Mengenang 71 Tahun Mosi Integral Natsir Memperkokoh NKRI
Sabtu, 03 April 2021 - 10:06 WIB
Mosi Integral benar-benar sebuah terobosan brilian yang menjadi pembuka jalan bagi pulihnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui jalan demokratis dan cara yang terhormat.
Mohammad Natsir melalui Mosi Integral mengajak semua pemimpin negara-negara bagian, waktu itu ada 15 "negara boneka bikinan Van Mook" yakni: Negara Dayak Besar, Negara Indonesia Timur, Negara Borneo Tenggara, Negara Borneo Timur, Negara Borneo Barat, Negara Bengkulu, Negara Biliton, Negara Riau, Negara Sumatera Timur, Negara Banjar, Negara Madura, Negara Pasundan, Negara Sumatera Selatan, Negara Jawa Timur, dan Negara Jawa Tengah, supaya membubarkan diri secara damai dan bersama-sama pula mendirikan NKRI melalui prosedur parlementer.
Pada 17 Agustus 1950 yang diawali Mosi Integral Natsir di Parlemen (DPR-RIS) pada 3 April 1950 sebagai prolognya, Republik Indonesia untuk kedua kalinya diproklamirkan menjadi Negara Kesatuan oleh Presiden Soekarno dalam sebuah pidato kenegaraan di Istana Merdeka Jakarta. Itulah "Hari Proklamasi Kemerdekaan RI" yang kedua setelah Proklamasi 17 Agustus 1945.
Semenjak itu resmi pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS). Dua hari sebelumnya, 15 Agustus 1950 Presiden Soekarno membacakan Piagam Pernyataan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia di muka rapat gabungan DPR-RIS dan Senat di Jakarta. Republik Indonesia Serikat hanya berumur tujuh bulan.
Seminggu kemudian, Presiden Soekarno menunjuk Mohammad Natsir menjadi formatur untuk membentuk Kabinet Republik Indonesia di bawah pimpinan Perdana Menteri Mohammad Natsir.
Dari fakta sejarah ini, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammad Fuad Nasar menegaskan bahwa Mosi Integral Mohammad Natsir, sebuah fakta sejarah yang penting dan tak boleh dilupakan. "Karena Mosi Integral itulah, dengan kehendak Allah, yang menyelamatkan kesinambungan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia," dalam keterangannya, Sabtu (3/4/2021).
"Negara yang diproklamirkan kemerdekaannya oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada Jumat 17 Agustus 1945, bulan Ramadhan, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta dipersatukan kembali melalui Mosi Integral Mohammad Natsir," kata Fuad.
Fuad juga mengatakan bahwa sejarah bukan sekadar romantisme masa lalu. "Sejarah adalah ingatan kolektif suatu bangsa dan kekayaan moral yang menjadi modal bersama dalam menghadapi kompleksitas kondisi masa kini dan tantangan masa depan," katanya.
(abd)
tulis komentar anda