masyarakat Sumenep saat ini.
Baginya, pemberdayaan perempuan saat ini sangatlah urgent. Sebab, populasi gender terbanyak saat ini di Sumenep adalah perempuan. Maka menurutnya, pemberdayaan perempuan sangatlah bisa memberikan sumbangsih dari segi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembangunan kualitas sumberdaya manusia khususnya perempuan.
Program Desa Damai Wahid Foundation yang sudah berjalan sejak tahun 2017 tersebut menyumbang kontribusi terhadap pembangunan, sebab program tersebut sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS). Selain itu, Program Desa Damai juga sesuai dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Suistanable Development Goals) yaitu kesetaraan gender dan juga menyesuaikan dengan visi misi RPJMD masing-masing desa.
Selanjutnya, Bupati Kabupaten Sumenep akan mengundang kembali Wahid Foundation dan Pokja dari 3 Desa setelah adanya data terbaru terkait permasalahan perempuan yang saat ini relevan terjadi di di Sumenep untuk selanjutnya dibangun rencana kemitraan dengan pemerintah Kabupaten Sumenep.
Dia menyebutkan beberapa masalah yang banyak terjadi di tengah masyarakat, salah satunya yaitu banyaknya anak-anak yang putus sekolah dan diantara mereka banyak yang memutuskan untuk menikah dini. Sementara itu catatan survey menurut sejumlah ahli, pernikahan dini menjadi salah sebab terbanyak dalam kasus kekerasan di dalam rumah tangga.
"Keberadaan Wahid Foundation dengan Program Desa Damai menyumbang dalam pencegahan prosentase pencegahan banyaknya anak yang putus sekolah, begitu pula selanjutnya dengan anak yang menikah dini," ujar Fauzi melanjutkan problematika masyarakat Sumenep saat ini.
Baginya, pemberdayaan perempuan saat ini sangatlah urgent. Sebab, populasi gender terbanyak saat ini di Sumenep adalah perempuan. Maka menurutnya, pemberdayaan perempuan sangatlah bisa memberikan sumbangsih dari segi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembangunan kualitas sumberdaya manusia khususnya perempuan.
Program Desa Damai Wahid Foundation yang sudah berjalan sejak tahun 2017 tersebut menyumbang kontribusi terhadap pembangunan, sebab program tersebut sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme (RAN PE) dan Rencana Aksi Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS). Selain itu, Program Desa Damai juga sesuai dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs (Suistanable Development Goals) yaitu kesetaraan gender dan juga menyesuaikan dengan visi misi RPJMD masing-masing desa.
Selanjutnya, Bupati Kabupaten Sumenep akan mengundang kembali Wahid Foundation dan Pokja dari 3 Desa setelah adanya data terbaru terkait permasalahan perempuan yang saat ini relevan terjadi di di Sumenep untuk selanjutnya dibangun rencana kemitraan dengan pemerintah Kabupaten Sumenep.
(kri)
tulis komentar anda