Wahid Foundation Ungkap 60% Rohaniawan Islam Dukung Jihad dengan Kekerasan

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 13:34 WIB
loading...
Wahid Foundation Ungkap...
Diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Pemuda, Intoleransi, dan Lembaga Pendidikan Kita secara daring, Sabtu (24/10/2020). FOTO/CAPTURE/SINDOnews/RAKA DWI NOVIANTO
A A A
JAKARTA - Senior Officer Media dan Kampanye Wahid Foundation , Siti Kholisoh mengungkapkan bahwa dalam survei yang dilakukan pihaknya ditemukan bahwa sebanyak 60% rohaniawan Islam mendukung ekspresi jihad dengan menggunakan kekerasan. Survei dilakukan pada 2018 dengan menggandeng Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama.

"Ketika kita angkat dalam konteks kebutuhan mereka terhadap jihad, di ekspresi jihad dengan menggunakan kekerasan itu di medan-medan peperangan seperti di daerah konflik Syuriah, Afganistan dukungan mereka cukup tinggi sekitar 60% nah tentu ini juga bisa menjadi salah satu catatan kita," ujar Siti Kholisoh dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk "Pemuda, Intoleransi, dan Lembaga Pendidikan Kita" secara daring, Sabtu (24/10/2020).

Dalam segmen lainnya terkait konsep khilafah, Siti menyebut masih banyak rohaniawan Islam masih gamang terhadap konsep khilafah sebenernya. Meski begitu hal ini perlu diperdalam melalui riset-riset lebih lanjut. "Dugaan mereka terhadap konsep khilafah Islamiyyah cukup tinggi meskipun fakta di lapangan juga menemukan bahwa mereka cukup gamang juga tidak tahu sesungguhnya apakah konsep khilafah yang kemudian sering digembar-gemborkan oleh beberapa pemateri agama di kalangan mereka," katanya. (Baca juga: Hari Santri dan Ultimatum Resolusi Jihad )

Tidak hanya itu, Wahid Foundation juga telah melakukan pendampingan di sekolah negeri, khususnya di SMA di empat provinsi besar di Indonesia. Keempatnya yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Temuannya memang cukup bervariatif ya kemudian ternyata sekolah kita yang seharusnya bisa menjadi tempat yang cukup strategis untuk melakukan penanaman nilai yang inklusif yang damai dan terbuka terhadap segala perbedaan ternyata kita masih belum memadai," ungkapnya.

Dirinya mendefinisikan hal tersebut karena kurangnya komunikasi yang baik dengan guru dan siswanya. Bahkan dirinya menyebut banyak guru keagamaan yang cenderung memaksakan mengenai konsep ideologi yang mereka yakini atas kelompok-kelompok mereka.

"Tetapi kemudian seharusnya yang perlu dilakukan oleh guru adalah membuka ruang-ruang yang sangat terbuka dalam proses belajar mengajar di kalangan siswa itu yang menjadi salah satu bekal," katanya. (Baca juga: Kisah Mengharukan Ayah dan Anak Berebut Jihad di Perang Badar )

Selain itu, adanya jarak pengetahuan keagamaan antara guru dan siswanya. Di mana hal tersebut menjadi salah satu tantangan, sehingga siswa ini tidak merasa puas atas jawaban-jawaban atau penjelasan dari guru.

Dan pada akhirnya siswa membuka presepsi dan memilih mencari referensi-referensi lain yang kemudian ternyata yang banyak ditemukan adalah referensi-referensi pandangan-pandangan yang fanatik.

"Ini ketemu antara presepsi yang awal mereka bangun, lalu mereka kemudian mendapatkan referensi-referensi yang tertutup sehingga ketidakpuasan itu menimbulkan miss kepercayaan terhadap guru, dia selalu mencari pembanding-pembanding," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Semangat Jihad Bela...
Semangat Jihad Bela Palestina dengan Memperhatikan Kemaslahatan Umat
MUI Dukung Fatwa Jihad...
MUI Dukung Fatwa Jihad Ulama Muslim Internasional Melawan Israel
Survei Median: Mayoritas...
Survei Median: Mayoritas Publik Indonesia Dukung Palestina Sebagai Satu-satunya Negara Berdaulat
Ijtihad Tepuk Nyamuk:...
Ijtihad 'Tepuk Nyamuk': Logika Radikal-Terorisme
Ramadan Berkah, Program...
Ramadan Berkah, Program Gus Dur for Humanity Berdayakan Perempuan
LSI Denny JA: Indeks...
LSI Denny JA: Indeks Tata Kelola Indonesia Masih Tertinggal
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
Kisaran Gaji Lulusan...
Kisaran Gaji Lulusan S1 Harvard University Berdasar Hasil Survei
Survei KPK: Indeks Integritas...
Survei KPK: Indeks Integritas Pendidikan RI Anjlok, Kasus Menyontek Masih Marak!
Rekomendasi
Gagas Ekowisata Mangrove,...
Gagas Ekowisata Mangrove, PLN EPI Kembangkan Ekonomi Kerakyatan di Desa Bunton Cilacap
Rem Blong, Penyebab...
Rem Blong, Penyebab Kecelakaan Maut Truk Tabrak Angkot di Purworejo hingga 11 Tewas
Kapan Final Liga Champions...
Kapan Final Liga Champions 2025 Digelar, dan Siapa Lawan Inter Milan?
Berita Terkini
Jokowi Tepis Isu Prabowo...
Jokowi Tepis Isu Prabowo Presiden Boneka: Visinya Kuat untuk Rakyat
Bill Gates Terkesan...
Bill Gates Terkesan dan Apresiasi Pelaksanaan Program MBG
Haji Isam Dampingi Presiden...
Haji Isam Dampingi Presiden Prabowo Terima Kunjungan Bill Gates di Istana
Jokowi Bantah Ikut Campur...
Jokowi Bantah Ikut Campur Mutasi Letjen Kunto Putra Try Sutrisno: Itu Urusan Internal TNI
Cerita Riezky Aprilia...
Cerita Riezky Aprilia Diminta Hasto Mundur sebagai Anggota DPR Terpilih
UMK Minuman Herbal Binaan...
UMK Minuman Herbal Binaan Pelindo Tembus Kanada
Infografis
Memanas, Pakistan Ancam...
Memanas, Pakistan Ancam Serang India dengan Senjata Nuklir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved